Polri Bakal Usut Tindak Pidana Peretasan Pusat Data Nasional
![Polri Bakal Usut Tindak Pidana Peretasan Pusat Data Nasional Mabes Polri mengaku bakal mengusut dugaan tindak pidana usai server Pusat Data Nasional (PDN) terbukti diretas oleh ransomware.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/09/12/ilustrasi-hacker-ilustrasi-serangan-siber-2_169.jpeg?w=650&q=90)
Mabes Polri mengaku bakal mengusut dugaan tindak pidana usai server Pusat Data Nasional (PDN) terbukti diretas oleh ransomware.
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengaku masih terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk menangani insiden peretasan tersebut. Ia memastikan dugaan tindak pidana peretasan tersebut bakal diusut secara tuntas.
"Polri berkolaborasi dengan stakeholder terkait menangani kejadian yang saat ini sedang terjadi. Mohon doanya, semuanya bisa kita tuntaskan," ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi mengatakan koordinasi antar lembaga juga dilakukan untuk memitigasi serta mengantisipasi insiden peretasan serupa di masa yang akan datang.
"Semua yang terjadi ini bisa kita mitigasi dan kita antisipasi berikutnya tidak terjadi kembali. Kita akan bekerja sama terus dengan stakeholder terkait baik itu dari Kominfo, BSSN maupun yang lainnya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Sandi Siber Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburia memastikan terganggunya server PDN merupakan imbas serangan siber ransomware.
"Insiden PDS ini adalah serangan cyber dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware," kata Hinsa Siburian dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/6).
"Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari Ransomware lockbit 3.0. Jadi memang Ransomware ini kan dikembangkan terus, jadi ini adalah yang terbaru," tambah dia.
Gangguan yang terjadi pada Pusat Data Nasional tersebut berdampak pada beberapa layanan publik termasuk aplikasi layanan nasional yang terintegrasi, seperti layanan keimigrasian di bandar udara.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut penyerangan server PDN dilakukan lockbit 3.0 dan meminta uang tebusan sebesar USD 8 juta.
"Iya menurut tim [minta] 8 juta dolar," kata Budi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6).
(tfq/isn)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Jokowi Boyong 1.740 ASN ke IKN Mulai September, Termasuk Eselon I
-
1.274 Personel Polda Metro Jaya Naik Pangkat di Hari Bhayangkara ke-78
-
KPK Bela Rossa Purbo Bekti: Penyidik Kami Profesional
-
PM Lebanon Nyatakan Darurat Perang Gegara Konflik Israel vs Hizbullah
-
Israel Minta Pasukan Internasional Urus Gaza, Palestina Menolak Keras
-
Media Asing Soroti Zhang Zhi Jie Meninggal saat Laga AJC di Yogyakarta
-
BRI Buka Layanan Keuangan untuk Diaspora & PMI di Korea Selatan
-
Daftar 15 Provinsi dengan Penduduk Miskin Terbanyak, Jatim Tertinggi
-
IHSG Terangkat ke 7.139 Sore Ini, Ditopang 321 Saham
-
Link Live Streaming Indonesia vs Australia di AFF U-16 2024
-
Hasil Piala AFF U-16: Thailand ke Final Usai Hancurkan Vietnam
-
PBSI Ungkap Kronologi Penanganan dan Hasil Medis Zhang Zhie Jie
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Imbas Peretasan PDNS, Semua Kementerian Wajib Punya Backup Data
-
Pemerintah Identifikasi Penyebab PDNS 2 Diserang Ransomware
-
Kenali Tanda Minyak Rem Mobil Harus Diganti
-
Motor Roda 3 Can Am Resmikan Dealer di PIK
-
Detail Spesifikasi Inster, Mobil Listrik Termurah Hyundai
-
Sinopsis Despicable Me 4, Gru Harus Sembunyi dan Muncul Mega Minions
-
5 Rekomendasi Drama Korea Terbaru Juli 2024
-
Sexy Goath Sidang Mediasi dengan Juliette: Kecewa Berujung Seperti Ini
-
Dua Perawatan Ini Sering Dilakukan Pria di Klinik Kecantikan
-
Bolehkah Anak Mendapatkan Beberapa Vaksin Sekaligus di Satu Waktu?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso