Kenapa Tajikistan Negara Mayoritas Muslim Malah Larang Gunakan Hijab?
![Kenapa Tajikistan Negara Mayoritas Muslim Malah Larang Gunakan Hijab? Tajikistan menjadi sorotan usai mengesahkan rancangan undang-undang larangan penggunaan hijab pada pekan lalu.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/06/25/perempuan-tajikistan_169.jpeg?w=650&q=90)
Tajikistan menjadi sorotan usai mengesahkan rancangan undang-undang larangan penggunaan hijab pada pekan lalu.
Parlemen negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut mengadopsi rancangan UU tentang "tradisi dan perayaan".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam RUU itu, parlemen Tajikistan, Majlisi Milli, melarang penggunaan, mengimpor, menjual, dan memasarkan "pakaian asing bagi budaya Tajik".
Dikutip kantor berita independen Tajikistan, Asia Plus, Presiden Emomali Rahmon memang menganggap pakaian keagamaan termasuk hijab sebagai "pakaian asing".
ADVERTISEMENT
Dalam aturan baru ini, warga pun dianjurkan untuk semakin sering memakai pakaian nasional Tajikistan.
RUU itu juga mencakup sanksi administratif dan denda bagi para pelanggarnya.
Padahal, negara di Asia Tengah itu memiliki penduduk mayoritas Muslim.
Berdasarkan data sensus 2020, sekitar 96 persen dari total 10,3 juta penduduk Tajikistan merupakan umat Muslim.
Lantas, kenapa Tajikistan menerapkan larangan penggunaan hijab?
Sejak berkuasa pada 1994, "presiden seumur hidup" Tajikistan, Emomali Rahmon, memang ingin menjadikan negara tersebut sekuler.
Sebelum ada RUU terbaru ini, Tajikistan memang sudah membatasi dan melarang penggunaan hijab dan atribut keagamaan di lingkungan sekolah dan tempat kerja.
Dengan aturan baru ini, pemerintahan Rahmon ingin memperluas aturan itu dengan melarang atribut keagamaan terutama hijab di tempat publik.
Dikutip Euro News, salah satu alasan pemerintah melarang penggunaan hijab dan atribut keagamaan lainnya adalah "demi melindungi nilai-nilai budaya nasional" dan "mencegah takhayul serta ekstremisme".
Larangan hijab ini pun dianggap bagian dari agenda Presiden Rahmon untuk lebih mempromosikan budaya Tajik dan bertujuan mengurangi religiusitas masyarakat.
Di bawah pemerintahan Rahmon, Tajikistan telah mengalami serangkaian perubahan dan larangan hijab menjadi yang terbaru.
Sementara itu, dilansir Live Mint, salah satu perubahan besar terjadi pada 2016, menyusul amandemen Konstitusi Tajikistan yang menghapus batasan masa jabatan presiden.
Dia juga melarang partai politik berbasis agama beroperasi karena dianggap dapat menentang partainya.
(rds/rds)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
KPU: Usia Cagub-Cawagub Harus 30 Tahun saat Pelantikan 1 Januari 2025
-
Anggota Komisi III DPR Soroti OTT KPK: Belakangan Sepi
-
Menko Polhukam Pimpin Rapat Koordinasi soal PDN
-
Ramai-ramai Kutuk Israel Sahkan Pos Permukiman di Tepi Barat
-
FOTO: Tolak Ubah Usia Wamil Israel, Warga Yahudi Bentrok dengan Polisi
-
VIDEO: Serangan bom Rusia ke Kharkiv, Bayi 8 Bulan Jadi Korban Luka
-
Jokowi Bidik Rp8.178 T dari Family Office yang Layani Crazy Rich
-
NIK Jadi NPWP Resmi Berlaku Hari Ini
-
Inflasi Juni Capai 2,51 Persen Gara-gara Harga Makanan - Minuman
-
Euro 2024: Kane Yakin Inggris Dapat Momentum Usai Gebuk Slovakia
-
Kata-kata Sang Adik usai Zhang Zhi Jie Kolaps dan Meninggal
-
Daftar 5 Tim Negara Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
PDNS Diretas, Data dan Pencairan KIP Kuliah Aman?
-
Bahaya Kebocoran Data Pribadi, Termasuk Dicatut Buat Pinjol
-
BYD Buka Dealer 4S di Jantung Kota Jakarta
-
Perpanjangan SIM Harus Pakai BPJS Dimulai Hari Ini
-
Siap-siap Ramai di Jalan, BYD Serahkan 1.000 Mobil Listrik ke Konsumen
-
Ipar Adalah Maut Tembus 3,5 Juta Penonton, Dekati Capaian Siksa Kubur
-
Wonderland, Film Park Bo-gum hingga Suzy Tayang Juli 2024 di Netflix
-
Voice of Baceprot Usai Debut di Glastonbury: Baceprot till Die!
-
Kala Dua Desainer India Hipnotis Panggung Couture Paris
-
Bayi Meninggal Usai Vaksin, Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso