yoldash.net

Takut Pedagang Stok Gula Imbas Lonjakan Harga

Lonjakan harga gula yang terjadi belakangan ini membuat pedagang ketakutan untuk menyetok pemanis tersebut.
Lonjakan harga gula yang terjadi belakangan ini membuat pedagang ketakutan untuk menyetok pemanis tersebut. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).

Jakarta, Indonesia --

Lonjakan harga gula pasir yang terjadi belakangan ini membuat pedagang ketakutan untuk menyetok pemanis tersebut.

Ketakutan salah satunya disampaikan Fiki, pedagang sembako di kawasan Pasar Cipinang Muara, Jakarta Timur.

Kepada Indonesia.com ia bercerita harga gula pasir belakangan ini naik dari Rp19 ribu menjadi Rp20 ribu per kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mahal, gula juga langka. Karena masalah itu katanya, para agen rata-rata sekarang menjual gula pasir di harga Rp20 ribu per kilo. Harga tersebut bisa berubah setiap saat.

ADVERTISEMENT

Karena perubahan cepat itu Fiki takut untuk menyetok gula pasir dalam jumlah besar. Ia lebih memilih untuk membeli setelah barang habis.

"Masih langka harganya masih tinggi jadi setelah habis baru beli lagi," lanjutnya.

Ketakutan itu bukan tanpa alasan. Itu semua belajar dari pengalaman setiap lebaran. 

Ia mengatakan belajar dari tahun lalu, harga gula pasca lebaran yang juga mengalami peningkatan. Setelah itu harga turun dan ia mengalami kerugian karena harga gula yang ia jual sama dengan saat beli dari agen dan bahkan lebih rendah. 

"Kalau dari tahun lalu, sebulan dari lebaran baru normal lagi," pungkasnya.

Selain ancaman kerugian, ia mengatakan menjual gula sekarang ini tidak memberikan keuntungan banyak. 

"Belinya dari agen bukan pasar induk, disana harganya sekilo masih di Rp20 ribu. Di sini jual di Rp20 ribu an juga kalau di atas itu jarang yang beli, takut kemahalan," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]

Segendang sepenarian dengan Fiki, penjual sembako di pasar tumpah daerah Cipinang yang bernama Rama mengatakan rata-rata agen menjual gula di harga Rp20 ribu per kg.

Ia karena itu harus rela berjualan dengan mengurangi keuntungannya karena takut tidak laku jika jual di atas Rp20 ribu.

"Masih 20 ribu agen, saya mau naikin juga takut tak ada yang beli," jelasnya.

"Jadi berkurang penghasilan karena tipis perbedaan beli agen sama harga jual," katanya.

Selain itu ia juga telah berpindah dari sistem stok barang ke habis-beli.

"Ya gitu, sekarang jadinya udah ga stok lagi jadi tunggu habis baru beli," tutupnya.

(nma/agt)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat