Mengenal 3 Jenis Satelit saat Ramai Kontroversi Starlink Masuk RI
![Mengenal 3 Jenis Satelit saat Ramai Kontroversi Starlink Masuk RI Tatkala ramai pemberitaan kontroversi Starlink, simak jenis-jenis satelit berdasarkan orbitnya menurut Telkomsat.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/06/13/ilustrasi-satelit-satria-1-kominfo_169.png?w=650&q=90)
Daftar Isi
- Low Earth Orbit (LEO)
- Medium Earth Orbit (MEO)
- Geostasioner Earth Orbit (GEO)
Penyedia jasa internet berbasis satelit, Starlink, menuai kontroversi usai resmi beroperasi di Indonesia sejak sejak diresmikan di Bali pada Minggu (19/5). Simak jenis-jenis satelit berdasarkan orbitnya.
Layanan internet yang dioperasikan perusahaan antariksa SpaceX itu digembar-gemborkan akan mampu menghadirkan akses yang cepat bagi wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Satelit ini masuk jenis satelit orbit rendah LEO (Low Earth Orbit). Lantaran itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut Starlink melengkapi teknologi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi yang namanya LEO, satelit Starlink itu melengkapi," kata Budi Arie dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI pada Senin (10/6).
ADVERTISEMENT
"Soal cakupan yang lain, memang harus ditutup oleh satelit LEO, walaupun dalam telekomunikasi sekarang ada tiga teknologinya, satu wireless, dua fixed broadband, tiga satelit."
Meski begitu, masuknya Starlink menuai kritik dari banyak pihak, termasuk sejumlah Anggota DPR, terutama terkait dugaan karpet merah investasi.
Untuk saat ini, ada tiga jenis posisi orbit satelit utama yang digunakan, yaitu Low Earth Orbit (LEO), Medium Earth Orbit (MEO), dan Geostasioner Earth Orbit (GEO).
Berikut penjelasannya melansir situs PT Satelit Telkom Indonesia (Telkomsat):
Low Earth Orbit (LEO)
Orbit ini berada pada ketinggian 500 hingga 1.200 km dari permukaan bumi. Karena relatif dekat dengan permukaan Bumi, LEO memiliki ribuan satelit yang beroperasi saat ini.
High Throughput Satellite (HTS) di orbit LEO bertujuan untuk menyediakan koneksi broadband internet untuk segmen enterprise, SME, maupun pemerintahan, untuk menangani kebutuhan sains & pencitraan.
Menurut keterangan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Indonesia sendiri sudah mengajukan penggunaan satelit orbit rendah ini dengan jumlah sebanyak 13,4 ribu slot.
"Saat ini Amerika Serikat (AS) sudah menyampling 300 ribu slot satelit Leo, makanya kita gamau kalah dengan minta 13,4 ribu slot orbit LEO."
Hal tersebut memang dikarenakan faktor periode LEO yang mengelilingi Bumi lebih cepat daripada rotasi Bumi, sehingga dibutuhkan lebih dari 1 satelit untuk dapat melayani 1 lokasi di bumi secara kontinu.
Meski demikian, LEO juga memiliki kelebihan pada waktu transmisi datanya yang rendah berkat posisi dekat dari permukaan Bumi.
Medium Earth Orbit (MEO)
MEO dikenal sebagai orbit untuk satelit GPS dan navigasi lainnya yang berada pada ketinggian 5.000 hingga 20.000 km.
Baru-baru ini, konstelasi HTS MEO telah diterapkan juga untuk menghadirkan konektivitas data berlatensi rendah dan bandwidth tinggi ke penyedia layanan, lembaga pemerintah, dan perusahaan komersial.
Satelit di orbit MEO memiliki waktu transmisi data yang relatif lebih tinggi dibandingkan satelit LEO, namun relatif lebih rendah dibandingkan satelit GEO. Satelit MEO memiliki periode mengelilingi Bumi relatif lebih lambat daripada satelit LEO.
Geostasioner Earth Orbit (GEO)
Dengan ketinggian mencapai 36.000 km, satelit di orbit GEO memiliki keunggulan utama untuk tetap berada di atas satu titik di permukaan bumi.
Ratusan satelit GEO saat ini secara konvensional memberikan layanan data cuaca, siaran TV, dan beberapa komunikasi data dengan throughput rendah.
Selama beberapa tahun terakhir, kemampuan satelit GEO konvensional telah ditingkatkan secara signifikan dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS).
Salah satu kelebihan GEO adalah memiliki periode waktu mengitari bumi yang sama dengan waktu rotasi bumi, sehingga cukup 1 satelit untuk melayani 1 lokasi di bumi secara kontinu, bahkan cukup hanya 3 satelit dengan cakupan global untuk dapat melayani seluruh lokasi di Bumi.
Karena letaknya yang jauh dari permukaan bumi, satelit GEO memiliki waktu transmisi paling tinggi dibandingkan LEO dan MEO.
(rni/arh)Terkini Lainnya
-
DKPP: Hasyim Minta Vincent-Desta Kirim Video Ucapan Sukses ke Pengadu
-
Utut Adianto Ingin Andika Maju di Jateng, Minta Mulai Pemanasan
-
VIDEO: Penampakan Lokasi Insiden Maut Festival Keagamaan di India
-
Trump Bakal Bangun Gedung Megah Bak Istana di Arab Saudi
-
Bandara di Korsel Lumpuh Imbas Balon Sampah Korut
-
IHSG Ceria di 7.196 Sore Ini
-
Arab Saudi Temukan 7 Cadangan Minyak dan Gas Baru
-
Rupiah Terangkat ke Rp16.371 Sore Ini
-
Wonderkid Turki Arda Guler Samai Rekor Rooney dan Ronaldo di Euro
-
Cetak 2 Gol dalam 3 Menit, Timnas U-16 Ungguli Vietnam di Babak I
-
Supercomputer Tak Lagi Prediksi Inggris Juara Euro 2024
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Jokowi Soal Peretasan PDNS: Backup Semua Data Nasional
-
Hitam-Putih Kratom Kata Pakar BRIN
-
Jokowi Tanda Tangan Kona Electric Saat Resmikan Pabrik Baterai Hyundai
-
Jokowi Resmikan Pabrik Sel Baterai Hyundai, Terbesar di Asia Tenggara
-
Bikin SIM Pakai BPJS Kesehatan Bakal Berlaku di Seluruh Indonesia
-
Ayu Ting Ting Beber Nasib Seserahan dari Fardhana Usai Batal Nikah
-
SBY Akan Debut Manggung di Pestapora 2024
-
Jimin dan Jungkook BTS Akan Main Bareng di Variety Show Are You Sure?!
-
Merawat Poros Otak-Usus Agar Lebih Bahagia
-
FOTO: Rona Bahagia Ratusan Pasangan Ikut Nikah Massal di Surabaya
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso