Menkominfo Klaim WhatsApp Lebih Bahaya dari Starlink, Cek Alasannya
![Menkominfo Klaim WhatsApp Lebih Bahaya dari Starlink, Cek Alasannya Menkominfo Budi Arie Setiadi mengklaim WhatsApp lebih berbahaya ketimbang Starlink. Berikut penjelasannya.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/11/29/raker-menkominfo-dengan-komisi-i-dpr-1_169.jpeg?w=650&q=90)
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut layanan chat WhatsApp lebih berbahaya ketimbang layanan internet satelit Starlink lantaran faktor jumlah pengguna.
Hal itu diungkapkannya saat dicecar soal Starlink dalam Rapat Kerja Komisi I DPR, Senin (10/6).
Dalam rapat itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin mempertanyakan soal kontroversi pemberian izin Starlink di RI dan potensi dampaknya terhadap industri telekomunikasi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini menjadi pro dan kontra, sikap Kominfo untuk ini bagaimana? Apakah sudah dipelajari baik yang pro atau yang kontra? Karena ini juga bisa merugikan industri telekomunikasi nasional, kenapa tidak di 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) saja beroperasinya?" cetus dia dalam Raker itu.
ADVERTISEMENT
Pada saat yang sama, Anggota Komisi I DPR dari F-PKS Jazuli Juwaini menggarisbawahi, "Jangan sampai karena investasi kita melupakan aspek-aspek tidak kalah pentingnya, menyangkut kedaulatan data."
Menkominfo kemudian membandingkannya dengan keberadaan layanan streaming konten di internet, Over The Top (OTT), yang sudah lebih dulu hadir ketimbang Starlink, yang belum diatur secara optimal.
"OTT ini harus kita atur, terutama WhatsApp. Jadi kalau saya mau katakan lebih berbahaya mana Starlink? lebih berbahaya WhatsApp," ungkap Budi Arie dalam rapat itu.
Ia pun membandingkan angka pengguna layanan WA yang jauh lebih besar.
"Di Indonesia, dari 340 juta pengguna handphone di Indonesia, 250 jutanya adalah pengguna Whatsapp."
"Sekarang mau ditanya kedaulatan data mana? WA-WA kita harus kita delete, kalau enggak kesimpen di sana, berbahaya," lanjut Menkominfo.
Sementara, menurut dia, Starlink saat ini baru memiliki 1.000 hingga 2.000 pengguna.
"Makanya kita soal OTT diatur apa segala, nanti kita perlu diskusi khusus, ini soal kedaulatan. Termasuk bagaimana mindahin data center-nya dia nih ke Indonesia," tandas dia.
(lom/arh)Terkini Lainnya
-
Jokowi Boyong 1.740 ASN ke IKN Mulai September, Termasuk Eselon I
-
1.274 Personel Polda Metro Jaya Naik Pangkat di Hari Bhayangkara ke-78
-
KPK Bela Rossa Purbo Bekti: Penyidik Kami Profesional
-
Warga soal Invasi Israel di Shujaiya Gaza City: Situasi Bak Neraka
-
PM Lebanon Nyatakan Darurat Perang Gegara Konflik Israel vs Hizbullah
-
Israel Minta Pasukan Internasional Urus Gaza, Palestina Menolak Keras
-
BRI Buka Layanan Keuangan untuk Diaspora & PMI di Korea Selatan
-
Kemenkeu Ungkap Alasan Ajukan PMN Rp10 T untuk LPEI
-
Daftar 15 Provinsi dengan Penduduk Miskin Terbanyak, Jatim Tertinggi
-
Reaksi BWF Soal Insiden Zhang Zhi Jie Meninggal di Indonesia
-
Link Live Streaming Indonesia vs Australia di AFF U-16 2024
-
Hasil Piala AFF U-16: Thailand ke Final Usai Hancurkan Vietnam
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Fenomena Langit Juli 2024, Termasuk Jarak Terjauh Bumi-Matahari
-
Imbas Peretasan PDNS, Semua Kementerian Wajib Punya Backup Data
-
Kenali Tanda Minyak Rem Mobil Harus Diganti
-
Motor Roda 3 Can Am Resmikan Dealer di PIK
-
Detail Spesifikasi Inster, Mobil Listrik Termurah Hyundai
-
Sinopsis Despicable Me 4, Gru Harus Sembunyi dan Muncul Mega Minions
-
5 Rekomendasi Drama Korea Terbaru Juli 2024
-
Sexy Goath Sidang Mediasi dengan Juliette: Kecewa Berujung Seperti Ini
-
Dua Perawatan Ini Sering Dilakukan Pria di Klinik Kecantikan
-
Bolehkah Anak Mendapatkan Beberapa Vaksin Sekaligus di Satu Waktu?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso