yoldash.net

Viral Sepeda Nabi Adam, Arkeolog Jelaskan Sisa 'Raksasa' di Masa Lalu - Halaman 2

Internet menyebarkan kisah berbagai temuan hal raksasa yang diklaim peninggalan Nabi Adam, termasuk sepeda. Simak penuturan arkeologis berikut.
Ragam klaim temuan arkeolog penting digunakan untuk masalah keyakinan. (iStockphoto/gorodenkoff)

Para ilmuwan sejauh ini menyimpulkan raksasa adalah mitos karena belum ada temuan ilmiah selain gangguan hormon atau spesies yang berbeda.

Dikutip dari Discover Magazine, Homo sapiens, spesies manusia modern, yang mencapai tubuh besar terjadi akibat gangguan hormon. Kondisi gangguan hormon terjadi ketika tubuh memproduksi hormon pertumbuhan yang berlebihan sepanjang individu hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim peneliti dari University of Copenhagen, Denmark, mengungkapkan manusia purba yang memiliki postur tubuh raksasa adalah Gigantopithecus blacki yang memiliki tinggi hingga 304 sentimeter.

ADVERTISEMENT

Spesies kera raksasa ini punah beberapa ratus ribu tahun yang lalu.

Antropolog Lee Berger pernah mengklaim bahwa beberapa anggota spesies hominin purba, H. heidelbergensis, bisa tumbuh setinggi lebih dari 213 sentimeter. Namun, hanya ada sedikit bukti yang menunjukkannya benar.

Para ahli menyebut G. blacki kemungkinan besar menyaingi beruang kutub modern dengan berat lebih dari 1.000 kilogram dan tinggi hampir sepuluh meter.

Primata terbesar ini hanya diketahui dari giginya yang banyak dan beberapa tulang rahang. Selama beberapa dekade, spekulasi tentang evolusinya masih simpang siur.

Dengan menggunakan teknik yang baru saja disempurnakan, para peneliti mampu menempatkan Gigantopithecus ke dalam pohon keluarga primata kita.

Fosil-fosil G. blacki yang terpisah-pisah, terutama dari China berusia 300 ribu-2 juta tahun. Lebih dari seribu gigi telah ditemukan. Dari gigi-gigi tersebut, para peneliti berteori bahwa hewan ini memiliki tinggi lebih dari 274 sentimeter saat berdiri dengan dua kaki.

Primata besar ini kemungkinan besar menghabiskan sebagian besar waktunya dengan merangkak.

Enrico Cappellini, spesialis paleoproteomik di University of Copenhagen, mengurutkan proteome enamel gigi badak berusia 1,77 juta tahun dari Republik Georgia. Ini adalah proteome (pelengkap protein organik) tertua yang pernah diteliti.

Dalam studi baru ini, Cappellini dan rekan-rekannya menganalisis protein purba yang diawetkan dalam enamel gigi Gigantopithecus yang berusia 1,9 juta tahun. Itu menjadikannya sebagai proteom enamel gigi tertua yang telah diurutkan.

Keberhasilan penelitian ini telah membuka pintu baru untuk mempelajari evolusi, yang memungkinkan para peneliti mengurai hubungan antara spesies yang lebih jauh ke masa lalu daripada yang dapat bertahan hidup oleh DNA.

Paleoproteomik juga dapat menjadi kunci yang telah lama dicari untuk mengetahui beberapa anggota genus kita yang paling misterius, terutama "hobbit" Indonesia, Homo floresiensis, dan H. luzonensis dari Filipina, yang telah ditemukan di lingkungan di mana DNA tidak dapat bertahan.

(can/arh)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat