yoldash.net

Menikmati Yakiniku Terkenal Jepang yang Murah Meriah dan Bebas Asap

Daging bakar yang nikmat dengan rasa yang gurih bakal jadi teman sempurna buat nongkrong bersama teman-teman.
Daging bakar yang nikmat dengan rasa yang gurih bakal jadi teman sempurna buat nongkrong bersama teman-teman.(Gyu-Shige)

Jakarta, Indonesia --

Tak ada yang lebih enak untuk bersantai daripada dengan bebakaran daging yang lezat. Daging bakar yang nikmat dengan rasa yang gurih bakal jadi teman sempurna buat nongkrong bersama teman-teman.

Sayangnya, banyak yang enggan makan bebakaran dalam acara khusus lantaran kemungkinan bau asap bakaran yang bakal menempel di baju.

Sebuah restoran charcoal Japanese BBQ (yakiniku) asal Jepang, Gyu Shige Tokyo Yakiniku mencoba untuk menghilangkan asap bebakaran yang tak disukai ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memakai arang tradisional bincho-tan yang tak menghasilkan asap dan bau arang, sampai abu sisa, membuat kenikmatan makan bakal makin bertambah. Dengan menggunakan bincho-tan ini, daging yang dibakar disebut bakal lebih kaya rasa.

Meski terlihat seperti restoran all you can eat, namun restoran ini memiliki konsep ala carte. Hal ini juga yang membuat harganya jadi lebih terjangkau yaitu mulai Rp52 ribu.

ADVERTISEMENT

Restoran yang sudah sangat dikenal di Jepang dan punya banyak cabang di seluruh dunia ini memiliki beragam pilihan daging. Antara lain jo harami sampai wagyu top side, gyu tongue scallion oil, jo karubi, top side garlic onion, seafood chijimi dan lainnya,

Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah top side garlic onion. Buat para pencinta bawang putih, lembaran daging tipis wagyu Australia ini dibalur dengan bumbu bawang putih dan bawang bombay. Kombinasi bawang dengan daging adalah kombinasi klasik yang bisa membuat daging jadi lebih kaya rasa, gurih, namun tak berlebihan. Selain itu, aroma bawang yang terpanggang juga bakal menambah aroma daging.

Kalau tak begitu suka dengan bawang putih, jo karubi mungkin bisa jadi pilihan tepat. Dagingnya punya tekstur yang sangat lembut namun juicy.

"Satu kesalahan orang ketika lagi grill yakiniku itu, mereka grillnya terlalu lama. Bukan cuma gosong tapi juga dagingnya jadi keras, tidak bertekstur, dan tidak juicy," kata Dede Yusuf Fadilah, Brand Manager dari Gyu-Shige Tokyo Yakiniku Indonesia kepada Indonesia.com.

Selain itu, kata Dede, tiap orang harus paham bagaimana caranya memanggang daging tersebut. Kuncinya, perhatikan pada 'topping' dagingnya.

Ketika dagingnya polos tanpa bumbu maka daging bisa dicelupkan pada saus rendaman yang disediakan, baru kemudian dibakar. Namun jika dagingnya memiliki aneka topping tambahan, maka masak saja bagian bawahnya tanpa perlu membalik dagingnya. Setelah bagian bawahnya matang, daging harus dilipat sehingga bumbu topping tak akan tumpah.

Banchan Korea dan yakiniku yang bukan asli Jepang

Bersamaan dengan aneka daging yang siap dibakar, aneka banchan atau side dish Korea juga turut dihadirkan. Beberapa makanan ala Korea seperti jeon atau chijimi, sampai bibimbap juga bisa jadi pilihan.

Bayangkan bagaimana mencampur makanan khas Jepang dengan Korea dalam satu suapan.

Namun kenapa ada hidangan Korea di restoran yakiniku Tokyo? Pertanyaan ini pun langsung terlontar begitu aneka hidangan khas Korea ini tiba di meja.

Ternyata hal ini sedikit membongkar sejarah lama antara Korea, Jepang, dan yakiniku. Dede mengungkapkan bahwa yakiniku sebenarnya berasal dari Korea, makanan ini kemudian diadaptasi dan dipopulerkan oleh Jepang.

BQ JepangFoto: Gyu-Shige
BBQ Jepang

Mengutip berbagai sumber, Yakiniku mengacu pada makanan barbekyu dari barat. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh penulis asal Jepang, Kanagaki Robun bukunya Seiyo Ryoritsu pada 1872.

Istilah ini kemudian dikaitkan dengan masakan turunan Korea (barbekyu Korea) pada awal periode Shōwa. Karena Perang Korea, istilah yang terkait dengan Korea di Jepang dibagi menjadi Korea Utara (Kita Chōsen) dan Korea Selatan (Kankoku); referensi ke "restoran yakiniku" muncul sebagai istilah yang benar secara politis untuk restoran asal mana pun dan dianggap sebagai penengah masalah alias bahan kompromi.

Gaya restoran yakiniku saat ini berasal dari restoran Korea di Osaka dan Tokyo, yang dibuka sekitar tahun 1945 oleh orang Korea di Jepang.

Di restoran yakiniku, pengunjung memesan bahan mentah yang sudah disiapkan (satu per satu atau satu set) yang disajikan ke meja. Bahan-bahannya dimasak oleh pengunjung di atas panggangan di meja, beberapa potong sekaligus. Bahan-bahan tersebut kemudian dicelupkan ke dalam saus yang disebut tara sebelum dimakan.

Merayakan kembali hal tersebut, Gyu Shige menghadirkan kembali akar budaya yakiniku, yaitu Korea.

Matcha

Jika sudah kenyang menyantap berbagai hidangan utama, sisakan untuk yang manis-manis. Berbagi hidangan khas Jepang, yaitu berbahan dasar matcha bisa jadi pilihan.

Lembutnya bolu gulung matcha atau matcha roll cake dengan lapisan chantily cream yang tak terlalu manis membuat mulut jadi bahagia. Sensasi matcha asli Jepang yang sedikit pahit juga melengkapi kenikmatan rasanya.

(chs/chs)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat