yoldash.net

Meneropong Ancaman Kiamat Pabrik Tekstil, Apa Biang Kerok Sebenarnya? - Halaman 2

Pengusaha tekstil mengakui tengah tertimpa beban berat, salah satunya oleh aturan Kemendag yang mempermudah produk tekstil China membanjiri Indonesia.
Pengamat meminta pemerintah bergerak cepat mengatasi 'kiamat' yang melanda industri tekstil karena berpotensi menjalar dan melumpuhkan daya beli masyarakat. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Senada, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan industri tekstil mendapat tekanan baik di hulu maupun hilir.

Di sektor hulu, banyak bahan baku yang berasal dari impor. Hal itu terjadi karena industri penghasil bahan baku industri tekstil yang tidak cukup kuat. Misalnya benang filamen yang dihasilkan industri petrokimia.

Andry menyebut industri petrokimia dalam negeri tidak cukup kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sektor hilir, barang jadi seperti pakaian khususnya dari China membanjiri pasar Tanah Air dengan menawarkan harga yang murah. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan menekan tenaga kerja industri tekstil. Apalagi industri tekstil merupakan industri padat karya.

ADVERTISEMENT

"Tekanan terhadap industri tekstil berarti tekanan juga terhadap tenaga kerja yang pada akhirnya cepat atau lambat akan ada PHK," katanya.

Andry mengatakan yang bisa dilakukan adalah pemberlakuan larangan dan pembatasan atau lartas di mana ada barang yang dilarang atau dibatasi pemasukan atau pengeluarannya ke dalam maupun dari daerah pabean. Ia mengatakan seluruh pemangku kepentingan harus serius menangani masalah tersebut.

Khususnya untuk Kementerian Perdagangan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ia mengatakan harus betul-betul mengawasi produk impor di marketplace yang harganya sering tidak masuk akal.

Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital CELIOS Nailu Huda mengatakan industri tekstil goyang karena pasar produk TPT terbesar Indonesia yakni Amerika Serikat (AS) tengah mengalami penurunan permintaan dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya permintaan barang TPT dari Indonesia juga menurun. Dampaknya katanya bisa meluas ke ekonomi makro dan daya beli masyarakat yang pasti tertekan.

Maka untuk bisa mengembalikan industri TPT, sambungnya, perlu dilakukan perluasan pasar ekspor produk TPT. Jangan bergantung pada satu atau dua negara saja.

"Kemudian, industri TPT juga perlu dilindungi secara masif dengan peraturan yang ketat mengenai impor TPT dan barang lainnya," katanya.



(agt/agt)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat