yoldash.net

Kemajuan Sains di 2022: Misi DART, Pecahnya Misteri Aksi Seram Kuantum

Peristiwa dan kemajuan di bidang sains tercipta di 2022 mencakup penelitian tiga peraih nobel fisika hingga misi DART dan Artemis. Simak rinciannya di sini.
NASA sukses menuntaskan misi Artemis 1 yakni penerbangan uji ke orbit Bulan menggunakan roket SLS dan kapsul Orion dengan misi akhir membawa lagi manusia ke Bulan pada 2025. (REUTERS/JOE SKIPPER)

Jakarta, Indonesia --

Sejumlah pencapaian dan peristiwa di bidang sains dan teknologi terjadi pada 2022. Apa saja hal tersebut?

Mengutip The Guardian, berdasarkan pilihan para ilmuwan, beberapa pencapaian penting di 2022 di antaranya adalah misi mengalihkan orbit asteroid, hingga penciptaan booster Covid-19.

Dengan deret kemajuan itu apakah mungkin tahun depan bisa kian dekat dengan Mars dan pandemi terhapus? Kita tunggu saja jawabannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Yang jelas, berikut daftar perkembangan sains sepanjang 2022:

1. Misi DART

Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) bekerjasama mengetes sistem pertahanan Bumi. Kedua badan antariksa itu bekerjasama melakukan misi Double Asteroid Re-Direction Test (DART).

Misi itu mencoba membelokan obyek antariksa dengan sengaja menabrakan sebuah pesawat ke asteroid Dimorphos yang merupakan asteroid satelit dari Didymos.

Kolaborasi NASA dan ESA pada Selasa (27/9) sukses menabrakkan pesawat ke asteroid Dimorphos yang berukuran lebih kecil.

Misi ini pun berhasil memperpendek orbit Dimorphos sekitar 32 menit dari semula 11 jam 55 menit menjadi 11 jam 23 menit. Angka tersebut terbilang melampaui target yang semula perubahan orbit diperkirakan hanya 73 detik.

Asteroid Dimorphos dan Didymos sejatinya tak berbahaya bagi Bumi. Dimorphos merupakan asteroid satelit berukuran 160 meter dari Didymos yang berukuran lebih besar yakni 780 meter.

Karena ukurannya inilah, asteroid tersebut dianggap bisa menjadi eksperimen yang pas untuk mengetes sistem pertahanan planet NASA. Menyusul Misi DART, ESA akan melakukan misi Hera pada 2024 untuk meneliti dampak tabrakan itu.

2. Misi Artemis 1

NASA pada awal Desember 2022 sukses menuntaskan misi Artemis 1. Hal tersebut ditandai dengan mendaratnya kapsul Orion di Samudra Pasifik pada Minggu (11/12).

Kapsul dengan awak berupa manekin tersebut sebelumnya 'menumpang' roket SLS untuk mengorbit di Bulan. NASA sendiri menggelar misi Artemis 1 dengan tujuan membawa kembali manusia ke Bulan pada 2025.

NASA terakhir kali menerbangkan astronaut ke Bulan pada misi Apollo 17 pada 19 Desember 1972. Setelah itu, karena biaya yang sangat mahal, NASA urung lagi melakukan misi serupa.

Orion diterbangkan ke Bulan tanpa membawa satu pun astronaut. Sebagai gantinya, NASA membawa tiga manekin dan beberapa barang lain guna melihat dampak radiasi terhadap para astronaut dalam misi setelahnya.

Penerbangan Orion ke Bulan menggunakan roket SLS dilakukan pada 16 November dari Kennedy Space Center, Florida, AS. Ia menempuh perjalanan selama 25 hari dan berhasil mendekati orbit Bulan dengan jarak 130 km.

3. Booster Covid-19

Kemunculan covid-19 memicu penciptaan sekaligus inovasi dalam hal pemberian vaksin dan booster. Salah satunya adalah usaha untuk menciptakan vaksin multivalen, bukan sekadar bivalen.

Mengutip Cancer, vaksin bivalen merupakan sebuah vaksin yang bekerja dengan menstimulasi respon imun melawan dua antigen berbeda seperti dua virus berbeda atau mikroorganisme lainnya.

Kehadiran Covid-19 membuat para ahli berusaha mencoba menciptakan vaksin multivalen, yang berarti bisa melawan lebih dari dua virus. Selain itu, para ahli juga berusaha mengubah cara pemberian vaksin menjadi dihirup.

Vaksin jenis itu sudah digunakan di China untuk melawan Covid-19 dan mungkin menawarkan perlindungan jangka panjang terhadap virus yang menyerang pernapasan.

4. AI di Dunia Medis

Penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan juga merambah dunia medis. Pengaplikasian AI bahkan membantu para ahli melawan resistensi antimikroba (antimicrobial resistance, AMR) yang telah menjadi ancaman global.

Mengutip situs Balai Besar Veteriner Wates, AMR adalah kondisi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi, dan parasit menjadi resisten atau kebal terhadap antimikroba (antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit) yang sebelumnya efektif untuk melawan mereka.

Riset terhadap AMR, yang dipublikasikan pada tahun ini, mengindikasikan 4,95 juta kematian diasosiasikan dengan bakteria anti-obat pada tahun 2019. Bakteri itu membuat infeksi yang tidak bisa diobati menjadi salah satu penyebab utama kematian.

Namun penggunaan AI memberi secercah harapan melawan AMR. Yue Ma dan kolega dari Chinese Academy of Sciences menggunakan teknik machine-learning untuk mengidentifikasi peptida antimikroba yang dikodekan oleh sekuens genom pada mikroba di usus manusia.

Algoritma yang digunakan berhasil mengidentifikasi 2.349 sekuens peptida antimikroba potensial. Dari jumlah itu, 216 peptida disintesiskan dengan metode kimiawi.

Sebanyak 181 di antaranya menunjukkan memiliki aktivitas antimikrobial. Tingkat kesuksesan itu tergolong impresif, yang mana tak mungkin dicapai tanpa bantuan AI.

Melansir situs IPB, peptida antimirobial merupakan kelompok senyawa yang dapat digunakan sebagai alternatif antibiotik konvensional untuk membasmi berbagai mikroba patogen.

5. Sel Sabit

Para ahli jugaa membuat sedikit kemajuan dalam pengobatan anemia sel sabit (sickle cell disease). Itu adalah penyakit di mana sel darah merah berubah bentuk menjadi sabit yang bisa menyebabkan penderitanya anemia.

Sebuah obat yang semula dikembangkan untuk merawat defisiensi enzim, ternyata bisa digunakan untuk mengobati anemia dan mengurangi fase akut dan sakit parah dalam anemia sel sabit.

Meski baru fase awal, para ahli menemukan hal itu lewat pengamatan terhadap karakter para penderita anemia sel sabit, ketimbang berfokus kepada sel darah merah mereka.

Perkembangan ini pun dikatakan bakal menguntungkan para penderita dengan kondisi lain dan membawa harapan bagi seluruh dunia terutama di Afrika, subkontinen India, dan Amerika Selatan.

Kemajuan lainnya di halaman berikut...

Anemia Hingga Baterai

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat