yoldash.net

10 Langkah Kecil dalam Perburuan Besar Alien dan UFO di 2022

Para pakar masih menjadikan alien dan UFO sebagai penelitian mereka di tahun ini. Apa saja yang perkembangannya?
Ilustrasi. UFO dan Alien masih menjadi salah satu topik penelitian para pakar di tahun ini. (Foto: iStockphoto/stocksnapper)

Jakarta, Indonesia --

Alien dan 'kendaraannya', Unidentified Flying Object (UFO) masih menjadi obyek penelitian yang 'seksi' bagi para pakar di tahun ini. Memangnya ada kemajuan studi soal mereka?

Walau belum juga menemukan bukti konkret keberadaannya, manusia tak lelah mencoba memecahkan misteri alien dan UFO selangkah demi selangkah.

Kita terus meneliti obyek-obyek antariksa dan galaksi di luar Tata Surya. Apalagi, teknologinya kian hari kian canggih, misalnya Teleskop James Webb yang bisa menghasilkan foto galaksi terjauh yang jernih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Space, berikut 10 hal yang dipelajari dari alien dan UFO di sepanjang 2022:

1. Babak baru penelitian UFO

Penelitian soal UFO makin serius. Pada 2021, menyusul laporan benda terbang tak dikenal (UAP) yang dikeluarkan oleh komunitas militer dan intelijen AS, Kongres mendesak pembentukan kantor formal untuk melakukan "upaya terkoordinasi" dalam pengumpulan dan analisis data terkait fenomena itu.

Pada 27 Desember 2021, Presiden Joe Biden menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional senilai US$768,2 miliar untuk 2022.

Isinya mencakup ketentuan untuk pembentukan Identifikasi Objek Lintas Udara, dan Grup Sinkronisasi Manajemen, meskipun lembaga itu tidak akan fokus secara eksplisit pada pencarian alien.

"Upaya untuk mendeteksi, melacak, dan mengukur fenomena UFO di lapangan, secara real time, baru-baru ini memasuki fase baru," kata Mark Rodeghier, direktur ilmiah Pusat Studi UFO di Chicago.

"Teknologi menjadi lebih baik, perangkat lunak telah meningkat dan minat terhadap UFO saat ini telah menarik para profesional baru yang berkualitas," tambahnya.

2. Informasi laporan UFO lebih terbuka

Pada April 2022, permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi yang diajukan oleh tabloid Inggris, The Sun, empat tahun sebelumnya mendorong Badan Intelijen Pertahanan AS untuk merilis 1.574 halaman materi "terkait UFO" ke surat kabar.

The Sun melaporkan materi yang berasal dari Advanced Aerospace Threat Identification Program (AATIP), program Departemen Pertahanan AS yang beroperasi antara 2007 dan 2012.

Program ini mencakup 42 kasus medis dan 300 kasus yang tidak dipublikasikan mengenai manusia yang mengalami cedera setelah dugaan pertemuan dengan "kendaraan anomali", termasuk UFO.

Menurut laporan tersebut, ada manusia yang mengalami luka bakar atau kondisi lain yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik. Juga ada rincian kasus kerusakan otak, kerusakan saraf, jantung berdebar-debar, dan sakit kepala terkait dengan pertemuan kendaraan yang tidak normal.

Namun, tidak jelas proses pemeriksaan seperti apa yang digunakan AATIP untuk menyelidiki dugaan insiden ini, atau apakah ada proses pemeriksaan sama sekali.

3. Jawaban paradoks Fermi

Pada Mei 2022, dua ilmuwan mengusulkan solusi untuk masalah paradoks Fermi, yakni ketiadaan bukti keberadaan makhluk ekstraterestrial di saat perkiraan kemungkinannya tinggi.

Menurut Michael L. Wong dari Carnegie Institution for Science dan Stuart Bartlett dari California Institute of Technology, dalam studinya, membuka kemungkinan peradaban yang cukup cerdas untuk melintasi luar angkasa pada akhirnya akan sampai pada titik di mana kebutuhan energi akan melebihi inovasinya.

Hal ini mengakibatkan runtuhnya peradaban tersebut.

Alternatifnya, peradaban alien dapat mempertahankan keseimbangan, tetapi akibatnya mereka menjadi stagnan.

Untuk menghindari malapetaka pada skenario sebelumnya, peradaban alien mengalihkan produktivitas mereka dari teknologi lintas bintang ke kesejahteraan warga alien, pembangunan berkelanjutan, dan keharmonisan lingkungan. Alhasil, kemampuan untuk menyebar ke seluruh bintang dikorbankan.

4. Bantuan alien di masalah iklim

Kelompok bernama Messaging Extraterrestrial Intelligence (METI) International ingin mengirim pesan yang dikodekan dalam sinyal radio ke sistem planet TRAPPIST-1, yang menampung setidaknya tujuh planet mirip Bumi.

"Setiap alien yang menerima pesan kami tidak akan terkejut mendengar tentang krisis iklim kami," kata Douglas Vakoch, presiden METI International.

"Mereka punya waktu puluhan tahun untuk mengamati keadaan kita dari jauh," imbuhnya.

Para ilmuwan ini berharap, peradaban alien yang menerima pesan tersebut mungkin lebih tua dan lebih maju dari peradaban Bumi, sehingga dapat menawarkan bantuan dalam mitigasi perubahan iklim.

5. Dugaan sinyal alien

Pada Juni 2022, Teleskop radio Aperture Spherical (FAST) Lima ratus meter China diduga telah mendeteksi sinyal dari peradaban alien dan membuat internet ramai.

FAST telah mendeteksi tiga sinyal radio pita sempit yang tampaknya datang dari luar angkasa antara 2019 dan 2022. Sinyal tersebut awalnya menarik, karena sumber alami tidak menghasilkan sinyal radio jenis ini.

Tim menggambarkan sinyal sebagai "beberapa kasus kemungkinan jejak teknologi dan peradaban luar angkasa dari luar Bumi."

Namun, beberapa peneliti tidak serta merta mengafirmasi. Ahli SETI di University of Berkeley, California, Dan Werthimer yang juga bagian dari proyek penelitian ini mengatakan sinyal tersebut adalah hasil campur tangan manusia, bukan kehidupan alien yang cerdas.

Dyson sphere hingga exoplanet di halaman berikutnya...

Dyson Sphere dan Potensi Planet Ekstrasurya

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat