yoldash.net

Apa Kata Stephen Hawking Soal Keberadaan Tuhan?

Fisikawan Stephen Hawking punya pendapat soal eksistensi Tuhan di alam semesta. Apa pendapatnya?
Stephen Hawking mengungkapkan pendapatnya tentang Tuhan dalam buku 'Brief Answers to Big Questions'. (AFP PHOTO / MIGUEL RIOPA)

Jakarta, Indonesia --

Stephen Hawking tak luput bicara soal kemungkinan peran Tuhan dalam penciptaan alam semesta. Apa kata fisikawan yang meninggal pada 14 Maret 2018 tersebut?

Pendapat Hawking soal pertanyaan mengenai eksistensi Tuhan diungkapkan dalam buku terakhirnya "Brief Answers to Big Questions" (2018), seperti dikutip dari LiveScience. Di dalam buku itu, Hawking menulis serial 10 dengan membahas pertanyaan tertua dan paling religius dalam hidup: Apakah Tuhan itu ada?

Hawking menyatakan "Saya kira, alam semesta tercipta secara spontan dari ketiadaan, menurut hukum sains. Jika Anda menerima itu seperti saya, bahwa hukum alam itu tetap, maka tidak dibutuhkan waktu lama untuk bertanya: Apa ada peran tersisa untuk Tuhan?"

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semasa hidupnya, Hawking merupakan pengusung utama teori Big Bang, sebuah ide yang menyebut semesta dimulai oleh ledakan tiba-tiba dari singularitas super padat yang lebih kecil dari atom.

ADVERTISEMENT

Dari titik itu, muncul semua materi, energi, dan ruang kosong yang pernah dikandung alam semesta, dan semua bahan mentah itu berevolusi menjadi kosmos yang kita pahami sekarang dengan mengikuti serangkaian hukum ilmiah yang ketat.

Bagi Hawking dan para pemikir lain yang berorientasi sains, kombinasi hukum gravitasi, relativitas, fisika kuantum, dan beberapa hukum lainnya dapat menjelaskan semua yang pernah atau akan terjadi di alam semesta yang diketahui.

"Jika Anda suka, Anda dapat mengatakan hukum-hukum itu kreasi Tuhan. Tetapi hal itu lebih kepada definisi dari Tuhan ketimbang bukti eksistensinya," tulis Hawking.

Dengan semesta berjalan berdasarkan sistem autopilot yang terpandu secara saintifik, peran dari entitas seperti Tuhan mungkin hanya ada di kondisi awal semesta.

Sehingga, hukum-hukum itu bisa terbentuk - sebuah entitas abadi yang menyebabkan Big Bang meledak, lalu undur diri untuk melihat hasil kreasi-Nya.

"Apakah Tuhan menciptakan hukum kuantum yang dapat membuat Big Bang terjadi?" tulis Hawking, "Saya tidak berkeinginan menyerang kepercayaan siapa pun, tetapi saya kira, sains punya penjelasan yang lebih menarik ketimbang entitas abadi itu."

Hawking memulai penjelasannya dengan mekanika kuantum, yang menerangkan bagaimana partikel sub-atom bergerak.

Dalam studi kuantum, merupakan hal yang umum untuk melihat partikel sub-atom seperti proton dan elektron tampak muncul entah dari mana, bersama-sama sejenak, lalu hilang kembali ke lokasi yang benar-benar berbeda.

Karena semesta pada suatu saat berukuran seperti partikel sub-atom, masuk akal bahwa ia berperilaku serupa selama Big Bang, tulis Hawking.

"Alam semesta itu sendiri, dengan segala keluasan dan kerumitannya yang mencengangkan, dapat muncul begitu saja tanpa melanggar hukum alam yang diketahui," tulisnya.

Hawking lalu mencontohkan dengan keberadaan lubang hitam. Lubang hitam, seperti alam semesta sebelum Big Bang, memadat menjadi singularitas (kondisi hukum fisika tak berlaku, tak ada ruang dan waktu).

Di titik massa yang amat sangat padat ini, gravitasi begitu kuat sehingga mendistorsi waktu serta cahaya dan ruang. Sederhananya, di kedalaman lubang hitam, tak ada yang namanya waktu.

Karena alam semesta juga dimulai sebagai singularitas, Hawking menyebut waktu itu sendiri tidak mungkin ada sebelum Big Bang. Maka, jawaban Hawking atas apa yang terjadi sebelum Big Bang adalah, "tidak ada waktu sebelum Big Bang."

"Kami akhirnya menemukan sesuatu yang tidak memiliki penyebab, karena tidak ada waktu untuk penyebab," tulis Hawking, "Bagi saya ini berarti tidak ada kemungkinan keberadaan Pencipta, karena tidak ada waktu bagi pencipta untuk ada."

Terlepas pandangannya tentang Pencipta, Hawking masih menyisakan ruang yang cukup untuk harapan, keajaiban, dan,terutama, rasa sukur.

"Kita memiliki satu kehidupan ini untuk mengapresiasi rancangan besar alam semesta," Hawking menyimpulkan bab pertama dari buku terakhirnya itu," dan untuk itu saya sangat bersukur."

Bukan Berarti Tak Ada di halaman berikutnya...

Bukan Berarti Tidak Ada

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat