yoldash.net

Instagram Dewi Perssik Banjir Sindiran Politik di Balik Sapi Kurban

Komentar netizen soal dugaan motif politik di balik sapi kurban membanjiri akun Instagram Dewi Perssik.
Ilustrasi. Netizen pertanyakan motif di balik polemik sapi kurban Dewi Perssik. (YashilG/Pixabay)

Jakarta, Indonesia --

Netizen ramai-ramai mempertanyakan ironi dalam polemik sapi kurban pedangdut Dewi Perssik; mengaku tak ada motif politik tapi menyinggung tokoh politik.

Diberitakan sebelumnya, Dewi mengunggah keluhan soal penolakan sapi kurbannya oleh Ketua RT setempat di akun Instagram-nya. Sapi itu diakui dititipkan lewat kelompok relawan Sahabat Ganjar. Polemik ini sempat membuat polisi turun tangan.

Mediasi pun digelar antara kedua pihak di sebuah masjid di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (29/6). Masalahnya, upaya perdamaian itu berujung deadlock.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT

Dalam salah satu unggahannya, Dewi mempertanyakan penolakan RT itu sambil mengaitkannya dengan lingkungan yang berdekatan dengan kediaman salah satu kandidat Presiden Anies Baswedan.

"Bapak RT lebak bulus 2 RT 4 RW 6 tidak menerima daging kurban dr dewi perssik, katanya warganya sudah banyak daging kurbannya jadi tidak butuh. sampe membentak ART2 dan driver saya," tulis dia akun Instagram-nya, dewiperssik9.

"Dan kalaupun mau dibantuin sapinya harus bayar 100 juta. Gitu versi dari ART2, asisten, security dan supir saya. Bahkan nantangin saya pak RTNya. Berani sekali anda nyuruh art2 sy utk disampaikan ke saya, apa krn bertetangga sm pak anies baswedan anda ?" cetusnya.

Hingga Kamis (29/6) malam, postingan itu pun menuai 2.324 komentar warganet. Banyak yang mempertanyakan konsistensi pernyataanya.

[Gambas:Instagram]

Dalam unggahan lainnya, Dewi menyatakan, "Tolong jangan bicara politik disini, saya tidak tau politik, saya taunya berkurban sapi bukan berkurban perasaan."

Postingan ini juga banjir komentar hingga 1.207 kali.

Komentar-komentar itu banyak yang bernada skeptis. Akun akbar.purnomoo, misalnya, mempertanyakan soal klaim ketiadaan motif politik. Sementara, kurbannya menggandeng relawan salah satu capres. 

"Tidak tau politik. Tapi qurbannya bareng pendukung ganjar. Hmm," kicaunya.

Senada, akun gerai_bilqis4 menyindir, "Klo niat nyumbang tinggal serahkan hewannya..knp mesti Pakai relawan ganjar..?"

"Bukan ibadah qurban ini tpi iklan kampanye Ganjar, jdi org tdk menerima . Kasihan RT & warga setempat jd korban framing media gegara DP artis . Ibadah qurban kok dijadiin ajang pamer politik," timpal akun januar_samudra_gemilang_co_ltd.

Sementara, akun sq_anday mempertanyakan alasan Dewi menyinggung nama Anies meski mengaku tak ada motif politik.

"Ga mau di sangkut pautkan politik...tpi nyenggol org politik...aneh," selorohnya.

"Ngak mau ngomong politik tp singgung nama pak Anies. Knp ngak kurban didaerah miskin aja klu disana sudah banyak kurbannya...." kata akun araetas.

Akun adindilndil pun menyatakan, "Ribet banget lu mbak, kurban ya kurban aja ngak usah bawa2 politik."

Akar masalah

Dalam mediasi hari ini, Dewi sempat berteriak-teriak kepada pihak RT. Pertemuan itu tuntas pukul 17.01 WIB tanpa menghasilkan solusi.

"Enggak ada solusi, enggak ada titik terang. Orang saya dibentak kok. Ya saya ngamuk lah, saya marah. Saya punya niat baik, enggak ada saya niat politik-politikan," aku Dewi, sambil menangis usai mediasi di lokasi, Kamis (29/6).

Di sisi lain, Wakil Ketua RT 06 Abdi mengatakan Dewi masih kukuh dengan egonya dan tak ingin mencari tahu lebih lanjut terkait akar masalah polemik ini.

"Kita bukan enggak mau memberikan statement, tapi pertemuan ini deadlock. Dengan profil Dewi ini dengan egonya, dan dia maunya apa yang mau dikatakan itu benar. Jadi saya sampaikan di sini melalui Pak RT, pertemuan ini deadlock," ujar dia.

"Kemudian beliau (Dewi) tidak mau untuk tabayyun dalam hal ini," imbuhnya.

Seorang netizen, mutiaralif, mencoba menjelaskan dasar kasus ini, yakni terkait dengan keputusan Dewi yang mengambil sapi yang sudah dititipkan secara sepihak.

"Pahamin deh ceritanya, mba depe udah nitip sapinya di rumah ustad dari wilayah RT tersebut (otomatis warga situ udah antusias bakal copper copper motong bareng)," ujar dia.

"tapi pas waktunya mau di potong, malah diambil lagi tuh sapinya (motong sendiri). Ya jelas sakit hati pasti warga disitu yg pengen motong. Eh malah cuma dibagiin aja-- Coba kemarin nitipnya ga di situ, tapi tiba tiba langsung bagiin aja, pasti gaakan ada salah paham ini," tandasnya.

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat