Korsel-AS Geram Lihat Putin dan Kim Jong Un 'Mesra'
![Korsel-AS Geram Lihat Putin dan Kim Jong Un 'Mesra' Tanggapi hubungan 'mesra' Putin dan Kim Jong Un, AS dan Korsel sebut kerja sama semacam itu pelanggaran terhadap resolusi DK PBB.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/06/19/nkorea-russia-diplomacy_169.jpeg?w=650&q=90)
Pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat mengecam keras kerja sama pertahanan baru antara Korea Utara dan Rusia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel Cho Tae Yul dan Menlu AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (21/6) bahwa kerja sama semacam itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua Menlu ini sempat melakukan panggilan telepon pada Kamis (20/6), sehari setelah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un pada Rabu (19/6).
Cho dan Blinken berdiskusi tentang cara merespons pakta pertahanan baru Korut-Rusia. Mereka juga sepakat untuk memantau dengan cermat situasi saat ini.
ADVERTISEMENT
Menurut pernyataan, Blinken berjanji bahwa Washington akan mempertimbangkan berbagai cara untuk merespons ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas internasional yang dilakukan oleh Rusia-Korut.
Pada Kamis, penasihat Keamanan Nasional Korsel Chang Ho Jin juga mengatakan hendak meninjau rencana memasok senjata ke Ukraina sebagai tanggapan atas pakta pertahanan kedua negara itu.
Putin dan Korut menandatangani sejumlah perjanjian, termasuk pakta pertahanan bersama, kala bertemu di Pyongyang, Rabu lalu.
Pakta bertajuk "kemitraan strategis komprehensif" ini mencakup klausul pertahanan bersama apabila terjadi agresi terhadap salah satu negara.
"Perjanjian kemitraan komprehensif yang ditandatangani hari ini antara lain memberikan bantuan timbal balik jika terjadi agresi terhadap salah satu pihak dalam perjanjian ini," kata Putin seperti dikutip Reuters.
Kerja sama itu terjadi di saat Putin melakukan lawatan ke Korut. Dalam kesempatan itu, Putin juga mengatakan bahwa Rusia membuka peluang untuk bekerja sama secara militer dengan Pyongyang.
Dia turut menyinggung soal tindakan negara Barat mengirim senjata jarak jauh ke Ukraina yang dipakai untuk berperang. Menurutnya, pengiriman senjata itu melanggar perjanjian besar.
"Sehubungan dengan hal ini, Rusia tak mengecualikan pengembangan kerja sama teknis militer dengan Republik Demokratik Rakyat Korea (nama resmi Korut)," ujar dia.
Terkini Lainnya
-
Kades di Maluku Barat Daya Tersangka Korupsi Dana Desa Rp1,2 Miliar
-
Gibran Pastikan Prabowo Siap Bekerja Lagi Usai Operasi Cedera Kaki
-
Viral Ojol Terima Order Mi Instan Berisi Sabu, Polisi Turun Tangan
-
30 Jenderal Senior Israel Desak Netanyahu Setop Perang dengan Hamas
-
Siapa Yahudi Ultra-ortodoks Haredim yang Tolak Jadi Tentara Israel?
-
VIDEO: 116 Orang Tewas Terinjak-injak saat Festival Keagamaan di India
-
Jokowi Resmikan Pabrik Baterai-Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
-
Apa Itu Deflasi yang Dialami Indonesia Dua Bulan Terakhir?
-
Harga Minyak Menguat Tipis Berkat Prospek Kenaikan Permintaan AS
-
Zhang Zhi Jie Meninggal, Shi Yu Qi Ubah Duka Jadi Semangat Membara
-
Daftar Peringkat FIFA 8 Tim yang Lolos Perempat Final Euro 2024
-
Daftar 8 Tim Negara Lolos Perempat Final Copa America 2024
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Penampakan Komputer Tertua di Dunia dari Yunani, Bisa Apa?
-
Studi Jelaskan Kenapa Ada Orang yang Belum Pernah Kena Covid-19
-
Insentif Mobil Hybrid Diminta Setara Mobil Listrik
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
Siapa Pesaing Vinfast VF 5, Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan?
-
Ayu Ting Ting Enggan Menutup Diri Meski Gagal Nikah Lagi
-
Kris Dayanti Beber Rencana Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah
-
Teka-teki Resep Rahasia Krabby Patty, Apa Saja?
-
INFOGRAFIS: Pertolongan Pertama pada Korban Henti Jantung
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso