yoldash.net

Kisruh Coldplay-BMTH, Indonesia Belum Punya Budaya Konser yang Baik? - Halaman 2

Suara sumbang dari stadion bukan hanya terjadi di konser Coldplay, tetapi juga sejumlah konser lainnya di Indonesia.
Kasus budaya menonton yang belum baik juga sempat terjadi di sejumlah konser lainnya, misalnya konser NCT 127 pada November 2022. (CNN Indonesia/Adi Maulana)

Mereka akan menyusun tahapan pengurusan perizinan untuk menyelenggarakan pertunjukan musik hingga memantau prosedur operasi standar itu hingga diimplementasikan dengan baik. Namun hingga kini, belum ada perkembangan berarti.

Pada September 2023, APMI mengumumkan bahwa perbaikan manajemen konser baru berupa uji coba digitalisasi perizinan event musik dengan tujuan menyederhanakan perizinan penyelenggaraan yang selama ini jadi keluhan promotor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Instagram]



ADVERTISEMENT

Sertifikasi hingga Pindah Lokasi

Ketika gagasan soal sertifikasi promotor untuk memastikan adanya kualitas yang sama antar pelaksana konser diutarakan, Revie menilai bahwa ide itu memang sudah mulai bermunculan.

Sertifikasi promotor sebenarnya tidaklah asing, seperti yang digelar salah satunya oleh Berklee College of Music di Boston, Amerika Serikat. Kampus yang didirikan pada 1945 itu punya program sertifikasi profesional terkait pelaksana pertunjukan musik yang masuk dalam bidang ilmu Music Marketing.

"Ada keresahan yang timbul. Apakah ini perlu dimasukkan ke ranah legal? Nah ini bahkan penelitian terdahulunya juga belum ada," kata Revie.

Penggemar Slipknot atau maggots menyaksikan penampilan idola mereka di Empire Stage, Hammersonic 2023, 19 Maret 2023. (Indonesia/Adi Maulana)Penggemar Slipknot atau maggots menyaksikan penampilan idola mereka di Empire Stage, Hammersonic 2023, 19 Maret 2023. (Indonesia/Adi Maulana)

"Di luar [negeri] itu harusnya ada klasifikasi promotor bergantung skala penonton, kalau tidak sanggup sesuai porsi itu kan fatal. Pun promotor harus bisa membuktikan kemampuan mereka ke pihak regulator [pemerintah]," lanjutnya.

Di Amerika Serikat, seperti yang dijelaskan oleh laman US Legal, mewajibkan setiap promotor mesti memiliki sertifikat pendaftaran promotor atau izin, serta mengikuti aturan yang sudah ditetapkan asosiasi penampil musik American Federation of Musicians (AFM).

Selain itu, Negara Bagian Alaska di Amerika Serikat juga memiliki statuta dan peraturan untuk promotor konser yang dirilis pada Juli 2023.

Bukan hanya soal keabsahan identitas promotor, aturan itu juga menyebut hingga ketentuan pengembalian dana ke penonton. Meski begitu, belum ada ketentuan lebih rinci mengenai pembagian promotor berdasarkan kapasitasnya.

"Harusnya standarisasi itu memang diatur, termasuk rancangan keuangan yang dimiliki oleh tiap-tiap promotor. Enggak bisa yang abal-abal istilahnya," kata Revie.

"Nah kemunculan banyak promotor tiba-tiba itu juga menjadi salah satu anomali. Sekarang mau bikin promotor juga sangat mudah, yang ditawarkan tinggal lineup bagus," lanjutnya.

Lebih lanjut, Revie juga punya pandangan tersendiri soal lokasi konser di Indonesia yang dirasa juga tidak proporsional, terutama untuk konser-konser besar selain festival yang memiliki penonton di atas 50 ribu orang.

"Mungkin ini usulan dari saya, penyelenggaraan konser sebesar itu mungkin sudah tidak bisa lagi dilakukan di tengah kota. Kalau kita lihat kondisi lalu lintas kita kan sangat tidak ideal," kata Revie.

"Sepertinya mungkin pilihannya di luar-luar area Jakarta, tapi kapasitas dan infrastrukturnya terbatas. Yang mana ada urgensi untuk develope area baru juga dengan infrastruktur yang tepat untuk konser berskala besar." lanjutnya.

(far/end)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat