yoldash.net

Mahasiswa Sampoerna University Pecahkan Isu Sosial Lewat YSP

School Development Outreach program Guru Binar meluncurkan Youth Society Project, program inovatif yang bertujuan memberdayakan mahasiswa Sampoerna. University
Sampoerna University mendorong mahasiswanya menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah. (Foto: Arsip Putera Sampoerna Foundation).

Jakarta, Indonesia --

School Development Outreach (SDO) melalui program Guru Binar meluncurkan Youth Society Project (YSP), sebuah program inovatif yang bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa Sampoerna University dalam mengasah jiwa sosial dan kewirausahaan. Program ini melibatkan 64 mahasiswa dari berbagai jurusan di Sampoerna University.

Melalui program ini, mahasiswa didorong untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh di bangku kuliah untuk memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat.

"(Mereka) dari Fakultas Bisnis (FOB), Fakultas Teknik (FoE), dan Fakultas Teknologi Informasi (FET) angkatan 2021 berpartisipasi dalam proyek ini," demikian dikutip dari keterangan resmi, Senin (24/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program yang dijalankan sejak Januari 2024 ini membagi para peserta ke dalam delapan kelompok. Masing-masing kelompok memilih satu isu sosial untuk dipecahkan. Isu itu meliputi, pendanaan panti asuhan, persepsi masyarakat tentang komunitas tuli.

Kemudian, kesadaran akan keamanan data pribadi online, limbah makanan, pendidikan seks untuk anak usia 10-12 tahun, pelestarian budaya kebaya, konsumsi pakaian berlebihan, dan manajemen keuangan.

ADVERTISEMENT

Senior Director Putera Sampoerna Foundation Elan Merdy menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa Sampoerna University yang mengikuti Youth Society Project. Ia ingin para mahasiswa terbiasa melihat peluang dan memanfaatkannya untuk menghasilkan manfaat, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

"Kalian harus terbiasa melihat opportunity. Semoga project seperti ini bisa membuat kalian terbiasa untuk melihat opportunity itu, yang kemudian bisa diterapkan hingga bisa menghasilkan bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga untuk orang-orang sekitar," ujar Elan.

Elan juga berharap ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari Youth Society Project dapat diterapkan dalam kehidupan para mahasiswa. Ia ingin mereka menjadi entrepreneur yang sukses dan dapat membantu masyarakat di sekitar mereka.

"Semoga ilmu dan pengalaman dari proyek ini bisa diterapkan dalam kehidupan kalian, saya berharap mahasiswa Sampoerna University bisa menjadi entrepreneur dan bisa membantu sekitar," tambah Elan.

Puncak acara ini dilaksanakan pada 13 Juni kemarin, delapan kelompok finalis mempresentasikan proyek dan hasil mereka di hadapan para juri.

Adapun jurinya adalah Kristanto Sutadi selaku CFO Sampoerna Schools System, Akbar Sugema Allutfi selaku CMO Sampoerna Schools System, dan Dwiandari Waskitarini selaku CHRO Sampoerna Schools System.

Berdasarkan penilaian, tiga kelompok yang keluar menjadi pemenang dalam Youth Society Project, antara lain:

Juara 1: Kelompok 5 - Pendidikan seks untuk siswa usia 10-12 tahun melalui penerbitan buku anak yang dapat diakses secara luas.

Juara 2: Kelompok 1 - Pengembangan website resmi panti asuhan dengan fitur pendukung untuk mempermudah donasi dan meningkatkan kehadiran digital panti asuhan.

Juara 3: Kelompok 4 - Memanfaatkan sisa makanan dari restoran sekitar untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Mewakili juara satu dari kelompok 5, Ni Nyoman Putri Shopia Yuandari menyampaikan, bahwa program ini membantunya sebagai mahasiswa memberikan kontribusi nyata dalam skala yang lebih besar ke lingkungan sekitar.

Menurutnya, pembahasan yang diambil oleh kelompoknya berangkat dari keprihatinan akan tingginya angka korban pelecehan seksual kepada anak. Untuk itu, ia ingin memberikan pendidikan seks kepada anak dengan media buku cerita.

"Program kami berfokus pada sex education pada siswa umur 10-12 karena mereka sudah sedikit banyak mengetahui tentang seksualitas melalui pelajaran IPA/PAI di sekolah," ujarnya.

Dengan demikian, ia berharap buku cerita dan rangkaian kegiatan yang sudah dilakukannya dapat menambah wawasan tentang seksualitas, terutama yang berhubungan dengan pubertas, kebersihan, dan batasan diri.

"Sehingga mereka bisa menjadi lebih aware tentang perubahan pada tubuh, kebersihan tubuh, dan yang terpenting, mengenal dan menghargai batasan-batasan tubuh," ujarnya.

Youth Society Project merupakan bukti nyata komitmen Putera Sampoerna Foundation dalam mendukung pengembangan potensi generasi muda Indonesia.

Melalui program-program inovatif seperti ini, PSF berharap dapat terus berkontribusi dalam menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang berintegritas, berwawasan luas, dan peduli terhadap sesama.

(inh/inh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat