yoldash.net

Siapa Panglima Militer Bolivia Zuniga yang Dibui usai Kudeta Gagal?

Panglima militer Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga, ditangkap polisi usai melancarkan upaya kudeta dengan mengirim prajurit dan tank ke depan istana presiden.
Panglima militer Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga, ditangkap polisi usai melancarkan upaya kudeta dengan mengirim prajurit dan tank ke depan istana presiden. (REUTERS/Claudia Morales)

Jakarta, Indonesia --

Panglima militer Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga, ditangkap polisi pada Rabu (26/6) usai mengirim prajurit dan tank ke depan gedung-gedung pemerintah guna melancarkan kudeta.

Sembari dikelilingi prajurit dan delapan tank, Zuniga menyerukan bahwa "angkatan bersenjata bermaksud untuk merestrukturisasi demokrasi, untuk menjadikannya demokrasi sejati yang bukan dijalankan oleh beberapa orang yang sama selama 30-40 tahun."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AFP melaporkan Zuniga ditangkap dan dipaksa masuk ke mobil polisi ketika ia bicara kepada wartawan di luar barak militer. Tak lama setelah itu, pasukan tentara dan tank itu mundur dari alun-alun.

Upaya kudeta ini berlangsung menyusul situasi politik Bolivia yang tidak pernah stabil.

ADVERTISEMENT

Bolivia adalah negara yang sangat terpolarisasi usai bertahun-tahun terjebak dalam ketidakstabilan politik. Partai sayap kiri Movement Towards Socialism (MAS), selaku partai yang berkuasa saat ini, terbelah menjadi dua kubu yakni kubu Arce dan kubu mantan presiden Evo Morales.

Lantas, siapa Juan Jose Zuniga?

Zuniga merupakan petinggi militer Bolivia yang kontroversial.

Sebelum menjadi panglima, Zuniga pernah menjabat sebagai kolonel resimen REIM-23 Max Toledo antara 2021-2013. Ia juga pernah didakwa melakukan penggelapan dana sebesar 2,7 juta boliviano dan dipenjara selama tujuh hari.

Zuniga juga pernah didakwa atas pemalsuan dokumen negara.

Dikutip Times Now News, selama menjadi komandan jenderal, Zuniga juga terseret sejumlah kasus.

Zuniga adalah penentang Morales yang sampai saat ini masih memegang pengaruh besar dalam lanskap politik Bolivia. Morales bahkan digadang ingin mencalonkan diri lagi dalam pemilu 2025 mendatang.

Zuniga pun menentang keras hal tersebut. Tak lama usai diangkat menjadi panglima militer Bolivia, Zuniga blak-blakan berkomentar kepada media bahwa Morales "sudah tidak bisa menjadi presiden negara ini."

Saat menjadi Kepala Staf Militer Bolivia, Morales menuduh Zuniga menjadi salah satu otak dibalik "rencana hitam" yang ingin menargetkan dan memberangus musuh-musuh politik, termasuk dirinya.

Acre pun segera memecat Zuniga imbas upaya kudeta yang ia lancarkan dan serangkaian serangan politik terhadap Morales.

(rds/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat