yoldash.net

Sains Ungkap Cara Nabi Musa Membelah Laut Merah

Para pakar menemukan teknik ilmiah yang mungkin diterapkan saat Nabi Musa membelah Laut Merah untuk menyelamatkan Bani Israil dari Fir'aun.
Ilustrasi. Sains mengungkap cara Nabi Musa membelah Laut Merah untuk menyelamatkan Bani Israil. (iStock/kevron2001)

Jakarta, Indonesia --

Para pakar menemukan rahasia di balik mukjizat Nabi Musa membelah Laut Merah dengan tongkatnya. Bagaimana cara mereka menemukannya?

Kisah Musa dan Fir'aun ini sendiri muncul dalam ajaran Yahudi, Kristen, dan Islam. Al-Qur'an menceritakannya dalam Surat Thaha. Injil menuturkannya dalam Exodus (Keluaran).

Dikutip dari The Guardian, peristiwa pembelahan Laut Merah yang sudah dikaji para pakar itu merujuk pada peristiwa di Exodus. Mereka penasaran dengan cara Nabi Musa menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Fir'aun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado at Boulder (CU) merekonstruksi peristiwa itu dengan menggunakan pemodelan komputer.

ADVERTISEMENT

Bentuknya, menyusun beberapa kombinasi tipe angin dan gelombang berbeda yang bisa menghasilkan celah di dasar laut, seperti yang terjadi dalam peristiwa yang dikenal dengan 'Exodus' tersebut.

Para pakar membuat ulang kondisi yang memungkinkan air membelah untuk menciptakan daratan kering di tengahnya.

Para pakar itu lalu merelokasi peristiwa tersebut ke delta Sungai Nil. Hasilnya, para pakar menilai, angin kuat dari timur yang berhembus sepanjang malam dapat mendorong kembali air di laguna pantai di Mesir utara cukup lama.

Tim menyimpulkan kecepatan angin yakni 63 meter/jam dari timur di atas danau yang direkonstruksi secara digital di sepanjang area Mediterania, bisa menyapu air kembali ke pantai barat.

Peristiwa itu memperlihatkan dataran lumpur yang luas dan menciptakan jembatan darat yang akan tetap tinggi dan kering selama empat jam.

Hal itu dinilai cukup bagi Bani Israil berjalan melintasi dataran lumpur yang terbuka sebelum air mengalir kembali, menelan kavaleri Firaun.

Namun, para pakar tidak melakukan ujicoba ini di Laut Merah karena lokasinya yang tidak cocok dengan deskripsi dalam kisah Exodus yang diceritakan dalam Bibel.

"Simulasinya cukup cocok dengan yang terjadi di Exodus," kata Carl Drew yang memimpin studi ini.

"Pembelahan air bisa dimengerti lewat dinamika cair. Angin menggerakan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan celah yang aman dengan air di kedua sisinya lalu tiba-tiba mengembalikan air menutup seperti semula," ujarnya menambahkan.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan para pakar di jurnal PLOS dengan judul Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta.

Sebelum studi ini, beberapa penelitian lain juga telah dilakukan terhadap fenomena mukjizat Nabi Musa tersebut.

Salah satunya adalah studi dari pakar Rusia yang menyiratkan adanya badai dari barat laut bisa membuka karang kecil di dekat kanal Suez modern dan akan memberi orang Israel penyeberangan.

Namun, menurut Drew, jika itu yang terjadi, Bani Israil akan tertiup oleh angin tersebut. Di saat yang sama, kisah Exodus juga menyebut keberadaan angin dari timur.

"Jika Anda ingin mencocokkan dengan apa yang ada di Injil, Anda butuh angin dari timur," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(lth/arh)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat