yoldash.net

Lubang Hitam Raksasa Bisa Dicek Lewat Hp, Bagaimana Caranya?

Aplikasi baru di iPhone memungkinkan pengguna mengecek lubang hitam raksasa di pusat Bima Sakti hanya lewat Hp.
Ilustrasi. Aplikasi baru di iPhone memungkinkan pengguna mengecek lubang hitam raksasa di pusat Bima Sakti lewat hp. (Foto: iStockphoto/Cappan)

Jakarta, Indonesia --

Black hole atau lubang hitam menjadi objek astronomi yang kerap menjadi penelitian para ilmuwan. Untuk menemukan objek astronomi ini, para pakar biasanya butuh teleskop luar angkasa untuk melihatnya.

Namun, sekarang kita bisa melihat lubang hitam hanya lewat Hp di genggaman tangan. Bagaimana caranya?

Melansir Space, sebuah aplikasi iPhone baru memungkinkan pengguna mengecek lubang hitam raksasa di pusat Bima Sakti hanya lewat smartphone. Aplikasi gratis bernama Galactic Compass ini dikembangkan oleh Matthew Webb dan rilis di Apple Store pada 15 Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aplikasi ini dirancang untuk selalu mengarahkan pengguna ke arah Pusat Galaksi.

Inspirasi yang dikembangkan oleh Matthew untuk aplikasi ini berasal dari pembelajarannya selama bertahun-tahun untuk selalu mengetahui dimana Pusat Galaksi. Hal tersebut dia tuliskan di situs pribadinya yang sekaligus menjadi pengumuman peluncuran dari aplikasi Galactic Compass.

ADVERTISEMENT

"Saya akhirnya menunjuk ke trotoar, atau ke jalan, dan berpikir, 'ya, di situlah tempatnya", kata Matthew Webb dalam postingannya di sebuah blog, Kamis (15/2).

"Akhirnya saya punya gambaran tentang diri saya sendiri,Bumi, dan tata surya, dan pusat galaksi yang awalnya berputar mengelilingi saya, dan sekarang terbalik, saya memutarnya. Situasinya sangat liar", tambahnya.

Matthew mengembangkan Galactic Compass dengan bantuan kecerdasan buatan(AI) ChatGPT dan mengintegrasikan perhitungan kompleks untuk menemukan Pusat Galaksi yang sehubungan dengan tanggal dan lokasi dari pengguna saat menggunakan aplikasi.

Secara visual aplikasi Galactic Compass dibuat dengan panah 3D yang bisa berputar secara real-time sebagai respons terhadap orientasi perangkat.

Pengguna harus memposisikan handphone pada permukaan yang rata agar panah di layar bisa mengorientasikan arahnya dengan benar dan menunjuk Pusat Galaksi sebagai titik tetap.

"Saya menggunakan SwiftAA. Buatlah objek Swift baru yang mengambil tanggal dan lokasi perangkat saat ini, serta menyediakan azimuth dan ketinggian pusat galaksi (saya mencari koordinat lubang hitam pusat sebagai proksi).

Dengan menggunakan objek Galactic Center yang baru, tampilkan azimuth dan ketinggian di bagian baru pada layar debug," kata Matthew.

Menurut dia, aplikasi ini selalu mengarah ke lubang hitam raksasa di pusat galaksi.

"Begitu Anda bisa mengikutinya, Anda mulai melihat pusat galaksi sebagai titik tetap yang sebenarnya, dan kitalah yang bergerak dan berputar. Di sana tetap ada, lubang hitam raksasa di pusat galaksi kita, Sagitarius A*, kokoh seperti batu, abadi. Kita menjalani hari-hari kita; lubang hitam itu selalu ada di sana," kata dia.

Meskipun masih merasa belum puas atas aplikasi buatannya, Matthew mengatakan aplikasi Galactic Compass tidak cukup buruk untuk kolaborasi seseorang yang tidak bisa membuat aplikasi dan teknologi AI.

"Galactic Compass masih cukup 'janky', tentu saja, tapi itu tidak buruk untuk kolaborasi antara seseorang yang tidak bisa membuat aplikasi dan AI yang baru berusia satu tahun," kata Matthew.

(ren/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat