Israel Gelar Pertemuan 'Rahasia' dengan Mesir Jelang Invasi Rafah
Israel dan Mesir disebut telah melakukan pembicaraan soal rencana invasi pasukan Zionis ke Rafah di Gaza selatan.
Dilansir New Arab, para pejabat tinggi intelijen dan militer kedua negara melakukan pertemuan pada Rabu (25/4) di Kairo, Mesir.
Menurut laporan, pertemuan itu diikuti Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel Ronan Bar, Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi dengan Kepala Dinas Intelijen Mesir Abbas Kamal dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir Osama Askar.
Pertemuan antara pejabat militer Israel dan Mesir bertepatan dengan pengumuman Israel, bahwa mereka akan "melanjutkan" serangan ke Rafah.
Kekhawatiran utama Mesir adalah invasi Rafah dapat menyebabkan gelombang besar warga Palestina yang ingin menyeberang perbatasan.
Sebagian besar pengungsi Palestina di Rafah kini disebut sudah mengungsi ke wilayah lain. Sementara perbatasan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar bagi para pengungsi, jika terjadi invasi Israel.
Mesir menyebut jika skenario seperti itu terjadi, maka bisa menyebabkan putusnya hubungan dengan Israel dan berpotensi membahayakan perjanjian damai kedua negara tahun 1979.
Sementara itu, pihak Israel menyebut koordinasi dengan Mesir sangat penting sebelum memulai serangan ke Rafah.
"Semua orang menunggu arahan Netanyahu untuk mulai mengevakuasi warga sipil dari Rafah. Dia perlu menyelesaikan masalah ini dengan Amerika dan Mesir," kata seorang pejabat senior Israel.
Hal ini lah yang dianggap menjadi alasan utama diadakannya pertemuan "rahasia" di Kairo. Belum diketahui apakah Mesir akan memberikan "restu" ke Israel untuk melanjutkan invasi.
Sebagian besar rencana invasi tersebut memerlukan koordinasi dengan Mesir, meski rincian mengenai hal ini belum dikonfirmasi pemerintah di Kairo.
Menurut pejabat senior Israel, Mesir dan Uni Emirat Arab telah mendirikan tenda perlindungan besar antara Rafah dan Khan Younis serta daerah Muassi di barat laut Rafah, sebagai persiapan serangan militer.
Pejabat keamanan Mesir juga menegaskan koordinasi antara Mesir dan Israel mengenai invasi Rafah bukan berarti persetujuan Mesir terhadap operasi itu.
Mesir sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap serangan Israel terhadap Rafah "akan menyebabkan pembantaian besar-besaran, kerugian dan kehancuran yang luas."
(dna)Terkini Lainnya
-
Nisa Ratu Narkoba Aceh Dituntut Vonis Mati
-
Kapolresta Manado Diperiksa Propam Terkait Bunuh Diri Brigadir RA
-
Sempat Ditunda, Pembubaran Tim Pemenangan Anies-Imin Digelar Esok
-
VIDEO: Detik-detik Bentrok Pendukung Palestina dan Israel di UCLA
-
Uzbekistan, Tanah Kelahiran Ulama Masyhur Imam Bukhari
-
VIDEO: Panas Ekstrem, Warga India Pilih Berendam di Laut
-
Daftar 23 Pengusaha Penyumbang Bonus Rp23 M Buat Timnas U-23
-
Bahlil Blak-blakan Alasan Investasi Foxconn di RI Ngaret
-
BI Catat Transaksi Digital Banking Tembus Rp15,8 Ribu T Kuartal I 2024
-
Keluarga Marselino dan Ridho Hadir dalam Nobar di Balai Kota Surabaya
-
Momen Lucu Valentino Rossi Diabaikan Bagnaia yang Juara MotoGP Spanyol
-
Eks Menpora Malaysia Minta FAM Tiru Strategi Indonesia
-
BSSN Ungkap Modus Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Cek Cara Cegahnya
-
Badan Geologi Bongkar Penyebab Gempa Garut M6,2
-
Studi Bongkar Sisi Gelap Starlink yang Bakal Masuk RI
-
Pakar Jelaskan Sulitnya Kemudikan Moge Harley-Davidson
-
Spesifikasi Harley Dipakai Suami Istri Tewas Kecelakaan di Probolinggo
-
Minta Pertamax Diisi Pertalite, Pemilik LCGC Ngamuk di SPBU
-
Sinopsis Cell, Bioskop Trans TV 29 April 2024
-
Tiket 3 Kota Ludes, Tur Sheila on 7 Tunggu Aku Di Tersisa 2 Kota
-
ZEROBASEONE Gelar Konser Tunggal Perdana di Indonesia 26 Oktober
-
Catat, 7 Kebiasaan yang Dapat Mengecilkan Payudara
-
VIDEO: Rayakan Ultah Ke-70, Godzilla 'Mengamuk' di Gedung Tokyo
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso