yoldash.net

China Disebut Waswas Rusia dan Korut Makin Mesra, Ada Apa?

Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara pada Rabu (19/6) disebut bikin China waswas.
Keakraban Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. (AFP/STR)

Jakarta, Indonesia --

Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara pada Rabu (19/6) disebut bikin China waswas.

Lawatan kenegaraan Putin menemui pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menghasilkan sejumlah kesepakatan. Salah satunya melalui penandatanganan "kemitraan strategis komprehensif."

Hal itu disebut membuat China khawatir soal perkembangan hubungan kedua negara yang juga menjadi mitra strategis Beijing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sikap China ke Rusia dan Korut pun kian dipertanyakan di tengah hingar bingar kompetisi geopolitik dunia.

ADVERTISEMENT

Menurut asisten profesor dan pengamat politik China, Liu Dongshu, Beijing khawatir soal berbagai perjanjian yang disepakati dua negara tersebut bisa mendukung kemajuan kekuatan militer Korut, seperti program nuklir dan rudal.

"Jika menyangkut masalah Korea Utara, China bertujuan untuk mengendalikan situasi dan mencegah eskalasi, namun China juga tidak ingin Korea Utara benar-benar runtuh," ungkap Liu dikutip CNN, Minggu (23/6).

Liu pun menyoroti skenario kekhawatiran Beijing atas Amerika Serikat untuk memperluas kendali wilayah di kawasan Asia Pasifik.

Hubungan antara Rusia dan Korut terjalin mesra terlihat sejak Negeri Otoriter itu memasok berbagai bantuan militer ke Negeri Beruang Merah guna membantu perang melawan Ukraina.

Rusia menerima lebih dari 10.000 kontainer berisi 260.000 metrik ton amunisi dari Korut sejak September tahun lalu. Namun, kedua negara menolak klaim atas pengiriman tersebut.

Hal itu kemudian dianggap oleh Beijing berisiko merusak keseimbangan kerja sama China dan Korut.

Selain itu, Liu juga melihat Beijing yang menahan diri untuk tidak menawarkan bantuan militer karena khawatir terhadap kontrol politik di semenanjung Korea.

"Jika Putin memberikan lebih banyak dukungan kepada Korea Utara mengenai masalah nuklir, termasuk beberapa bantuan teknis, maka akan semakin sulit bagi Tiongkok untuk mengendalikan situasi di Semenanjung Korea," ujar Liu.

Kunjungan Putin ke Korut membawa beberapa buah tangan bagi Negeri Otoriter tersebut. Seperti pakta "kemitraan strategis komprehensif" hingga hadiah sepasang anjing jenis Pungsan yang diberikan kepada kepala negara Negeri Beruang Merah.

Lawatan itu pun terjadi di tengah eskalasi ketegangan antara Korut dan Korsel dalam beberapa minggu terakhir.

Pada sisi lain, kunjungan kenegaraan Putin ke Korut disebut tetap mengunggulkan China selama pertemuan tersebut.

"Setiap pertemuan semacam itu juga akan mencakup diskusi mengenai Tiongkok," ucap dosen politik dari Universitas Oxford, Edward Howell.

"Rusia akan tahu betul bahwa Tiongkok tidak ingin ketinggalan dalam perundingan substansial apapun yang melibatkan Korea Utara, terutama karena Tiongkok jauh lebih penting - dibandingkan Rusia - bagi Korea Utara," tambahnya.

Hubungan antara Korut, Rusia, dan China memang telah lama terjalin mesra. Sebab, China memiliki peran yang besar dalam mengendalikan situasi geopolitik di kawasan Asia Timur.

"Tak satupun dari kedua negara tersebut memiliki kapasitas untuk mengkhianati China. Mereka masih harus bergantung pada China meskipun mereka bersekutu," kata Liu.

(val/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat