yoldash.net

Kesaksian WNI Soal Udara 'Membara' Saudi dan Tumbangnya Jemaah Haji - Halaman 2

Panas ekstrem yang melanda Arab Saudi, meski sempat dijeda hujan sesaat, masih menghantui jemaah haji. Simak kesaksian WNI tentang efek fenomena ini.
Ilustrasi. Jemaah haji di Saudi sempat merasakan ademnya turun hujan 15 menit. (iStockphoto/Polina Panna)

Sepenuturan Hakim, suhu panas sempat berkurang tatkala Mina diguyur hujan selama 15 menit.

"Ini sangat jarang terjadi, ada hujan alhamdulillah. Walaupun cuma 15 menit, tapi lumayan bisa menurunkan suhu udara," ucapnya.

Kata Hakim, hujan kemarin adalah satu-satunya yang ia saksikan sejak bermalam di Mina pada 16 Juni, bahkan sejak mendarat di Bandar Udara Internasional Raja Abdulaziz (BUIRA), Jeddah, pada 7 Juni, dan beraktivitas di Mekah sampai 15 Juni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hujan biasanya turun di Bulan November," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Hakim turut membagikan dua buah video berdurasi pendek, yang merekam orang-orang di atas beberapa gedung, termasuk para jemaah haji yang bersuka ria menyambut datangnya hujan. Sebagian terlihat mengangkat ponsel mereka dan mengabadikan momen ini.

Menurutnya, tak sedikit dari mereka yang kemudian nampak bersyukur dengan memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.

"Itu orang-orang yang pada mau berangkat lempar jumrah, mereka terlihat senang sekali terus pada berdoa," bebernya.

Dengan rangkaian ibadah haji tersisa, yakni lontar jumrah terakhir Hakim berharap fisik serta mentalnya masih bisa menyesuaikan suhu tinggi di Arab Saudi. Dia berdoa pula supaya para jamaah dari seluruh dunia bisa menjadi haji mabrur.

Sementara itu, Konsul Haji Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Nasrullah Jasam menyebut 138 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia selama berada di Arab Saudi.

"Faktor heat stroke (serangan panas) memang ada. Sampai saat ini heatstroke menjadi penyebab secara langsung tidak ada, tetapi menjadi penyebab antara ada," kata dia kepada Indonesia.com, Senin (17/6).

Faktor utama pemicunya sebagian besar adalah karena penyakit bawaan, contohnya penyakit jantung iskemik, jantung hipovolemik, radang paru-paru, neoplasma, pneumonia, asma, gagal ginjal, tuberkulosis, hingga hipertensi paru.

Ia menyebut belum ada jemaah haji asal Indonesia yang tercatat meninggal karena heat stroke akibat cuaca panas. Namun, kata dia, serangan panas ini memengaruhi kondisi kesehatan para jemaah.

Tahun ini, musim haji di Arab Saudi dilanda panas ekstrem dengan suhu berkisar antara 45 sampai 48 derajat Celsius. Otoritas Saudi mengimbau jemaah untuk mematuhi pedoman kesehatan yang telah ditetapkan.

Kementerian Kesehatan Saudi juga menginstruksikan jemaah menggunakan alat penyiram air kecil guna mendinginkan wajah di suhu tinggi.

Petugas haji pun telah mengantisipasi panas ekstrem dengan memasang penyejuk udara yang memancarkan air ke berbagai titik. Para jemaah diharapkan tak akan kepanasan dan mendapat kesegaran melalui sistem tersebut

(kum/arh)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat