yoldash.net

Mustahil Duet Anies-Kaesang di Pilgub DKI Jakarta 2024

Wacana duet Anies-Kaesang di Jakarta dinilai mustahil terwujud. Akan menyulitkan Anies sendiri.
Wacana duet Anies Baswedan dan Kaesang di Jakarta dinilai mustahil terwujud. Akan menyulitkan Anies sendiri. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Jakarta, Indonesia --

Gelanggang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mulai menghangat. Anies Baswedan, eks Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, berpotensi kuat maju lagi di Jakarta untuk periode kedua.

Ia telah mendapatkan dukungan dari sejumlah partai di level provinsi. Nama Anies pun mulai dipasang-pasangkan dengan sejumlah sosok, salah satunya dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wacana itu mulanya digaungkan DPW PKB Jakarta bertalian dengan dukungan mereka kepada Anies sebagai calon gubernur. Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas berpandangan duet Anies-Kaesang adalah cerminan sila ketiga Pancasila, yaitu persatuan Indonesia.

Sementara itu, Anies enggan memberikan jawaban yang tegas terkait wacana duet tersebut. Dia mengatakan proses pencalonan Pilkada DKI masih panjang.

ADVERTISEMENT

"Masih panjang prosesnya," kata Anies di Sekretariat MPW Pemuda Pancasila (PP), Jakarta Selatan, Rabu (19/6).

Hal serupa juga Anies sampaikan saat ditanya wacana dirinya duet dengan Ridwan Kamil hingga Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi. Anies menyebut urusan wakil belum dibahas sama sekali.

Sementara itu, Kaesang menyambut baik gagasan berpasangan dengan Anies. Kaesang menilai Anies sebagai sosok paling kuat di bursa gubernur DKI Jakarta berdasarkan sejumlah survei.

Kaesang mengaku siap dipasangkan dengan Anies. Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tak masalah berpasangan dengan siapa pun pada Pilgub DKI Jakarta 2024.

"Pak Anies kan kemarin juga salah satu capres juga, saya suka nonton dulu Desak Anies itu juga bagus," kata Kaesang di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (14/6).

Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai duet Anies-Kaesang tak mungkin terjadi. Ada sejumlah alasan yang mendasari penilaiannya.

"Tidak akan terjadi," ujar Firman kepada Indonesia.com, Kamis (20/6).

Ia mengatakan Anies merupakan tokoh yang membawa narasi perubahan. Narasi ini digaungkan Anies terutama saat mengikuti kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurut Firman, Anies akan ditinggalkan para pendukungnya jika berpasangan dengan Kaesang. Sebab, Kaesang merupakan anak dari Jokowi yang lekat dengan isu nepotisme.

Lalu, PSI juga mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang menjadi rival Anies di Pilpres 2024.

Firman menilai karakter Anies sebagai sosok yang idealis. Ia berpendapat idealisme Anies bakal kesulitan jika memilih Kaesang sebagai pendamping.

"Nanti Anies sendiri akan susah menjalankan programnya, dia akan menjadi sosok yang distrustable," jelas Firman.

"Anies tahu, dia cerdas, dia tidak mau kehilangan karakternya yang sudah baik itu hanya demi menerima Kaesang yang belum tentu juga menang kalau malah Kaesang wakilnya," tambahnya.

Firman lantas mewanti-wanti Anies agar hati-hati dalam memilih wakil. Dia mengatakan sosok yang cocok menjadi wakil Anies mesti figur yang baik serta memiliki nuansa perubahan.

"Makanya hati-hati juga Anies, harus pilih hati-hati. Jadi banyak defisitnya nanti, bisa jadi malah sulit dalam memenangkan kontestasi karena ada faktor Kaesangnya," katanya.

Ia pun menilai PKB tidak akan menarik dukungan kepada Anies meskipun tak memilih Anies sebagai calon wakil gubernur.

Terpisah, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memaparkan kekurangan dan kelebihan duet Anies-Kaesang.

Menurut Adi, pertarungan dan persaingan politik di Jakarta ini bisa dikatakan selesai jika Anies menggandeng Kaesang. Sebab, kata dia, Anies dan Kaesang merupakan dua kutub yang selama ini bertolak belakang.

"Artinya apa, ya pertarungan Pilgub Jakarta menurut saya cenderung bisa dipastikan relatif akan mudah dimenangkan oleh pasangan ini," kata Adi kepada Indonesia.com, Kamis (20/6) malam.

"Karena apapun, Anies itu adalah wujud lain dari oposisi, sementara Kaesang itu adalah wajah lain dari kubu kekuasaan politik hari ini. Itu plusnya," ucapnya.

Adi juga menilai apabila duet ini terjadi, maka bisa dianggap sebagai rekonsiliasi politik antara Kaesang sebagai replika politik Jokowi dengan Anies yang selama ini menjadi antitesa Jokowi.

Namun, andai duet ini terjadi, Adi menilai akan ada banyak kekurangan. Ia menyebut duet ini akan menegaskan bahwa kontestasi politik selama ini bukan berdasarkan pada ideologi, tetapi hanya persoalan kongsi politik yang sifatnya sesaat.

"Karena dari dulu orang mempersepsikan Kaesang sebagai wajah lain dari Jokowi, ini kan sangat sulit untuk bisa berkompromi dengan Anies. Kalau tiba-tiba kemudian berkoalisi, berkongsi, ini menunjukkan bahwa persaingan politik selama ini tidak pernah ideologis," jelas Adi.

Adi menilai publik akan mempertanyakan perbedaan Anies dengan Jokowi jika akhirnya memutuskan duet dengan Kaesang.

Meski begitu, Adi pun melihat duet ini sulit terjadi. Hal ini bertalian dengan reaksi para elite partai politik hingga basis pendukung masing-masing kubu.

Selain itu, PKB juga dianggap tidak terlalu mewakili aspirasi dan pendukung Anies secara keseluruhan.

"Dalam praktiknya ini sulit untuk bisa diwujudkan. Karena ada kecenderungan sampai hari ini, baik kubu Anies ataupun Kaesang itu cenderung menolak," ujar dia.

(pop/tsa)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat