yoldash.net

Starlink Bakal Dipasang di Lorong-lorong Makassar, Efektifkah?

Pemda bakal memasang jaringan internet Starlink di lorong-lorong di Makassar usai muncul keluhan soal Wi-Fi lemot. Simak efektivitasnya.
Ilustrasi. Starlink dipasang di permukiman padat Makassar, Sulsel. (AFP/YASUYOSHI CHIBA)

Makassar, Indonesia --

Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Moh. Ramdhan Pomanto akan mengganti seluruh jaringan internet yang berada di lorong-lorong permukiman di ibu kota Sulawesi Selatan itu dengan layanan internet Starlink.

"Iya kita akan mengganti Wi-fi yang ada sekarang dengan Starlink," kata Danny, sapaan akrabnya, kepada Indonesia.com, Rabu (19/6).

Menurutnya, penggunaan Starlink untuk jaringan internet di lorong-lorong permukiman itu lebih handal dan tidak lambat. Ia mengungkit keluhan banyak warga yang soal lemotnya jaringan internet saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin lorong-lorong kita banyak yang tidak berfungsi karena Wi-Fi-nya tidak aktif. Saya bilang kasih berhenti itu Wi-Fi, kita langsung ambil Starlink saja, supaya lebih kuat nanti ya," cetusnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Danny, penguatan jaringan internet di seluruh lorong-lorong yang ada di Makassar itu juga bertujuan untuk memudahkan pemantauan aktivitas masyarakat.

Selain itu, pihaknya ingin membantu meningkatkan perekonomian bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kita ambil Starlink saja nanti supaya sistem IT di lorong itu betul-betul hidup. Kan [kamera] CCTV itu semua orang yang tinggal di situ bisa diakses."

"Jadi kita bisa kontrol anak-anak atau main, biar kita di luar dengan hp-nya kita. Kita lihat anak-anak sama yang di lorong kita bisa kontrol," ujar politikus PDIP itu.

Sementara itu, sejumlah pihak menilai Starlink lebih cocok digunakan di daerah terpencil (daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar/3T)) yang jauh dari menara Base Transceiver Station (BTS) ketimbang di perkotaan padat.

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah, Senin (10/6), mengungkapkan internet satelit seperti Starlink menggunakan frekuensi yang cukup tinggi.

Frekuensi tinggi ini, kata dia, sangat sensitif terhadap rintangan atau penghalang seperti pohon atau bangunan yang bisa menghalangi komunikasi antara receiver atau antena dengan satelit.

Dalam kasus Starlink, receiver untuk layanan rumahan harus berada di atap rumah dan tidak terhalang apa pun. Tujuannya, memastikan receiver bisa terhubung dengan lancar ke satelit.

Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB Ridwan Effendi menyebut Starlink lebih cocok di daerah 3T. Perkotaan lebih pas dilayani dengan jaringan seluler dan fiber optik.

"Jaringan terestrial seperti jaringan selular bisa dipakai untuk daerah yang padat densitas trafik telekomunikasinya. Apalagi fiber optik kecepatannya bisa jauh di atas satelit hingga mencapai ribuan Mbps, yang tidak mungkin diperoleh sistem satelit," ujar Ridwan kepada Indonesia.com lewat pesan teks, Senin (10/6).

Menurut dia, layanan internet satelit ini hadir sebagai "pelengkap untuk daerah yang sulit dijangkau jaringan darat atau daerah yang karakteristik trafiknya memiliki densitas yang rendah."

Terlebih, sistem komunikasi satelit tak bisa melakukan panggilan telepon biasa dan pesan singkat (SMS).

[Gambas:Video CNN]

(mir/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat