Sohibul Iman dan Posisi Tawar PKS di Pilgub Jakarta 2024
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan mengusung Wakil Ketua Majelis Syuro Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur (cagub) di Pilgub Jakarta 2024.
PKS menilai Sohibul pantas diusung lantaran dianggap mempunyai integritas dan kapasitas yang mumpuni.
Sohibul pun menyatakan siap untuk maju sebagai bakal cagub di Pilkada Jakarta 2024. Terlebih, ia mengatakan amanah ini merupakan aspirasi kader PKS di Jakarta.
Mantan Presiden PKS itu bukan orang baru di kancah politik. Ia pernah menjadi anggota DPR pada 2009 dan menjabat Wakil Ketua DPR 2013-2014.
Sohibul memiliki latar belakang sebagai birokrat dan peneliti di BPPT Kemenristek RI. Ia sarjana teknik lulusan Universitas Waseda, Tokyo pada 1992 lalu. Sohibul menuntaskan pendidikan hingga doktor di Jepang.
Ini kali pertama Sohibul ikut kontestasi politik elektoral. Sebelumnya ia hanya berada di balik layar tim pemenangan pasangan calon yang ikut pemilihan.
Sohibul akan melawan nama-nama beken yang diprediksi maju dalam kontestasi politik Jakarta seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil (RK), Kaesang Pangarep, hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Lantas, bagaimana peluang Sohibul maju sebagai cagub dan memenangkan Pilgub Jakarta?
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menilai langkah PKS cukup gegabah dalam mengusung kadernya sendiri sebagai cagub Jakarta. Kendati PKS telah memenangkan suara di Jakarta pada Pileg DPRD 2024.
Jamiluddin menilai sejauh ini belum ada kader PKS yang memiliki elektabilitas tinggi guna melawan nama-nama beken yang berpotensi maju, seperti Anies hingga RK.
"PKS terlalu pede usung kadernya. Popularitas dan elektabilitas Sohibul Iman sangat rendah. Karena itu, ia sangat tidak memadai untuk diusung menjadi cagub," kata Jamiluddin saat dihubungi Indonesia.com, Selasa (25/6).
Jamiluddin menilai mesin partai PKS pun tampaknya tidak akan mampu mendongkrak popularitas dan elektabilitas Sohibul untuk mendekati popularitas dan elektabilitas Anies, RK, maupun Ahok misalnya.
Meskipun Sohibul memiliki jejak panjang dalam dunia politik, namun selama ini nama Presiden PKS periode 2015-2020 itu masih jarang dikenal masyarakat secara luas.
"Sohibul Iman memang kader PKS yang sudah teruji loyal ke partainya. Namun untuk mengantarkannya menjadi gubernur Jakarta tampaknya akan sulit," katanya.
Jamiluddin pun berpendapat pengumuman PKS untuk mengusung Sohibul di Jakarta itu tak lebihnya strategi baru partai. Ia menilai PKS memang sengaja meningkatkan daya tawar mereka.
Dengan langkah berani mengusung kadernya sendiri, maka kemungkinan sejumlah parpol akan mendekati dan berupaya mengajak PKS berkoalisi. Sehingga PKS berharap kadernya tetap maju meskipun misalnya sebagai cawagub.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini pun memandang sejauh ini PKS masih tetap ingin berada di Koalisi Perubahan. Sehingga strategi meningkatkan daya tawar itu, menurutnya, untuk membuat Anies meminang Sohibul.
"PKS tampaknya akan tetap condong ke Koalisi Perubahan. PKS tampaknya akan tetap menjadikan Anies sebagai pilihan utama selama jatah cawagub digenggam," ujarnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya...