20 Tahun Temuan Manusia Hobbit RI yang Mengubah Sejarah - Halaman 2
![Bagaimana Hobbit Asal Flores Muncul? Temuan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Hobbit dari Indonesia berhasil mengubah sejarah soal pemahaman mengenai evolusi manusia. Simak kisahnya.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2016/02/18/b51b691b-8ab9-481a-bd3e-eceab94d0272_169.jpg?w=650&q=90)
Penemuan ini mematahkan gagasan bahwa manusia berevolusi dalam sebuah garis yang teratur dari primitif ke kompleks dan menggarisbawahi betapa banyak hal yang masih belum diketahui tentang kisah manusia.
"[Spesimen] ini hanya keliru sekitar lima cara yang berbeda dan tidak terduga sampai-sampai orang berpikir bahwa hal ini tidak mungkin terjadi," kata Paige Madison, sejarawan paleoantropologi.
Bagaimana hobbit bisa muncul
Sejumlah ahli evolusi manusia bersikeras bahwa fosil-fosil yang ditemukan di Liang Bua adalah tulang manusia modern yang mengalami gangguan pertumbuhan. Namun, hal ini memicu perdebatan sengit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim yang menemukan hobbit tidak setuju dan mengajukan dua teori.
Kemungkinan besar, menurut anggota tim, temuan mereka adalah cabang kerdil dari Homo erectus, spesies manusia pertama yang meninggalkan Afrika dan bermigrasi ke seluruh dunia, yang sisa-sisanya telah ditemukan di Jawa dan tempat lain di Asia.
ADVERTISEMENT
Lihat Juga : |
Bentuk gigi dan morfologi tengkorak mirip, meskipun Homo erectus berdiri lebih tinggi.
Para peneliti mengungkapkan ada kemungkinan Homo erectus melakukan apa yang dilakukan beberapa spesies hewan lain yang hidup di pulau-pulau terpencil, yakni menyusut dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap sumber daya yang terbatas.
Namun, tempurung kepala yang kecil dan tulang pergelangan tangan yang seperti tulang pipa menunjukkan manusia hobbit terkait dengan australopithecines, hominin bertubuh kecil dari fosil Lucy yang berkeliaran di Afrika lebih dari 2 juta tahun lalu.
Hubungan potensial ini memunculkan kemungkinan bahwa australopithecines juga pernah bermigrasi keluar dari Afrika jutaan tahun lalu.
Chris Stringer, pemimpin penelitian evolusi manusia di Natural History Museum di London menyatakan bagaimana persisnya hobbit muncul masih menjadi pertanyaan terbuka.
"Saya ragu-ragu dalam hal ini karena saya bisa melihat bukti dari kedua sisi argumen dan saya pikir kita masih belum tahu dari mana asal-usulnya," kata Stringer.
Namun, gagasan bahwa hobbit adalah manusia modern yang sakit telah banyak ditolak.
Sebelum penemuan hobbit, banyak ahli evolusi manusia mengira pada dasarnya hanya ada satu spesies manusia yang berevolusi dari waktu ke waktu, dengan variasi regional.
Masih banyak misteri
Matt Tocheri, ketua penelitian asal-usul manusia di Lakehead University di Thunder Bay, Ontario, Kanada, pertama kali melihat gips hobbit Liang Bua sekitar tahun 2006 dalam sebuah presentasi mengenai konservasi fosil di Smithsonian Institution.
Ia menyebut pergelangan tangan itu lebih mirip dengan kera Afrika daripada manusia. Hal ini membuatnya yakin Homo floresiensis lebih dekat hubungannya dengan Lucy dan kerabatnya daripada Homo erectus yang diperkecil.
Pada tahun 2014, sebagian tulang rahang dan gigi Homo floresiensis ditemukan di situs lain di Flores yang disebut Mata Menge dan berasal dari 700 ribu tahun yang lalu.
Ukurannya serupa, menunjukkan hobbit Flores telah memperoleh ukuran tubuh mereka yang sangat kecil pada masa awal, bertentangan dengan gagasan bahwa hobbit adalah sejenis manusia kerdil yang berevolusi.
Namun, para ahli lain berpendapat kekerdilan bisa saja terjadi lebih jauh di masa lalu atau di pulau yang berbeda.
Tocheri menambahkan, ada kemungkinan perawakan kecil hobbit adalah hasil dari dimorfisme seksual, ketika kedua jenis kelamin memiliki karakteristik fisik yang berbeda.
Hipotesis yang berlaku adalah hobbit Liang Bua adalah betina karena bentuk panggulnya yang lebih lebar, dan tidak jelas seperti apa bentuk hobbit jantan.
Meskipun lebih dari 100 fosil Homo floresiensis telah ditemukan hingga saat ini, hanya ada satu kerangka yang relatif lengkap dan hanya satu tengkorak, yang merupakan bagian tubuh yang paling informatif.
"Masih banyak hal yang belum diketahui, kita harus sangat berhati-hati," kata Tocheri.
Masalah tulang pergelangan di halaman berikutnya...
Homo Floresiensis: Sebuah Kisah Berbeda
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
-
8 Tahun di KPK, Alex Marwata Merasa Gagal Berantas Korupsi
-
FOTO: Longsor Terjang 17 Lokasi di Tasikmalaya
-
Baru 10 Orang Daftar Calon Pimpinan KPK, Pansel Bantah Sepi Peminat
-
Inggris Gelar Pemilu Kamis Pekan Ini, Siapa Saja Calon PM-nya?
-
Ramai-ramai Kutuk Israel Sahkan Pos Permukiman di Tepi Barat
-
FOTO: Tolak Ubah Usia Wamil Israel, Warga Yahudi Bentrok dengan Polisi
-
Pertamina Borong 96 Penghargaan ISRA 2024 Berkat TJSL Berkelanjutan
-
Sri Mulyani Minta Restu DPR Buat PMN KAI hingga Bank Tanah Rp6,1 T
-
Jokowi Bidik Rp8.178 T dari Family Office yang Layani Crazy Rich
-
Jadwal Siaran Langsung Indonesia vs Australia di Semifinal AFF U-16
-
FOTO: Bukti Spanyol Kuat Secara Taktikal dan Mental
-
Euro 2024: Kane Yakin Inggris Dapat Momentum Usai Gebuk Slovakia
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
PDNS Diretas, Data dan Pencairan KIP Kuliah Aman?
-
Bahaya Kebocoran Data Pribadi, Termasuk Dicatut Buat Pinjol
-
BYD Buka Dealer 4S di Jantung Kota Jakarta
-
Perpanjangan SIM Harus Pakai BPJS Dimulai Hari Ini
-
Siap-siap Ramai di Jalan, BYD Serahkan 1.000 Mobil Listrik ke Konsumen
-
INFOGRAFIS: Jadwal Tayang 7 Rekomendasi Film Baru Juli 2024
-
Ipar Adalah Maut Tembus 3,5 Juta Penonton, Dekati Capaian Siksa Kubur
-
Wonderland, Film Park Bo-gum hingga Suzy Tayang Juli 2024 di Netflix
-
FOTO: Menengok Pembuatan Kain Tenun Aceh, Pusaka Tanah Rencong
-
Kala Dua Desainer India Hipnotis Panggung Couture Paris
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso