yoldash.net

Jokowi Harap Kematian Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jokowi berharap wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak berdampak pada perekonomian global, terutama pada kenaikan harga minyak dunia.
Jokowi berharap wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak berdampak pada perekonomian global, terutama pada kenaikan harga minyak dunia. (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi  tidak berdampak pada perekonomian global, terutama pada kenaikan harga minyak dunia.

Ia juga menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Raisi dan rombongan dalam kecelakaan pesawat.

"Pertama-tama, pemerintah dan masyarakat Indonesia menyatakan duka yang mendalam atas wafat, meninggalnya, Presiden Raisi di kecelakaan helikopter yang ditumpangi oleh beliau," kata usai mengunjungi korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harapkan tidak berdampak pada ekonomi global, utamanya yang berkaitan dengan dengan harga minyak. Kalau berdampak dengan harga minyak, nanti akan berdampak ke mana-mana, ke kenaikan harga lain," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Kemarin (20/5), harga minyak mentah naik tipis saat pembukaan perdagangan imbas belum jelasnya nasib presiden Iran usai helikopter yang ditumpanginya kecelakaan.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen atau 0,3 persen menjadi US$84,24 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik 15 sen atau 0,2 persen menjadi US$80,21 per barel.

Helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi jatuh pada Minggu (19/5) kemarin. Seorang pejabat Iran kepada Reuters mengatakan nyawa Presiden Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian terancam. Esoknya, pemerintah Iran resmi mengumumkan Presiden Raisi tewas dalam kecelakaan tersebut.

Sementara hari ini Selasa (21/5), harga minyak dunia turun di awal perdagangan Asia. Ini terjadi karena investor mengantisipasi inflasi dan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Tingginya inflasi dan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) disinyalir menekan permintaan minyak dari konsumen dan industri.

Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 12 sen atau 0,1 persen menjadi US$83,34 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 8 sen atau 0,1 persen menjadi US$79,72 per barel.

[Gambas:Video CNN]

(ned/pta)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat