Lebih dari 2.000 Pedemo Mahasiswa AS Bela Palestina Ditangkap Polisi
Lebih dari 2.000 orang ditangkap di kampus-kampus di Amerika Serikat, sejak gelombang protes mahasiswa bela Palestina semakin meningkat di Negeri Paman Sam.
Para pedemo menyerukan Israel menyetop agresinya di Jalur Gaza dan menuntut kampus-kampus AS menghentikan kerja sama bisnis dengan Israel maupun perusahaan yang mendukung perang di Gaza.
Aksi protes yang berujung kekerasan hingga penangkapan semakin intens per 1 Mei kemarin, di mana hampir 200 orang ditahan dalam satu hari.
Penahanan tersebut terjadi di Universitas California Los Angeles (UCLA), usai polisi dan pedemo terlibat aksi saling dorong karena para mahasiswa menolak dibubarkan.
Sebagian pedemo bahkan membentuk barikade pertahanan, ketika polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.
Selain di UCLA, aksi demo yang diwarnai dengan pendirian tenda-tenda untuk bermukim di kampus juga menyebar di sejumlah universitas terkemuka.
Gelombang protes mahasiswa AS ini dimulai di Columbia University pada 17 April lalu, di mana para pedemo menyerukan diakhirinya perang Israel-Hamas.
Pada 18 April, Kepolisian New York membersihkan tenda-tenda di Columbia dan menangkap sekitar 100 pengunjuk rasa. Namun para demonstran mendirikan tenda baru dan menentang ancaman skorsing, bahkan lanjut menduduki Hamilton Hall untuk melanjutkan aksi mereka.
Menanggapi aksi ini, Israel mencap protes tersebut sebagai antisemitisme. Sementara para kritikus Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan tuduhan itu untuk membungkam oposisi.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga angkat bicara dan membela hak para mahasiswa yang melakukan aksi damai itu. Namun Biden mengecam kekacauan yang terjadi beberapa hari terakhir.
Dia menegaskan ketertiban juga harus tetap ditegakkan ketika menggelar demonstrasi.
"Kita [AS] bukan negara otoriter yang membungkam orang atau membungkam perbedaan pendapat," kata Biden di Gedung Putih seperti diberitakan AFP pada Kamis (1/5).
"Tetapi kita juga bukan negara tanpa hukum. Kita adalah masyarakat sipil, dan ketertiban harus ditegakkan," ia menegaskan.
Ia menyatakan aksi protes tidak boleh terus dibiarkan hingga mengganggu perkuliahan hingga jadwal wisuda ribuan mahasiswa di kampus-kampus seluruh AS.
"Seharusnya tidak ada tempat di kampus mana pun, tidak ada tempat di Amerika untuk anti-Semitisme, atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi," tambah Biden.
"Tidak ada tempat untuk ujaran kebencian atau kekerasan dalam bentuk apa pun, baik itu anti-Semitisme, Islamofobia, atau diskriminasi terhadap orang Arab Amerika atau orang Amerika Palestina," ujarnya. "Itu salah."
Terkini Lainnya
-
Ratusan Korban Banjir Luwu Mengungsi di Masjid
-
Pegunungan Bintang Papua Diguncang Gempa M 6
-
Satu Jenazah Ditemukan di Sungai, Total Korban Banjir Luwu 11 Orang
-
Perdana, TK di Gaza Utara Dibuka di Tengah Agresi Israel
-
Tak Cuma di AS, Aksi Bela Palestina Meluas ke Inggris hingga Australia
-
VIDEO: Warga Israel Demo Netanyahu, Desak Pembebasan Sandera
-
Erick Thohir Ungkap 6 Proyek Strategis BUMN Belum Kelar
-
Wakil Erick Thohir Buka-bukaan Update Restrukturisasi BUMN Karya
-
Erick Thohir Beri Wejangan Buat Menteri BUMN Selanjutnya
-
Kolaborasi Struick dan Marselino Harus Maksimal di Indonesia vs Guinea
-
Hasil Liga Inggris: Liverpool Bungkam Tottenham Hotspur
-
FOTO: Mimpi Indonesia Bawa Pulang Thomas Cup Tertunda
-
WhatsApp Luncurkan Fitur Baru, Bisa Bikin Jadwal
-
Viral Meteor Hijau Melintas di Langit Yogyakarta, Astronom Buka Suara
-
Foto: Desa di Karawang yang Perlahan Menghilang
-
Motor Listrik Buatan Indonesia Sudah Diekspor ke ASEAN
-
INFOGRAFIS: Daftar Mobil Dibatasi Beli BBM Subsidi Pertalite
-
Daftar Motor Listrik Murah di PEVS 2024, Ada yang Tak Sampai Rp3 Juta
-
VIDEO: 1,6 Juta Orang Sesaki Konser Madonna di Pantai Brasil
-
Sinopsis Master Z: The Ip Man Legacy, Bioskop Trans TV 5 Mei 2024
-
Jalani Tradisi Jelang Nikah, Tangis Mahalini Pecah Saat Sungkem
-
Kecanduan Gula Bisa Dicegah, Coba Konsumsi 5 Minuman Ini
-
Singapura Bakal Buka Hotel Zero Energy di Bandara 2028
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso