yoldash.net

Pentingnya Akses Pencegahan dan Pengobatan Malaria yang Merata

Di tahun ini, peringatan Hari Malaria Sedunia mengambil tema mempercepat perjuangan melawan malaria dengan memberikan akses pencegahan dan pengobatan merata.
Ilustrasi. Di tahun ini, peringatan Hari Malaria Sedunia mengambil tema mempercepat perjuangan melawan malaria dengan memberikan akses pencegahan dan pengobatan merata. (iStockphoto/Manjurul)

Jakarta, Indonesia --

Hari Malaria Sedunia diperingati saban 25 April. Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit malaria.

Di tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengambil tema mempercepat perjuangan melawan malaria.

Tema ini selaras dengan tema Hari Kesehatan Dunia di 2024 yakni 'Kesehatanku, Hakku'. Tema ini berfokus pada kebutuhan mendesak untuk mengatasi kesenjangan yang masih ada dalam akses terhadap mencegah, mendeteksi, hingga mengobati malaria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap orang berhak untuk menerima pengobatan dan pencegahan yang sama dari penyakit malaria. Bayi dan anak kecil, terutama balita, merupakan kelompok yang rentan malaria.

Kesenjangan akses terhadap pendidikan dan sumber daya keuangan juga ikut memperparah risiko tertular malaria.

ADVERTISEMENT

Wanita hamil juga menghadapi risiko yang lebih tinggi. Kehamilan dapat mengurangi kekebalan terhadap malaria.

Malaria sendiri merupakan penyakit tropis yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Infeksi disebakan oleh parasit yang dibawa oleh nyamuk.

Gejalanya bisa berlangsung ringan hingga berat. Tak sedikit juga kasus kematian akibat malaria.

Berdasarkan World Malaria Report, terdapat 249 juta kasus malaria pada tahun 2022. Angka ini meningkat dari 244 juta kasus pada tahun 2021.

Jumlah kematian akibat malaria sendiri diprediksi mencapai 608 ribu kasus pada tahun 2022.

Disitat dari laman WHO, Afrika menjadi negara yang paling terdampak. Pada laporan yang sama, Afrika berkontribusi sebesar 94 persen terhadap kasus malaria total. Anak-anak di bawah usia 5 tahun menyumbang 78 persen dari seluruh kematian akibat malaria di Afrika.

 

Sejarah Hari Malaria Sedunia

Ilustrasi nyamukIlustrasi. Malaria merupakan penyakit yang disebarkan oleh gigitan nyamuk. (Pixabay/skeeze)

Hari Malaria Sedunia pertama kali diadakan pada tahun 2008. Melansir Britanica, perayaan ini merupakan pengembangan dari Hari Malaria Afrika, yang telah diperingati sejak 2001 oleh pemerintah Afrika.

Pada tahun 2007, saat sesi ke-60 Majelis Kesehatan Dunia, diusulkan agar Hari Malaria Afrika diubah menjadi Hari Malaria Sedunia. Hal ini dimaksudkan untuk mengakui keberadaan dan bahaya malaria di seluruh dunia, sekaligus untuk membawa kesadaran yang lebih besar terhadap perjuangan global melawan penyakit ini.

Malaria ada di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Sekitar 900 ribu orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya.

Namun, malaria dapat dicegah dengan obat-obatan dan tindakan pencegahan lainnya, seperti kelambu berinsektisida dan penyemprotan insektisida dalam ruangan.

Pada Hari Malaria Sedunia yang pertama, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kala itu Ban Ki-moon, menekankan perlunya meningkatkan ketersediaan kelambu, obat-obatan, fasilitas kesehatan masyarakat, dan tenaga kesehatan terlatih di wilayah yang terkena dampak Malaria.

Ki-moon kala itu menantang program-program inisiatif global, seperti Bill & Melinda Gates Foundation, Roll Back Malaria Partnership, dan Global Fund for AIDS, Tuberculosis, and Malaria, dengan menyatakan bahwa ia mengharapkan akses universal seperti itu sudah ada pada akhir 2010.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat