yoldash.net

6 Kandidat Maju Pilpres Iran usai Kematian Presiden Ebrahim Raisi

Enam capres akan bersiang dalam pilpres Iran 28 Juni, usai kematian Presiden Ebrahim Raisi akibat kecelakaan helikopter.
Enam nama bersaing dalam pilpres Iran usai kematian Presiden Ebrahim Raisi akibat kecelakaan helikopter. Foto: AFP PHOTO / ATTA KENARE

Daftar Isi
  • Mohammad Bagher Qalibaf
  • Saeed Jalili
  • Alireza Zakani
  • Mostafa Pourmohammadi
  • Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi
  • Masoud Pezeshkian
Jakarta, Indonesia --

Enam nama dipastikan maju dalam pemilihan presiden (pilpres) Iran, yang akan digelar pada 28 Juni mendatang.

Pilpres Iran digelar lebih cepat setelah Presiden Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei lalu.

Dilansir New Arab, ada sekitar 80 politisi yang mendaftar untuk pilpres ini. Namun Dewan Wali Iran hanya menyetujui enam dari puluhan pendaftar itu untuk mencalonkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan Wali adalah salah satu lembaga politik paling kuat di Iran. Enam anggotanya diangkat langsung oleh Pemimpin Tertinggi, sementara enam lainnya diangkat secara tidak langsung oleh Pemimpin Tertinggi.

ADVERTISEMENT

Berikut enam nama politisi yang disetujui Dewan Wali untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Iran.

Mohammad Bagher Qalibaf

Qalibaf dikenal selama bertahun-tahun sebagai kepala kepolisian Iran. Selama perang Iran-Irak, dia adalah anggota Korps Garda Revolusi Iran (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC).

Mantan Komandan IRGC itu kini menjabat sebagai ketua parlemen. Qalibaf sebelumnya dituduh terlibat dalam beberapa kasus korupsi, namun tidak pernah diadili.

Saeed Jalili

Jalili adalah seorang veteran militer yang ikut bertempur dalam perang Iran-Irak sebagai anggota pasukan paramiliter Basij. Usai kalah dalam perang itu, dia bergabung ke lingkaran politisi garis keras Iran.

Politisi berusia 58 tahun itu sekarang menjabat sebagai wakil pemimpin tertinggi di Dewan Keamanan Nasional Iran. Badan ini membentuk kebijakan nuklir dan urusan luar negeri Iran.

Pada 2007, dia cukup dikenal usai ditunjuk sebagai sekretaris Dewan Keamanan Nasional, yang bertanggung jawab atas diskusi terkait nuklir dengan negara-negara Barat.

Alireza Zakani

Zakani merupakan salah satu veteran perang di pasukan paramiliter Basid dan IRGC. Saat ini pria berusia 58 tahun itu menjabat sebagai Wali Kota Teheran.

Zakani adalah salah satu tokoh IRGC yang berperan aktif dalam penindasan gerakan mahasiswa tahun 1999 di Teheran. Dia sangat menentang negosiasi dan hubungan dengan negara-negara Barat.



Mostafa Pourmohammadi

Sebagai seorang ulama garis keras, Pourmohammadi dikenal karena keterlibatannya dalam salah satu periode kelam pembersihan pembangkang di Iran pasca revolusi.

Dia dan mendiang Presiden Raisi adalah bagian dari komite beranggotakan empat orang, yang memerintahkan hukuman mati bagi ribuan tahanan politik.

Sikap tegas Pourmohammadi dalam menghadapi para pembangkang, membawanya pada posisi tertinggi dalam sistem peradilan Iran. Kini ia menjabat sebagai Direktur Pusat Dokumen Revolusi Iran.

Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi

Ghazizadeh Hasemi baru berusia 15 tahun, saat bergabung dengan pasukan paramiliter Basij yang bertempur dalam perang Iran-Irak.

Dia menjabat sebagai legislator dari kampung halamannya, Fariman, selama 20 tahun. Dia pernah jadi satu dari empat kandidat pada Pilpres 2021, dan memperoleh jumlah suara terendah yakni 3,46 persen.

Masoud Pezeshkian

Pezeshkian adalah seorang dokter. Namun tak seperti mantan anggota IRGC dan Basij yang mendapat kuota beasiswa, dia masuk sekolah kedokteran Universitas Tabriz sebelum revolusi 1979.

Pria berusia 69 tahun ini disebut dekat dengan kelompok Islam, yang memperoleh kekuasaan usai resolusi. Saat perang Iran-Irak. Pezeshkian ada di garis depan sukarelawan untuk mengatur tim medis.

Dia menjadi satu-satunya kandidat yang dekat dengan kaum reformis, yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan di kabinet mantan presiden Mohammad Khatami.

(dna/dna)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat