Total 550 Ribu Warga Israel Kabur di Tengah Agresi ke Palestina
Sebanyak 550 ribu warga Israel dikabarkan kabur dari negara mereka di tengah agresi ke Jalur Gaza, Palestina.
Peristiwa itu sudah terjadi selama enam bulan terakhir saat agresi pecah pada 7 Oktober lalu.
Data yang dirilis Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel menunjukkan lebih dari 550.000 warga meninggalkan negara dan tak kembali.
Hal ini terjadi berkala ketika warga Israel mengalami kesulitan dari berbagai aspek selama perang terjadi.
Menurut data Biro Pusat Statistik Israel, populasi Israel mencapai 9,9 juta jiwa. Jumlah penduduk itu juga termasuk dari dua juta warga Palestina dan 20.000 warga Suriah di Dataran Tinggi Golan, seperti dilansir dari TRT World.
Selain itu, banyak warga Israel yang memiliki kewarganegaraan ganda karena khawatir terhadap situasi yang terjadi di negaranya.
Kejadian kabur warga Israel dari tanah airnya terjadi di tengah-tengah situasi memanas antara Negeri Zionis dan Lebanon.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun baru-baru ini menyatakan untuk menghentikan serangan ke Rafah dan dialihkan menuju utara Israel. Ini dilakukan untuk memperkuat lini pertahanan di kawasan yang berbatasan langsung dengan kekuasaan kelompok milisi Hizbullah.
Lihat Juga : |
"Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir," kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14, Minggu (23/6).
"Bukan berarti perang (secara keseluruhan) akan segera berakhir. Namun perang dalam fase intens di Rafah akan berakhir," lanjut Netanyahu, seperti dikutip dari AFP.
Ketegangan Israel-Lebanon turut mendasari niat lebih dari setengah juta warga Israel untuk kabur dari negaranya. Sebab, Hizbullah telah menggempur beberapa kali wilayah perbatasan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Hamas di Gaza.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga mengancam bakal menyerang Siprus jika Tel Aviv serius untuk menggempur Lebanon. Nasrallah menuding Siprus telah membantu Israel dengan mengizinkan Negeri Zionis menggunakan bandara dan pangkalannya untuk latihan militer.
Hingga kini, potensi perang kedua negara membuat komunitas internasional menjadi was-was. Amerika Serikat sebagai salah satu sekutu Israel pun disebut bakal mendukung penuh Negeri Zionis jika perang dengan Hizbullah terjadi secara masif.
(val/bac)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Pelaku Mutilasi di Garut Ditangkap, Identitas Korban Masih Misterius
-
Ribuan Aparat Gabungan Dikerahkan Amankan Hari Bhayangkara di Monas
-
Sidang Praperadilan Pegi Setiawan Digelar Hari Ini, Polda Jabar Hadir
-
FOTO: Tolak Ubah Usia Wamil Israel, Warga Yahudi Bentrok dengan Polisi
-
VIDEO: Serangan bom Rusia ke Kharkiv, Bayi 8 Bulan Jadi Korban Luka
-
Demo Pecah di Israel, Warga Tolak Perubahan Usia Wamil Jadi 21 Tahun
-
NIK Jadi NPWP Resmi Berlaku Hari Ini
-
Inflasi Juni Capai 2,51 Persen Gara-gara Harga Makanan - Minuman
-
Mulai 5 Juli, Biaya Admin Tarik Tunai EDC BCA Rp4.000
-
Daftar 5 Tim Negara Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
-
Netizen Berduka Pebulutangkis China Zhang Zhi Meninggal di AJC 2024
-
Respons Gregoria Mariska usai Pebulutangkis Zhang Zhi Jie Meninggal
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Bahaya Kebocoran Data Pribadi, Termasuk Dicatut Buat Pinjol
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Perpanjangan SIM Harus Pakai BPJS Dimulai Hari Ini
-
Siap-siap Ramai di Jalan, BYD Serahkan 1.000 Mobil Listrik ke Konsumen
-
Mitsubishi Xpander Cross Elite Edisi Terbatas
-
Wonderland, Film Park Bo-gum hingga Suzy Tayang Juli 2024 di Netflix
-
Voice of Baceprot Usai Debut di Glastonbury: Baceprot till Die!
-
Di Glastonbury, Coldplay Ajak Fan Kirim Cinta ke Israel dan Palestina
-
Bayi Meninggal Usai Vaksin, Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman
-
Berapa Langkah Maksimal Jalan Kaki Sehari?
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso