yoldash.net

DPR Minta PPATK Juga Bongkar Eksekutif-Yudikatif Main Judi Online

Komisi III DPR menyebut PPATK tak bisa hanya mengungkap legislatif yang bermain judi online. PPATK juga harus mengungkap pejabat eksekutif dan yudikatif.
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, Indonesia --

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Nasir Djamil meminta Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana turut mengungkap anggota lembaga eksekutif dan yudikatif yang bermain judi online.

Nasir menilai tidak adil jika PPATK hanya membongkar anggota legislatif yang bermain judi online. Ia juga meminta PPATK membongkar perputaran uang terkait judi online di kedua lembaga tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Eksekutif yudikatif juga perlu disampaikan. Saya enggak setuju juga kalau hanya legislatif. Bagaimana perputaran di sana, di eksekutif, yudikatif?" kata Nasir dalam rapat kerja Komisi III dengan PPATK di Kompleks Parlemen, Jakarta Rabu (26/6).

"Jangan-jangan sudah merambah semua cabang-cabang kekuasaan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Anggota Komisi III Fraksi Golkar Supriansa setuju dengan permintaan Nasir. Menurutnya, PPATK perlu mengungkap praktik judi online di semua level kekuasaan agar bisa menyelesaikan masalah judi online secara tuntas.

"Karena kita berniat untuk membongkar kemungkinan-kemungkinan siapa yang terlibat dalam judi online ini," ujar dia.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana sebelumnya mengungkap ada lebih dari 1.000 orang di DPR dan DPRD terlibat judi online. Mereka termasuk anggota dewan hingga pegawai kesetjenan.

Ivan juga menjelaskan dari jumlah itu, angka transaksi mencapai 63.000 dengan jumlah transaksi mencapai Rp25 miliar.

"Angka rupiahnya hampir 25 miliar di masing-masing. Ya, transaksi di antara mereka dari ratusan sampai miliaran, sampai ada satu orang sekian miliar. Agregat secara keseluruhan. Itu deposit, deposit. Jadi kalau dilihat dari perputarannya sampai ratusan miliar," jelas Ivan.

(mab/wis)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat