yoldash.net

20 Tahun Temuan Manusia Hobbit RI yang Mengubah Sejarah - Halaman 2

Temuan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Hobbit dari Indonesia berhasil mengubah sejarah soal pemahaman mengenai evolusi manusia. Simak kisahnya.
Gua Liang Bua, Flores, tempat penemuan fosil Homo floresiensis 20 tahun lalu. (Foto: Flickr)

Penemuan ini mematahkan gagasan bahwa manusia berevolusi dalam sebuah garis yang teratur dari primitif ke kompleks dan menggarisbawahi betapa banyak hal yang masih belum diketahui tentang kisah manusia.

"[Spesimen] ini hanya keliru sekitar lima cara yang berbeda dan tidak terduga sampai-sampai orang berpikir bahwa hal ini tidak mungkin terjadi," kata Paige Madison, sejarawan paleoantropologi.

Bagaimana hobbit bisa muncul

Sejumlah ahli evolusi manusia bersikeras bahwa fosil-fosil yang ditemukan di Liang Bua adalah tulang manusia modern yang mengalami gangguan pertumbuhan. Namun, hal ini memicu perdebatan sengit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim yang menemukan hobbit tidak setuju dan mengajukan dua teori.

Kemungkinan besar, menurut anggota tim, temuan mereka adalah cabang kerdil dari Homo erectus, spesies manusia pertama yang meninggalkan Afrika dan bermigrasi ke seluruh dunia, yang sisa-sisanya telah ditemukan di Jawa dan tempat lain di Asia.

ADVERTISEMENT

Bentuk gigi dan morfologi tengkorak mirip, meskipun Homo erectus berdiri lebih tinggi.

Para peneliti mengungkapkan ada kemungkinan Homo erectus melakukan apa yang dilakukan beberapa spesies hewan lain yang hidup di pulau-pulau terpencil, yakni menyusut dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap sumber daya yang terbatas.

Namun, tempurung kepala yang kecil dan tulang pergelangan tangan yang seperti tulang pipa menunjukkan manusia hobbit terkait dengan australopithecines, hominin bertubuh kecil dari fosil Lucy yang berkeliaran di Afrika lebih dari 2 juta tahun lalu.

Hubungan potensial ini memunculkan kemungkinan bahwa australopithecines juga pernah bermigrasi keluar dari Afrika jutaan tahun lalu.

Chris Stringer, pemimpin penelitian evolusi manusia di Natural History Museum di London menyatakan bagaimana persisnya hobbit muncul masih menjadi pertanyaan terbuka.

"Saya ragu-ragu dalam hal ini karena saya bisa melihat bukti dari kedua sisi argumen dan saya pikir kita masih belum tahu dari mana asal-usulnya," kata Stringer.

Namun, gagasan bahwa hobbit adalah manusia modern yang sakit telah banyak ditolak.

Sebelum penemuan hobbit, banyak ahli evolusi manusia mengira pada dasarnya hanya ada satu spesies manusia yang berevolusi dari waktu ke waktu, dengan variasi regional.

Masih banyak misteri

Matt Tocheri, ketua penelitian asal-usul manusia di Lakehead University di Thunder Bay, Ontario, Kanada, pertama kali melihat gips hobbit Liang Bua sekitar tahun 2006 dalam sebuah presentasi mengenai konservasi fosil di Smithsonian Institution.

Ia menyebut pergelangan tangan itu lebih mirip dengan kera Afrika daripada manusia. Hal ini membuatnya yakin Homo floresiensis lebih dekat hubungannya dengan Lucy dan kerabatnya daripada Homo erectus yang diperkecil.

Pada tahun 2014, sebagian tulang rahang dan gigi Homo floresiensis ditemukan di situs lain di Flores yang disebut Mata Menge dan berasal dari 700 ribu tahun yang lalu.

Ukurannya serupa, menunjukkan hobbit Flores telah memperoleh ukuran tubuh mereka yang sangat kecil pada masa awal, bertentangan dengan gagasan bahwa hobbit adalah sejenis manusia kerdil yang berevolusi.

Namun, para ahli lain berpendapat kekerdilan bisa saja terjadi lebih jauh di masa lalu atau di pulau yang berbeda.

Tocheri menambahkan, ada kemungkinan perawakan kecil hobbit adalah hasil dari dimorfisme seksual, ketika kedua jenis kelamin memiliki karakteristik fisik yang berbeda.

Hipotesis yang berlaku adalah hobbit Liang Bua adalah betina karena bentuk panggulnya yang lebih lebar, dan tidak jelas seperti apa bentuk hobbit jantan.

Meskipun lebih dari 100 fosil Homo floresiensis telah ditemukan hingga saat ini, hanya ada satu kerangka yang relatif lengkap dan hanya satu tengkorak, yang merupakan bagian tubuh yang paling informatif.

"Masih banyak hal yang belum diketahui, kita harus sangat berhati-hati," kata Tocheri.

Masalah tulang pergelangan di halaman berikutnya...



Homo Floresiensis: Sebuah Kisah Berbeda

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat