yoldash.net

Parkir Liar di Antara Banyaknya Kendaraan dan Tingginya Pengangguran

Sosiolog UGM AB Widyanta menilai, fenomena parkir liar jadi titik temu antara lonjakan kepemilikan kendaraan pribadi dan angka penganggura yang tinggi.
Ilustrasi. Sosiolog UGM A.B Widyanta menilai, fenomena parkir liar jadi titik temu antara lonjakan kepemilikan kendaraan pribadi dan angka penganggura yang tinggi. (CNN Indonesia/Sakti Darma Abhiyoso)

Jakarta, Indonesia --

Maraknya tukang parkir liar dinilai jadi titik temu antara lonjakan kendaraan pribadi dan angka pengangguran di tengah masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) A.B Widyanta.

Abe, sapaan akrabnya, menyebut bahwa titik temu tersebut sebagai kompleksitas masyarakat urban. Fenomena tukang parkir liar berkaitan dengan ketidakberesan sistem yang berlaku di tengah masyarakat.

Di satu sisi, kata Abe, jalanan kian disesaki dengan kendaraan pribadi. Tapi di sisi lain, kian banyak masyarakat yang tak memiliki pekerjaan sehingga mereka memanfaatkan jasa seadanya yang bisa tawarkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesempatan yang bisa ia gunakan untuk menjual jasa tenaga dia untuk mengatur parkiran-parkiran," kata Abe saat dihubungi, beberapa waktu lalu.

Abe turut menyoroti tak adanya jaminan kerugian konsumen akibat keberadaan parkir liar tersebut. Menurut dia, masalah itu hingga kini belum dianggap penting.

ADVERTISEMENT

Abe menilai, sistem jaminan tersebut mestinya menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah harus memikirkan lebih serius sistem tata kelola masyarakat urban yang baik dan transparan.

"Check and balances ada, tentu dengan transparansi. Kan, begitu. Tapi juga selalu dialogis, terbuka terhadap kritikan. Jadi, ketika ada kritikan seperti ini, diakomodir dong, enggak dibiarkan begitu saja, ditindaklanjuti, jangan hanya didengarkan," kata Abe.

Namun, secara khusus, lanjut dia, pengelolaan merebaknya parkir liar yang kerap meresahkan juga memerlukan keterlibatan antar-lembaga, mulai dari dinas perhubungan, pendapatan daerah, dan instansi terkait lainnya.

Menurut Abe, pemerintah harus berpikir lebih keras mencari pekerjaan yang memberikan perlindungan, upah layak, dan jaminan kepastian. Jika pun pekerjaan itu didapat lewat jasa parkir, maka diperlukan transparansi dan pengelolaan yang jelas.

Abe menganggap masukan dari masyarakat perlu ditindaklanjuti agar permasalahan parkir liar tidak menjadi hambatan yang serius.

"Ketika transportasi pribadi ini juga akan semakin banyak, itu akan semakin menjadi persoalan agar ini tidak menjadi bottle neck sehingga harus ditindaklanjuti segala bentuk input dan masukan dari masyarakat itu," katanya.

Data BPS mencatat di hingga Agustus 2023, jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 5,32 persen. Sementara jumlah kendaraan di Indonesia hingga tahun 2022  sebanyak 148,26 juta unit.

Isu parkir liar kini juga tengah ramai jadi perbincangan di media sosial. Netizen mempermasalahkan keberadaan mereka lantaran mereka beroperasi di tempat yang semestinya gratis untuk tempat parkir.

Ada juga warga yang mengeluhkan, tukang parkir ini tak terlihat saat kendaraan datang, namun muncul dan minta bayaran saat pengunjung akan pulang. Tak jarang mereka mendapat julukan tukang palak.

(thr/asr)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat