yoldash.net

Sains Ungkap Fakta Mengejutkan Planet Gurun Seperti di Film Dune

Penelitian yang menggunakan model iklim ini menghasilkan fakta mengejutkan soal planet gurun macam Arrakis di film Dune.
Ilustrasi. Para pakar melakukan pemodelan iklim untuk mengetahui apakah planet Arrakis di film Dune layak huni atau tidak. (Foto: Warner Bros. Pictures)

Jakarta, Indonesia --

Sekelompok ilmuwan melakukan studi lewat pemodelan komputer untuk mengetahui apakah planet gurun Arrakis yang menjadi latar film Dune karya Frank Herbert merupakan planet yang layak huni.

Penelitian ini dilakukan tiga orang pakar, yakni Michael Farnsworth, selaku Ketua Peneliti Pusat Manufaktur Mesin Listrik Masa Depan dari Universitas Sheffield; Alex Farnsworth, Peneliti Senior Bidang Meteorologi dari Universitas Bristol; dan Sebastian Steinig, Peneliti pascadoktoral di Sekolah Ilmu Geografi, Universitas Bristol.

"Kami menyelidiki Arrakis menggunakan model iklim, sebuah program komputer yang mirip dengan yang digunakan untuk memberikan prakiraan cuaca. Kami menemukan dunia yang diciptakan Herbert, jauh sebelum model iklim ada, sangat akurat dan layak ditinggali meski tidak nyaman," kata para ahli dalam artikel yang terbit di Space, Selasa (2/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam cerita, Arrakis tidak selalu berupa gurun, karena sebelumnya 91 persen planet ini tertutup oleh lautan. Namun karena terjadi sebuah bencana yang mengakibatkan terjadinya penggurunan, seluruh cairan yang ada masuk ke dalam rongga-rongga jauh di bawah tanah.

Penelitian yang menggunakan model iklim (program komputer yang digunakan untuk memberikan prakiraan cuaca) ini menghasilkan fakta bahwa Arrakis merupakan planet yang dapat dihuni bahkan ramah lingkungan.

ADVERTISEMENT

Penelitian yang dilakukan dengan memasukkan lautan tanpa mengubah faktor-faktor lain untuk melihat dampak lautan luas terhadap iklim dan kelayakhunian planet ini membuktikan bahwa baik berbentuk sebagai lautan ataupun gurun, Arrakis dianggap mampu menjadi zona layak huni.

Planet lautan memiliki suhu lebih stabil

Arrakis di gurun dan lautan memiliki suhu rata-rata yang layak huni, walau suhu sehari-hari di planet lautan jauh lebih ramah lingkungan.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan lautan dalam mengurangi suhu ekstrem karena air memanas dan mendingin lebih lambat dibandingkan daratan.

Di gurun Arrakis, suhu akan mencapai 70°C atau lebih, sementara di negara bagian yang berada di lautan suhu tertinggi yang pernah tercatat sekitar 45°C. Ini dapat berarti lautan di Arrakis masih bisa ditinggali bahkan saat musim panas.

Namun meskipun lautan Arrakis dimodelkan sangat layak huni, sebagian besar daratannya yang berada di wilayah kutub tertutup salju sepanjang tahun, sehingga jumlah daratan yang dapat dihuni jauh lebih sedikit.

Planet gurun ternyata layak huni

Sebelumnya, beberapa ilmuwan sudah memiliki misi untuk mendeteksi planet-planet yang mirip dengan Bumi dalam hal ukuran, suhu, energi yang tersedia, kemampuan menampung air, dan faktor lainnya.

Berdasarkan pendeteksian yang dilakukan menggunakan teleskop besar, dapat disimpulkan zona layak huni sangat kecil untuk planet dengan lautan luas.

Sebab air di planet berisiko membeku sepenuhnya dan dapat membuat planet semakin dingin, atau menguap sebagai bagian dari efek rumah kaca yang tidak terkendali.

Selain itu, bisa juga terjadi peristiwa di mana lapisan uap air yang mencegah panas keluar menyebabkan planet menjadi semakin panas.

Oleh karena itu, zona layak huni jauh lebih besar untuk planet-planet gurun, karena di bagian tepi luarnya terdapat lebih sedikit lapisan salju dan es. Ini membuat planet gurun akan mampu menyerap lebih banyak panas matahari.

Para pakar dalam studi ini mencatat, meski jarak dari bintang induk bisa memberikan temperatur rata-rata untuk sebuah planet, tapi itu bisa saja mengecoh.

Contohnya, baik gurun maupun lautan Arrakis memiliki temperatur rata-rata yang layak huni, tapi temperatur harian di planet lautan jauh lebih ekstrem.

Saat ini, teleskop yang paling canggih sekalipun tidak dapat merasakan suhu sedetail ini. Teleskop-teleskop tersebut juga tidak bisa melihat secara detil bagaimana benua-benua tersusun di planet-planet yang jauh.

"Sekali lagi, hal ini bisa berarti bahwa rata-rata tersebut menyesatkan. Sebagai contoh, meskipun lautan Arrakis yang kami modelkan sangat layak huni, sebagian besar daratannya berada di daerah kutub yang diselimuti salju sepanjang tahun, sehingga jumlah daratan yang bisa dihuni sebenarnya jauh lebih sedikit," kata para peneliti.

"Pertimbangan seperti itu bisa menjadi penting di masa depan kita, ketika Bumi diproyeksikan akan membentuk benua super yang berpusat di khatulistiwa."

"Benua tersebut akan membuat planet ini terlalu panas bagi mamalia dan kehidupan lain untuk bertahan hidup, yang berpotensi menyebabkan kepunahan massal," lanjutnya.

Infografis - Tinggi Lompatan Manusia di Berbagai PlanetTinggi Lompatan Manusia di Berbagai Planet (Foto: Basith Subastian/Indonesia)
(rni/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat