yoldash.net

BTS Tetap Dibutuhkan, Pakar Bongkar Kelemahan Starlink di Kota

Merespons ucapan Menko Marves Luhut Pandjaitan soal kemungkinan BTS tak lagi diperlukan usai kehadiran Starlink, pakar telekomunikasi membantahnya.
Ilustrasi. Benarkah BTS tak lagi dibutuhkan saat Starlink sudah masuk RI? (CNN Indonesia/Loamy Noprizal)

Jakarta, Indonesia --

Menara Base Transceiver Station (BTS), yang dipakai buat jaringan seluler, disebut masih dibutuhkan lantaran beberapa spesifikasi khususnya meski internet satelit seperti Starlink sudah masuk ke Indonesia.

"Jaringan terestrial seperti jaringan selular bisa dipakai untuk daerah yang padat densitas trafik telekomunikasinya. Apalagi fiber optik kecepatannya bisa jauh di atas satelit hingga mencapai ribuan Mbps (megabit per detik), yang tidak mungkin diperoleh sistem satelit," ujar Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridwan Effendi kepada Indonesia.com lewat pesan teks, Senin (10/6).

"Sehingga BTS masih dibutuhkan untuk daerah yang padat trafik telekomunikasinya," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan sistem komunikasi satelit tidak bisa menggantikan keseluruhan sistem komunikasi yang ada saat ini, dan hanya bisa mendukung beberapa kebutuhan khusus.

Menurut Ridwan, internet satelit lebih cocok melayani kebutuhan daerah dengan densitas atau kepadatan penduduk yang rendah, atau pelanggannya tersebar. Kriteria semacam itu merujuk pada wilayah non-perkotaan, atau wilayah remote.

ADVERTISEMENT

Ridwan menyebut satelit macam Starlink bisa memberi manfaat buat daerah remote atau daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

Menurut dia, satelit ini hadir sebagai "pelengkap untuk daerah yang sulit dijangkau jaringan darat atau daerah yang karakteristik trafiknya memiliki densitas yang rendah."

Terlebih, layanan internet satelit ini tak bisa melakukan panggilan telepon biasa dan pesan singkat (SMS).

"Penyelenggara jasa internet tidak mendapatkan hak penomoran dan interkoneksi dengan jaringan selular atau PSTN manapun, tetapi bisa saja menjalankan teleponi berbasis IP dan messaging berbasis IP, tetapi yang jelas tidak berinterkoneksi dengan jaringan selular atau telepon biasa," urai dia.

Padahal, katanya, telepon dan SMS punya keunggulan kualitas dibanding sambungan internet, seperti panggilan WhatsApp dan chat.

"Telepon dan SMS masih diperlukan karena fungsi ini yang paling transparan dan paling baik kualitasnya dan lebih aman dibandingkan dengan kualitas IP telepon atau IP messaging," katanya.

Salah satu penggunaan panggilan telepon seluler yang penting adalah panggilan darurat ke nomor-nomor penting, seperti ambulans hingga kepolisian. Sementara, SMS banyak dipakai buat konfirmasi akun 2F Authentication hingga pemasaran langsung.

Hanya pelengkap

Terpisah, Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyebut teknologi internet satelit dibutuhkan di wilayah 3T karena biaya untuk menggelar internet mobile terlalu mahal.

"Starlink pasti akan lebih efektif untuk di daerah 3T, karena di daerah 3T itu untuk kita menggelar BTS juga terlalu mahal, sangat costly. Sehingga kita butuh satelit," ujar Ririek dalam konferensi pers Digiland Run 2024, di Jakarta, Senin (10/6).

Ririek menambahkan wilayah perkotaan yang padat penduduk akan lebih baik menggunakan internet fiber optik, karena memiliki kapasitas yang sangat besar.

Kemudian, wilayah yang tidak terlalu padat atau memiliki pemukiman dengan jarak berjauhan bisa memanfaatkan internet seluler.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Menkominfo Budi Arie mengakui Starlink tak cocok dipakai di wilayah perkotaan. Sementara, daerah 3T cocok dengan penggunaan satelit.

"Perkotaan cocoknya [internet] kabel, enggak mungkin perkotaan cocok dengan satelit. Walaupun satelit juga punya masalah sewaktu Bumi, Matahari, dan Bulan sejajar," ujar dia.

Pihaknya pun menempatkan Starlink sebagai salah satu pilihan teknologi komunikasi untuk mengatasi kondisi geografis Indonesia yang beragam.

"Ini konvergen sebenarnya, nanti saling melengkapi," ucap dia. "Jadi semuanya ada kelemahannya, termasuk [internet] kabel, sehingga kombinasi menjadi pilihan kita."

"Bukan yang satu menggantikan yang lain. [Satelit] GEO (Geostasioner Earth Orbit) ada pentingnya, satelit yang di atas 15.000 [meter] seperti Satria-1 ada gunanya, karena soal coverage, cakupan dia luas."

"Tetapi soal cakupan yang lain, memang harus ditutup oleh satelit LEO, walaupun dalam telekomunikasi sekarang ada tiga teknologinya, satu wireless, dua fixed broadband, tiga satelit," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kehadiran Starlink bisa membuat menara BTS tak lagi diperlukan.

"Enggak perlu ada BTS-BTS-an orang udah ada Starlink," kata dia, di Menara Global, Jakarta Pusat, Selasa (4/6).

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat