yoldash.net

Di Manakah Bahtera Nuh Kini?

Para ahli mengungkap hasil perburuan bukti keberadaan bahtera Nuh yang digunakan mengangkut orang-orang beriman dan pasangan berbagai satwa saat banjir besar.
Ilusrasi. Simak penjelasan ahli soal bukti arkeologis bahtera Nuh. (Getty Images/THEPALMER)

Jakarta, Indonesia --

Bahtera Nuh adalah salah satu kisah paling menawan dalam kitab agama-agama samawi. Para ahli pun sudah sejak lama memburu sisa kapal penyelamat dari banjir besar ini. Adakah bukti yang konkret?

Narasi di kitab-kitab lintas agama itu senada; Tuhan murka dengan kaum yang durhaka meski sudah mengutus Nabi Nuh untuk berdakwah. Dia lantas mengirimkan banjir besar untuk memusnahkan mereka.

Nuh dan pengikutnya pun diperintahkan membuat bahtera raksasa. Meski mulanya ditertawakan kaumnya dengan proyek itu, Nabi Nuh akhirnya bisa menyelamatkan orang-orang beriman dan pasangan satwa-satwa dari air bah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai legenda di banyak negara mengklaim lokasi terdamparnya bahtera itu usai air bah kering. Salah satunya, lereng Gunung Ağrı di Turki.

ADVERTISEMENT

Kisah sejenis hadir di teks-teks Mesopotamia, mulai dari Epos Gilgamesh, yang ditulis sekitar awal milenium kedua SM, hingga lempengan berhuruf paku Babilonia dari sekitar 1750 SM.

Bangsa Romawi dan Yunani pun memiliki legenda Deucalion dan Pyrrha yang menyelamatkan anak-anak dan hewan mereka dari banjir dengan mengapung di dalam kotak raksasa.

Dikutip dari National Geographic, pencarian arkeologis terhadap kapal suci yang selamat dari banjir besar ini setidaknya sudah berlangsung selama lebih dari satu abad. 

Pada 1876, contohnya, pengacara dan politisi Inggris James Bryce mendaki Gunung Ararat, Armenia, lokasi yang disebut jadi tempat terdamparnya bahtera Nuh berdasarkan Alkitab.

Ia pun mengklaim sepotong kayu yang "sesuai dengan semua persyaratan kasus" bahtera itu.

Klaim penemuan lainnya datang dari dokter mata melihat formasi batuan di atas gunung pada 1940-an, hingga klaim pendeta soal temuan kayu yang membatu di puncak gunung pada 2000-an.

Terbaru, tim dari Universitas Teknik Istanbul (ITU) dan Universitas Ağrı İbrahim Çeçen (AİÇÜ) meneliti di area yang diduga jadi sisa-sisa Bahtera Nuh di Gunung Ağrı, Turki.

Hal itu berdasarkan temuan insinyur peta Kapten Ilhan Durupınar pada 1959 selama penerbangan untuk memetakan wilayah timur Anatolia. Daerah ini dalam bahaya karena terancam tanah longsor dan ceruk raksasa yang terbentuk di dekatnya.

Mereka memeriksa sampel fragmen tanah dan batuan yang diambil dari lapangan.

"Pemeriksaan laboratorium ahli mungkin akan selesai setelah satu setengah sampai dua bulan. Berdasarkan hasil ini, kami akan menentukan peta jalan," kata profesor Faruk Kaya, wakil rektor AICU melansir Aerkeo News.

Pembuktian

Penelusuran ilmiah mestinya dilakukan bermula dari bukti keberadaan banjir besar. Kisah tentang air bah itu, jika merujuk bagian tertua dari Alkitab, berasal dari abad 8 SM. Sementara, kisah dari era Mesopotamia jauh lebih tua lagi.

Apakah para ilmuwan sudah membuktikan banjir besar ini?

"Tampaknya memang ada bukti geologis bahwa pernah terjadi banjir besar di wilayah Laut Hitam sekitar 7.500 tahun yang lalu," kata Eric Cline, arkeolog di George Washington University.

Namun, para ilmuwan masih berdebat soal banjir besar itu. Yang lebih mungkin adalah banjir besar yang dialami di lokasi yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Peristiwa terpisah itu kemudian secara alami masuk ke dalam pengetahuan lisan dan tulisan peradaban dunia.

Rumitnya pembuktian ilmiah di halaman berikutnya...

Pembuktian Ilmiah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat