yoldash.net

Di Manakah Bahtera Nuh Kini? - Halaman 2

Para ahli mengungkap hasil perburuan bukti keberadaan bahtera Nuh yang digunakan mengangkut orang-orang beriman dan pasangan berbagai satwa saat banjir besar.
Film Indiana Jones menggambarkan sosok yang kerap menemukan peninggalan arkologis berharga lewat petualangan mendebarkan. (Tangkapan layar YouTube Lucasfilm)

Masalah selanjutnya adalah lokasi bahtera. Para saintis berbeda pendapat tentang lokasi yang tepat Bahtera Nuh.

Dalam Kitab Kejadian di Alkitab, bahtera itu terdampar "di atas pegunungan Ararat" yang terletak di kerajaan kuno Urartu, sebuah wilayah yang sekarang mencakup Armenia, sebagian Turki timur, dan Iran.

"Tidak mungkin kita bisa menentukan di mana tepatnya di Timur Dekat (Near East) kuno itu terjadi," kata Jodi Magness, arkeolog di University of North Carolina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cline dan Magness pun sepakat jika pun artefak dari bahtera itu ditemukan bakal sulit untuk mengaitkannya secara meyakinkan dengan peristiwa sejarah.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak memiliki cara untuk menempatkan Nuh, jika dia benar-benar ada, dan air bah, jika memang ada, dalam ruang dan waktu," kata Magness.

"Satu-satunya cara Anda dapat menentukannya adalah jika Anda memiliki prasasti kuno yang otentik," imbuhnya.

Alhasil, terlepas dari beragam riset dan klaim itu, para arkeolog menyebut belum ada yang bisa menunjukkan bukti otentik arkeologis temuan sisa bahtera Nuh.

"Tidak ada arkeolog sah yang melakukan [pencarian] ini," kata Magness.

"Arkeologi bukanlah perburuan harta karun," tambahnya. "Ini bukan tentang menemukan objek tertentu. Ini adalah sains di mana kami mengajukan pertanyaan penelitian yang kami harap dapat dijawab dengan penggalian."

Harapan publik

Answers In Genesis, sebuah pelayanan apologetika (uraian sistematis untuk membenarkan ajaran tertentu), mengakui keberadaan mitos terkait banjir di luar kisah Perjanjian Lama tentang Nuh dan bahkan mengakui bahwa Bahtera tidak pernah bisa ditemukan.

"Kami tidak berharap bahtera itu bertahan dan masih bisa ditemukan setelah 4.350 tahun," kata Andrew A. Snelling, ahli geologi dan Direktur Riset untuk Answers In Genesis.

Magness, yang pernah memimpin penggalian di sebuah sinagoga Romawi akhir di Galilea, pencarian arkeologis terkait kisah-kisah dari kitab seperti Bahtera Nuh memang menarik.

Hanya saja, kata dia, itu bisa membingungkan publik. Bukan saja karena mengurangi gema penemuan arkeologi yang sebenarnya, tapi juga penemuan yang mendukung bagian-bagian Alkitab seperti keberadaan Rumah David.

"Kami tahu banyak tentang dunia alkitab, dan ini sangat menarik," aku Magness.

Cline menyebut publik memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap arkeologi, dengan media populer yang menyoroti sensasi pengejaran itu.

"Kami tidak seperti Indiana Jones," katanya. "Ini adalah prosedur ilmiah. Ini melelahkan. Tapi apa yang menggairahkan kita belum tentu menggairahkan orang lain."

"Orang-orang akan percaya apa yang ingin mereka percayai," tandas dia.

(can/arh)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat