yoldash.net

Review Drama: Death's Game

Simak ulasan CNN Indonesia tentang film Death's Game yang dibintangi Seo In-Guk dan Park So-dam.
Review drama: Death's Game punya banyak alasan untuk disaksikan selain karena plot yang hidup karena akting paripurna semua pemain. (Prime Video)

Jakarta, Indonesia --

Menyaksikan Death's Game seperti menaiki wahana yang begitu menyenangkan karena meninggalkan kesan mendalam setelahnya. 

Permainan emosi di setiap episodenya benar-benar bisa dinikmati karena plot yang cepat dan rapi, serta akting paripurna para pemain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama-nama para bintang membuat Death's Game jelas terlihat sebagai drama mahal. Namun, kesan mahal itu juga terasa dari plot dan cara pengemasan drama tersebut.

Salah satu poin plus untuk drama ini adalah penggambaran karakter yang diperankan bintang papan atas sehingga mendapatkan spotlight masing-masing secara pas.

ADVERTISEMENT

Awalnya, Seo In-guk selaku pemeran utama mungkin terasa mendapatkan porsi penampilan tak sebanyak aktor-aktor pendukung yang menjadi 'rumah baru' bagi jiwa karakternya, Choi Yee-jae.

Namun, semua terbalas pada bagian kedua Death's Game yang membuat Seo In-guk total menampilkan perubahan emosi dan cara berpikir Choi Yee-jae tentang hidup dan kematian setelah lewati serangkaian reinkarnasi.

[Gambas:Video CNN]



Begitu pula dengan Park So-dam sebagai Death yang secara perlahan tapi pasti menguraikan kompleksitas karakternya di bagian kedua drama ini.

Sung Hoon dan Jang Seung-jo jadi contoh lainnya. Sebagai bagian reinkarnasi yang muncul sekilas, karakternya dan kehadiran mereka meninggalkan kesan cukup mendalam bagi penonton.

Semua berkat penulisan apik cerita tiap episode dengan kejutan-kejutan yang disisipkan. Sutradara sekaligus penulis naskah Ha Byung-hoon menjaga alur cerita tetap singkat karena pace yang begitu cepat dari episode satu ke yang lain.

Cara itu terasa berhasil dalam menuangkan seluruh pesan dan inti cerita dari webtun original karya Lee Won-sik dan Ggoolchan ke layar kaca dengan memperdalam eksplorasi emosi setiap karakternya.

Drama Korea Death's Game (2023)Review drama Death's Game: setiap karakter tetap bisa mencolok dalam porsinya masing-masing berkat penulisan naskah adaptasi yang apik. (Prime Video)

Bagian pertama Death's Game memang terasa seperti empat cerita yang berdiri sendiri-sendiri. Kendati demikian, semua rapi dijahit jadi satu melalui empat episode lainnya di bagian kedua.

Terlebih lagi ketika menampilkan seluruh gabungan memori para karakter yang menjadi klimaks cerita di salah satu episodenya.

Meski memiliki satu pesan utama, tiap episode Death's Game mengkritik situasi sosial yang berbeda-beda, seperti kekerasan terhadap anak, perundungan di sekolah, perilaku korup pemerintah dan aparat, penyalahgunaan kekuasaan, pengangguran, hingga insecurity yang bisa dengan mudah terhubung dengan masyarakat dewasa kini.

Sehingga, rasa lelah emosional sangat bisa dirasakan apabila binge-watching drama yang berulang kali menampilkan adegan penembakan, kekerasan fisik, serta kenestapaan di dalamnya.

Adegan-adegan tersebut membuat Death's Game berpotensi triggering penonton.

Lanjut ke sebelah...

 

Masalah depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi itu, Anda disarankan menghubungi pihak yang bisa membantu. Misalnya saja Komunitas Save Yourselves melalui Instagram @saveyourselves.id, Yayasan Sehat Mental Indonesia melalui akun Line @konseling.online, atau Tim Pijar Psikologi https://pijarpsikologi.org/konsulgratis.

 

Review Drama: Death's Game

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat