Review Film: The Idea of You
Meski memadukan dua aktor yang acap kali bermain romantis komedi, Anne Hathaway dan Nicholas Galitzine, kurang pas rasanya jika menyebut The Idea of You sebagai film romcom.
Banyak isu dan permasalahan yang ditampilkan dalam film hasil adaptasi novel bertajuk serupa ini, yang membuatnya lebih heartwarming, bahkan melodrama.
Anne Hathaway selaku pemeran utama sekaligus produser film ini sekali lagi benar-benar melakoni peran yang merepresentasikan tahap kewanitaannya, seperti Love & Other Drugs saat dewasa muda, dan kini sebagai ibu dalam The Idea of You.
Awalnya, The Idea of You tampak begitu menyenangkan dengan menggambarkan yang selama ini jadi fantasi fan, yakni menarik perhatian dari idola atau penyanyi kenamaan, terutama saat di atas panggung.
Namun, penonton setelah itu dibawa melihat banyak kenyataan pahit dari hubungan tersebut, seperti isu kepercayaan, perbedaan, keraguan pada diri sendiri, penghinaan, hingga permasalahan keluarga.
Film ini juga dengan sangat jelas memperlihatkan perempuan merupakan sasaran empuk komentar-komentar jahat netizen dalam sebuah situasi, tanpa mengetahui pasti kenyataan yang terjadi.
Kekuatan utama film ini adalah chemistry Anne Hathaway dan Nicholas Galitzine di setiap adegan, baik sekadar berkenalan, membersihkan kulkas, hingga rentetan adegan mesra.
Keduanya juga apik menggambarkan kesepian masing-masing karakter. Solène yang menutup pintu untuk romansa setelah mengalami pengkhianatan, dan Hayes yang dikelilingi orang-orang hanya karena ketenarannya.
Untuk film yang dipromosikan sebagai romantis komedi, permasalahan The Idea of You terlalu riil, terlebih dalam situasi idol dan penggemar. Banyak fan merasa lebih tahu hal yang terbaik bagi kehidupan pribadi idolanya.
Respons penggemar Hayes dalam The Idea of You bisa dengan mudah ditemukan di dunia nyata. Ketika seorang member boy group berpacaran, acap kali kolom komentar kekasihnya dipenuhi komentar jahat para penggemar.
Komentar pun terasa lebih pedas ketika kekasih perempuannya lebih tua daripada sang idola. Serangan itu juga kadang dilakukan kepada orang-orang terdekat pasangan artis.
Solène mengalaminya lebih lagi karena dirinya seorang ibu tunggal. Ketikan-ketikan tanpa saringan warganet menyerangnya hingga mengganggu sang anak.
Film ini sesungguhnya ingin menyampaikan pesan perempuan berhak bahagia, dimulai dari mencintai diri sendiri terlebih dahulu dan kemudian kepada orang lain, sepanjang tidak mengganggu hubungan orang lain.
Namun, secara penceritaan keseluruhan, hubungan Solène dan Hayes serta permasalahan-permasalahan mereka sesungguhnya kurang dikembangkan dan hanya sedikit informasi yang diberikan.
Awal hubungan yang menyenangkan dan tampak meyakinkan dilepas begitu saja karena kisah mereka lebih banyak digambarkan melalui montase. Hal itu yang membuat film ini terasa flat, lewat begitu saja tanpa ada yang benar-benar membekas.
Review The Idea of You: Kreator tampak menyia-nyiakan potensi dari kisah dan chemistry karakter karena tak mengeksplorasi lebih lanjut hubungan dan permasalahan Solène dan Hayes. (Prime/Alisha Wetherill) |
Penulis pun bak bermain aman karena tak mau mengeksplorasi lebih lagi banyak permasalahan yang sudah ditampilkan. Respons Solène dan Hayes menghadapi konflik hubungan menjadi contoh utama.
Mereka berpisah dalam satu adegan, kemudian bersama lagi hanya berselang beberapa adegan. Formula itu diulang sepanjang film tanpa benar-benar menjelaskan cara mereka mengatasi masalah tersebut.
Sehingga, The Idea of You seperti hanya mengandalkan dan berharap sepenuhnya pada chemistry Anne Hathaway dan Nicholas Galitzine untuk menarik perhatian penonton.
Lihat Juga : |
Pada akhirnya, The Idea of You adalah film romantis yang sedikit berani karena menampilkan kisah yang selama ini dianggap sensitif, tapi sangat disayangkan karena eksekusinya tidak mendalam, baik narasi penceritaan atau karakternya.
The Idea of You bisa ditonton di Prime Video.
[Gambas:Youtube]