yoldash.net

Bisakah Manusia Bertahan jika Ditelan Paus seperti Nabi Yunus?

Mungkinkah manusia bertahan jika tertelan ikan paus seperti Nabi Yunus? Simak jawaban pakar berikut.
Ilustrasi. Pakar menjelaskan fenomena tertelan ikan paus. (AFP Photo/Don Emmert_

Jakarta, Indonesia --

Berbagai cerita, fiksi maupun non-fiksi, manusia tertelan paus, termasuk kisah Nabi Yunus, berseliweran dan masih jadi pertanyaan di tiap peradaban. Berikut penjelasan pakar soal fenomena ini.

Dalam kisah fiksi, manusia tertelan paus bisa dilihat di cerita Pinokio, yakni saat si tukang kayu Geppetto tengah mencoba menyelamatkan anak 'ciptaannya' itu.

Dalam kehidupan nyata, manusia tertelan paus pernah terjadi pada penyelam Michael Packard, 2021. Dikutip dari Time of Israel, penyelam berusia 56 mengaku tak sengaja terlahap dan masuk dalam mulut paus sekitar 30 detik untuk kemudian dimuntahkan kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah nyata lainnya adalah tentang Nabi Yunus yang ditelan ikan paus dengan tafsiran durasi beragam, seharian hingga 40 hari (Ash-Shaffat ayat 141). Nabi Yunus kemudian keluar dari dalam paus usai bertaubat dan kembali ke kaumnya.

ADVERTISEMENT

Para pakar pun berupaya menjelaskan kejadian-kejadian itu lewat serangkaian studi dan pengalaman berinteraksi dengan satwa yang masuk jenis cetacea itu.

Pada intinya, ada peluang amat kecil untuk masuk ke dalam perut paus dan bertahan di dalamnya. Berikut sebabnya:

Kerongkongan kecil

Célia Baratier, peneliti di Group for Research and Education on Marine Mammals (GREMM), mengungkapkan paus balin, contohnya, cuma memakan mangsa kecil seperti plankton (krill dan copepoda) atau ikan kecil.

Meski makan besar, yakni sekitar 1 hingga 4 ton krustasea kecil per hari, paus tersebut tak bisa menelan manusia.

"Kerongkongan paus biru hanya berukuran 15 hingga 25 cm. Oleh karena itu, dia tidak bisa menelan sesuatu yang lebih besar dari bola pantai!" ujar dia, dikutip dari situs GREMM.

"Kalau seseorang menghalangi pintu masuk ke kerongkongan, paus tidak akan tersedak! Tidak seperti manusia, kerongkongan dan trakea [paus] tidak nyambung," tambah Baratier.

Senadam Nicola Hodgins dari Konservasi Paus dan Lumba-lumba, dikutip dari National Geographic, mengatakan tidak mungkin paus bisa menelan manusia.

Pasalnya, tenggorokan paus hanya sebesar kepalan tangan manusia dan cuma bisa merenggang hingga 38 cm. Menurut dia, manusia tertelan paus cenderung merupakan kecelakaan ketimbang kesengajaan.

Tak mangsa manusia

Baratier menyebut ada jenis paus yang punya gigi untuk berburu mangsa. Namun, mereka tidak mengunyahnya, tapi menelannya bulat-bulat.

Paus sperma, yang terbesar dari semua paus bergigi, mampu memakan cumi-cumi raksasa dan tentunya secara teori juga manusia. Sementara, paus pembunuh berburu dengan memakan hewan yang lebih besar, tetapi manusia tidak masuk menu mereka.

"Mereka tidak bisa salah menelan manusia, tapi mereka bisa mencabik-cabik kita. Perlu dicatat bahwa, hingga saat ini, tidak ada serangan paus sperma atau paus pembunuh yang bertujuan memakan daging manusia," tutur Baratier.

Paus yang lain seperti paus balin seperti paus bungkuk, paus biru, paus abu-abu, dan paus minke memiliki bulu khusus di mulutnya sebagai pengganti gigi dan memakan mangsa kecil seperti plankton dan ikan mungil.

Dari 90 spesies paus yang diketahui, paus sperma kemungkinan satu-satunya yang bisa menelan manusia karena memiliki kerongkongan besar.

Akan tetapi, Rob Deaville dari Zoological Society of London's Cetacean Strandings Investigation Programme, mengatakan "kebanyakan orang tidak pernah mendapat kesempatan melihat paus sperma."

Pasalnya, paus tersebut hidup dan rata-rata menghabiskan waktunya di kedalaman lebih dari 10 ribu kaki. Meskipun, paus sperma tersebar rata-rata hampir di seluruh dunia.

Enzim perut

Jika memang manusia tertelan dalam peluang amat kecil itu, bisakah bertahan di perut paus?

Baratier mengatakan kita tidak akan bertahan lama di dalamnya. Pertama, tidak ada udara atau oksigen di perut mereka, jadi kita tidak bisa bernapas jika masuk ke sana.

"Selain itu, paus adalah karnivora, jadi kita akan dicerna oleh enzim di perutnya," tandas dia.

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat