yoldash.net

Israel Bersiap Giring Warga Palestina dari Rafah usai Tertunda

Pasukan IDF Israel menyatakan siap menggiring warga Palestina dari Rafah, ujung selatan Jalur Gaza yang belakangan tertunda imbas serangan Iran, 13 April lalu.
Israel bakal giring warga Palestina dari Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. (AFP/MOHAMMED ABED)

Jakarta, Indonesia --

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan siap menggiring warga Palestina dari Rafah, ujung selatan Jalur Gaza yang belakangan tertunda imbas serangan Iran pada 13 April.

Wall Street Journal melaporkan pasukan militer bakal mengevakuasi penduduk dari lokasi penampungan jutaan warga Gaza tersebut selama sekitar dua hingga tiga pekan sejak operasi dilancarkan. Kendati begitu, belum diketahui kapan operasi itu dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pejabat Israel dan Mesir, proses evakuasi ini akan dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya.

Dilansir dari The Times of Israel, pasukan militer nantinya akan memindahkan penduduk salah satunya ke Kota Khan Younis, kota terdekat dari Rafah. Di sana, militer mengklaim akan membangun penampungan dan menyediakan tenda-tenda, makanan, serta fasilitas medis.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, IDF akan secara bertahap menggiring pasukan memasuki Rafah, terutama ke wilayah-wilayah yang diyakini menjadi tempat beroperasi kelompok Hamas.

Pejabat-pejabat Mesir menduga pertempuran di Rafah kemungkinan berlangsung selama enam pekan.

"[IDF] memiliki rencana yang sangat ketat karena situasi di sana begitu kompleks," kata seorang pejabat keamanan Israel.

"Ada respons kemanusiaan yang terjadi pada saat bersamaan," lanjut dia.

Laporan ini muncul setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan Washington tak ingin menyaksikan warga Palestina dievakuasi dari Rafah sesuai niat Israel.

"Kami tidak ingin melihat warga Palestina dievakuasi dari Rafah kecuali jika ingin mengembalikan mereka ke rumahnya," kata Miller.

AS berulang kali telah menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana Israel menyerang Rafah. Pasalnya, wilayah itu saat ini menjadi tempat pengungsian 1,4 juta warga Palestina imbas agresi. Situasi kemanusiaan di sana pun tak berlangsung baik.

"Kami pikir tak ada cara yang efektif untuk mengevakuasi 1,4 juta warga Palestina. Tak ada cara untuk melakukan operasi di Rafah yang tidak akan menyebabkan kerusakan sipil besar-besaran dan menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan," ucap Miller.

Sejak beberapa waktu terakhir, Israel berencana menyerang Rafah untuk memberantas Hamas yang diyakini menjalankan operasi di tengah masyarakat sipil di kota tersebut.

Israel menyatakan Hamas hanya bisa dilenyapkan jika mereka menggelar operasi militer skala besar di Rafah. Zionis pun berjanji bakal mengevakuasi semua warga Palestina sebelum meluncurkan serangan.

Israel juga berjanji akan memastikan keamanan pengiriman bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.

Pekan lalu, para pejabat AS dan Israel melakukan pertemuan daring mengenai rencana operasi militer Israel di Rafah. Namun, hingga pertemuan berakhir, Washington masih tak yakin bahwa Israel bisa memastikan keamanan warga sipil dan bantuan kemanusiaan sesuai rencana tersebut.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat