yoldash.net

Netanyahu Ngotot Perang Akan Lanjut Meski Gencatan Senjata

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan perang di Jalur Gaza akan terus berlanjut meskipun ada kesepakatan gencatan senjata.
Pasukan Israel kepung Kantor UNRWA PBB di Jalur Gaza. (REUTERS/DYLAN MARTINEZ)

Jakarta, Indonesia --

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan perang di Jalur Gaza akan terus berlanjut meskipun ada kesepakatan gencatan senjata.

Dalam wawancara dengan Channel 14 Israel, Netanyahu menyatakan dirinya terbuka untuk kesepakatan "parsial" yang akan memfasilitasi pembebasan sandera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, ia tidak akan setuju dengan kesepakatan apa pun yang menetapkan bahwa perang di Jalur Gaza harus dihentikan.

"Tujuan kami adalah untuk memulangkan para sandera dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza," kata Netanyahu, seperti dikutip Al Jazeera.

ADVERTISEMENT

Bulan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyodorkan proposal gencatan senjata yang mendesak Hamas dan Israel berhenti berperang selama enam pekan serta membebaskan masing-masing sandera.

Proposal ini juga berisi upaya negosiasi mengenai gencatan senjata permanen jika gencatan senjata enam pekan berhasil dilakukan. Namun, wacana ini ditentang keras oleh Israel.

Israel tak setuju untuk berhenti berperang sepenuhnya lantaran ingin membasmi habis Hamas.

Padahal, menurut para pejabat AS, Israel telah menyetujui proposal tersebut sebelum Biden menyodorkannya.

Hamas sementara itu telah menyambut baik usulan tersebut. Kendati demikian, menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Hamas mengajukan sejumlah perubahan yang akhirnya membuat proses pembicaraan mandek karena menunggu lama persetujuan Hamas.

Dalam kesempatan yang sama, Netanyahu juga bicara kepada Channel 14 bahwa dirinya akan segera menghentikan operasi militer di Rafah.

Nantinya, kata dia, pasukan militer akan ditempatkan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.

"Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir," katanya.

"Bukan berarti perang akan segera berakhir, tetapi perang dalam fase intens di Rafah akan segera berakhir," lanjut Netanyahu.

Perbatasan utara Israel belakangan memang sedang panas-panasnya imbas tewasnya komandan senior Hizbullah, kelompok milisi di Lebanon selatan. Israel menyatakan telah menyetujui rencana perang dengan Hizbullah.

Hizbullah juga tak gentar dengan rencana tersebut dan balik menantang Israel.

Konflik Israel dan Hizbullah sendiri terjadi bersamaan dengan pecahnya agresi Zionis di Gaza. Hizbullah mengklaim menyerang Israel sebagai bentuk solidaritas dengan kelompok Hamas.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 37.500 orang. Mayoritas korban ialah anak-anak dan Palestina.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat