Kemdikbudristek: Banyak yang Harus Disediakan Warga untuk Pendidikan
![Kemdikbudristek: Banyak yang Harus Disediakan Warga untuk Pendidikan Kemdikbudristek mengamini anggaran negara tidak bisa menutup biaya PTN, sehingga warga harus mencari duit sendiri demi bisa kuliah.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2018/07/03/f7fe4dbd-3a99-4f5d-bd89-08817a01ff8c_169.jpeg?w=650&q=90)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui anggaran negara yang disediakan untuk perguruan tinggi negeri (PTN) tidak bisa menutupi dana yang dibutuhkan.
Dari total sekitar Rp665 triliun dana pendidikan, hanya Rp98,987 triliun yang dialokasikan untuk Kemendikbudristek. Lalu, Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk PTN hanya Rp21 triliun.
Sekjen Kemendikbudristek Suharti pun mengamini dengan minimnya anggaran untuk pendidikan tinggi, maka warga harus mencari duit sendiri demi membiayai kuliah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi banyak yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat untuk memungkinkan anaknya pergi ke sekolah untuk mendapat pendidikan," kata Suharti dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Senayan, Jakarta, Rabu (19/6).
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Abdul Haris menjelaskan lebih detail kebutuhan dana untuk pendidikan tinggi. Pada 2024, dana yang dibutuhkan PTN mencapai Rp37,3 triliun.
Sementara itu, PTN mendapat penerimaan sebanyak Rp16,2 triliun untuk memenuhi anggaran yang dibutuhkan. Penerimaan itu salah satunya didapat dari Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Haris mengatakan total penerimaan tersebut belum bisa menutup sisa kebutuhan anggaran pendidikan tinggi sebanyak Rp21,1 triliun. Pemerintah pun memberikan BOPTN. Namun, kemampuan pemerintah memberi BOPTN hanya Rp6,6 triliun.
Ia pun mengungkapkan kebutuhan dana pendidikan akan meningkat pada 2025. Dia menyebut kebutuhan PTN bisa mencapai Rp56,7 triliun.
Jika PTN mendapatkan penerimaan dengan nominal yang sama, maka selisih dana yang kurang mencapai Rp40,5 triliun. Sementara pemerintah hanya bisa menganggarkan BOPTN Rp6,3 triliun atau 16 persen dari total anggaran yang dibutuhkan.
Menurutnya, besaran UKT yang ditetapkan oleh PTN akan mempengaruhi penerimaan yang masuk.
Oleh sebab itu, dia berpendapat PTN akan kesulitan menutup anggaran yang dibutuhkan jika tidak ada perubahan besaran UKT yang dibebankan kepada masyarakat.
"Ini sebenarnya area kita harus memikirkan kalau UKT tetap dipertahankan sekian. Ini menjadi beban berat bagi PTN," ujarnya.
(yla/tsa)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Menkes soal Kematian Zhang Zhi Jie: Kalau Ditangani Cepat, Dia Survive
-
Jokowi Tepis Cawe-cawe Pilkada: Itu Urusan Parpol, Jangan Tanya Saya
-
Komite Jurnalis Ungkap Kronologi Kasus Tewasnya Wartawan Tribrata TV
-
FOTO: 116 Orang Tewas Terinjak-injak usai Acara Keagamaan di India
-
30 Jenderal Senior Israel Desak Netanyahu Setop Perang dengan Hamas
-
Siapa Yahudi Ultra-ortodoks Haredim yang Tolak Jadi Tentara Israel?
-
Salip BIll Gates, Eks CEO Microsoft Jadi Orang Terkaya ke-6 Dunia
-
Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
-
Apa Itu Deflasi yang Dialami Indonesia Dua Bulan Terakhir?
-
Daftar Lengkap Pertandingan Perempat Final Copa America 2024
-
Menanti Jurus Terakhir Timnas Indonesia U-16 demi Libas Vietnam
-
Zhang Zhi Jie Meninggal, Shi Yu Qi Ubah Duka Jadi Semangat Membara
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Ahli Kembangkan Jaringan Internet 6G, Cek Kedahsyatan dan Kelemahannya
-
Penampakan Komputer Tertua di Dunia dari Yunani, Bisa Apa?
-
Bikin SIM Pakai BPJS Kesehatan Bakal Berlaku di Seluruh Indonesia
-
Insentif Mobil Hybrid Diminta Setara Mobil Listrik
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
BTOB Batal Gelar Fan Concert di Jakarta Gegara Masalah Kontrak
-
Ayu Ting Ting Enggan Menutup Diri Meski Gagal Nikah Lagi
-
Kris Dayanti Beber Rencana Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah
-
BKKBN Targetkan Tiap Keluarga Punya 1 Anak Perempuan, Ini Alasannya
-
INFOGRAFIS: Pertolongan Pertama pada Korban Henti Jantung
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso