yoldash.net

Liontin 'Penis' Mongolia Jadi Patung Alat Kelamin Tertua, Cek Usianya

Arkeolog di Mongolia menobatkan liontin berusia 42 ribu tahun sebagai penggambaran alat kelamin buatan manusia tertua di dunia.
Liontin bentuk penis jadi patung alat kelamin tertua dunia. (Arsip Solange Rigaud et al via Scientific Report)

Jakarta, Indonesia --

Sebuah studi terbaru menobatkan liontin berbentuk penis berusia 42 ribu tahun sebagai patung alat kelamin tertua di dunia.

Para arkeolog di Mongolia utara menemukan benda sepanjang 4,3 sentimeter tersebut pada 2016 di sebuah situs yang dikenal sebagai Tolbor-21 yang terletak di Pegunungan Khangai.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 12 Juni di jurnal Scientific Reports, benda tersebut telah menjadi bagian dari koleksi Akademi Ilmu Pengetahuan Mongolia sejak saat itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah melakukan penanggalan radiokarbon bahan organik dari lapisan yang sama dan analisis mikroskopis, para peneliti menyatakan artefak Paleolitik ini dibuat sekitar 42.000 tahun yang lalu.

ADVERTISEMENT

Para peneliti menyebut seorang pengrajin kuno menggunakan grafit yang diperoleh dari 100 kilometer untuk membuat bagian yang secara anatomis akurat.

"Grafit adalah bahan yang langka dan tidak umum digunakan di wilayah ini selama periode waktu tersebut," kata Solange Rigaud, penulis utama studi yang juga seorang arkeolog di University of Bordeaux dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) di Prancis, dikutip dari LiveScience.

"Alat ini berasal dari tempat yang jauh dan mungkin dipertukarkan oleh kelompok nomaden yang berbeda," tambahnya.

Para peneliti menduga pembuat liontin tersebut menggunakan alat batu untuk mengukir liontin tersebut, yang mencakup alur yang menggambarkan uretra penis atau tabung yang membawa air seni.

Kemudian, ada alur tambahan yang melintasi bagian tengah liontin yang kemungkinan besar digunakan untuk mengikatkan liontin tersebut pada pemakainya yang kemungkinan digunakan sebagai kalung.

Liontin itu ditemukan dalam keadaan sebagian rusak tetapi secara keseluruhan dalam kondisi baik.

"Bagian depan liontin terawat dengan baik, sementara sisi yang berlawanan memiliki lebih banyak keausan," kata Rigaud.

Rigaud mengatakan hal tersbeut bisa jadi karena sisi yang aus bergesekan dengan leher pemakainya.

Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan liontin ini bukan hanya karya seni patung alat kelamin tertua yang diketahui di dunia, tapi juga "representasi antropomorfis kelamin paling awal yang diketahui" dan tercatat.

Pasalnya, liontin ini mendahului ukiran alat kelamin manusia lainnya, termasuk seni gua vulva dari 37.000 tahun yang lalu di Abri Castanet, Prancis.

Namun, para peneliti belum menyimpulkan apa makna keseluruhan di balik karya tersebut.

"Sulit untuk mengetahui fungsi pastinya. Ada kemungkinan bahwa orang ini mengenakan ornamen tubuh sebagai cara untuk mengirimkan informasi kepada orang lain yang menunjukkan identitas kelompok mereka, atau memiliki makna pribadi bagi pemakainya" kata Rigaud.

(lom/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat