yoldash.net

Ma'ruf Amin: Target Penurunan Stunting 14 Persen Akan Dievaluasi

Ma'ruf Amin mengungkapkan target penurunan prevalensi kasus stunting sebesar 14 persen pada 2024 akan dievaluasi.
Ma'ruf Amin mengungkapkan target penurunan prevalensi kasus stunting sebesar 14 persen pada 2024 akan dievaluasi. (CNN Indonesia/Farid)

Jakarta, Indonesia --

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan target penurunan prevalensi kasus stunting sebesar 14 persen pada 2024 yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 akan dievaluasi.

"Di tahun ini, seluruh target dalam RPJMN 2020-2024 akan dievaluasi, termasuk target prevalensi stunting 14 persen tahun 2024," kata Ma'ruf dalam acara Rapat Kerja Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (25/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Ma'ruf tak merinci akan dinaikkan atau diturunkan menjadi berapa persen target prevalensi stunting usai dievaluasi oleh pemerintah nantinya.

Ma'ruf hanya meminta indikator yang menjadi penghambat percepatan penurunan stunting selama dua tahun terakhir ini segera ditemukan. Baginya, kondisi ini penting lantaran anak stunting akan mempengaruhi daya saing bangsa dan sumber daya manusia.

ADVERTISEMENT

Ma'ruf lantas meminta, pencegahan terjadinya stunting harus dilakukan sejak awal di tingkat keluarga. Salah satu caranya memastikan pemenuhan gizi bagi setiap anggota rumah tangga, ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan, akses sanitasi dan air minum yang aman, perilaku hidup bersih dan sehat, serta pengasuhan yang layak.

"Keluarga juga harus lebih proaktif untuk mendapatkan akses layanan kesehatan, seperti pemeriksaan ibu hamil secara rutin, imunisasi, dan pemantauan tumbuh kembang bagi anak-anak secara berkala," kata dia.

Di sisi lain, dalam arahannya Wapres juga meminta kepada seluruh pihak terkait untuk fokus pada strategi dan pendekatan terhadap pencegahan terjadinya stunting baru, tanpa mengurangi intervensi pada anak stunting.

"Arahkan berbagai intervensi kebijakan pada hal-hal yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk mempercepat penurunan stunting," imbaunya.

Di tempat yang sama, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengakui pemerintah berat untuk menurunkan angka prevalensi stunting jika persentase targetnya sangat rendah.

"Semakin rendah angkanya semakin berat mencapainya. Kalau angkanya itu masih 30 (persen) untuk menurunkan jadi 25-20 itu lebih cepat, tapi ketika angkanya sudah 15 bahkan 14 maka akan lebih berat lagi untuk turun," kata Hasto.

Meski begitu, Hasto menjelaskan evaluasi tersebut akan dilakukan dalam RPJMN untuk lima tahun ke depan. Ia juga belum mengetahui berapa target angka prevalensi stunting yang akan ditetapkan nantinya.

"Belum final ya, yang lama rancangan teknokratisnya itu 18 persen, tetapi karena arahan Presiden kemudian kan kita coba jadi 14 persen," kata Hasto.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo sempat menyinggung target penurunan angka stunting menjadi 14 persen terlalu ambisius. Namun, di sisi lain, Jokowi juga mengingatkan stunting menjadi salah satu pekerjaan rumah besar Indonesia di bidang kesehatan. Masalah itu harus menjadi tanggung jawab bersama.

Jokowi sempat mencatat angka stunting turun jadi 21,5 pada akhir 2023. Sudah turun cukup jauh dari 37,6 persen dari 10 tahun lalu.

"Memang target kita 14 persen. Itu memang sangat ambisius sekali, tapi kalau enggak, kita enggak akan kerja keras untuk mencapai itu," tutur Jokowi di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4).

(rzr/pmg)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat