yoldash.net

Hujan Lebat Melanda Afrika Timur, 155 Orang di Tanzania Tewas

Sedikitnya 155 orang tewas di Tanzania akibat hujan lebat yang terkait dengan El Nino memicu banjir dan tanah longsor.
Ilustrasi. Hujan lebat yang melanda Afrika Timur menewaskan setidaknya 155 orang di Tanzania. (Istockphoto/FeelPic)

Jakarta, Indonesia --

Sedikitnya 155 orang tewas di Tanzania akibat hujan lebat yang terkait dengan El Nino memicu banjir dan tanah longsor. Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Tanzania Kassim Majaliwa kepada parlemen, Kamis (25/4).

Tanzania dan negara-negara lain di Afrika Timur - wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim - dilanda curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya selama musim hujan saat ini, dengan puluhan kematian juga dilaporkan di Kenya.

Kassim mengatakan lebih dari 200.000 orang terkena dampak bencana di Tanzania, dengan 155 korban jiwa dan 236 orang luka-luka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hujan lebat El Nino yang disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor di berbagai wilayah tanah air telah menimbulkan kerusakan parah," kata Majaliwa seperti diberitakan AFP.

Dia mengatakan rumah, properti, tanaman, dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, kereta api, dan sekolah telah rusak dan hancur.

ADVERTISEMENT

Dampak buruk dari hujan ini "terutama disebabkan oleh degradasi lingkungan", tambahnya. Ia juga menyalahkan penggundulan hutan, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan seperti pertanian "tebang dan bakar" dan penggembalaan ternak yang tidak diatur.

Pada 14 April, pemerintah mengatakan total 58 orang, termasuk anak-anak, tewas akibat hujan dan banjir sejak awal bulan.

El Nino adalah pola iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan peningkatan suhu panas di seluruh dunia, kekeringan di beberapa bagian dunia, dan hujan lebat di tempat lain dan dapat berdampak buruk di Afrika Timur.

Di Kenya, sekitar 45 orang tewas sejak awal musim hujan pada bulan Maret, termasuk 13 orang yang kehilangan nyawa akibat banjir bandang di ibu kota Nairobi minggu ini.

Beberapa bagian Nairobi masih terendam air pada hari Kamis, dan warga Kenya telah diperingatkan untuk tetap waspada, dengan perkiraan akan terjadi hujan lebat lagi di seluruh negeri dalam beberapa hari mendatang.

Di Burundi, salah satu negara termiskin di dunia, sekitar 96.000 orang terpaksa mengungsi akibat hujan yang tak henti-hentinya selama berbulan-bulan, kata PBB dan pemerintah pada awal bulan ini.

Sementara itu, badan tanggap kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan dalam pembaruan minggu ini bahwa di Somalia, hujan Gu (April hingga Juni) semakin meningkat, dengan banjir bandang dilaporkan sejak 19 April.

Dikatakan empat orang dilaporkan tewas dan lebih dari 800 orang terkena dampak atau mengungsi di seluruh negeri.

Uganda juga dilanda badai hebat yang menyebabkan tepian sungai jebol, dengan dua korban jiwa dan beberapa ratus penduduk desa mengungsi.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan pada bulan Maret bahwa El Nino, yang mencapai puncaknya pada bulan Desember, adalah salah satu dari lima El Nino terkuat yang pernah tercatat.

Meskipun pola cuaca saat ini secara bertahap melemah, dampaknya akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang dengan meningkatkan panas yang terperangkap di atmosfer melalui gas rumah kaca, katanya.

Oleh karena itu, "suhu di atas normal diperkirakan terjadi di hampir seluruh wilayah daratan antara bulan Maret dan Mei", kata WMO dalam laporan triwulan.

(pua/pua)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat