yoldash.net

Akhir Semrawut Konser Bring Me The Horizon di Jakarta

Semula semuanya terasa berjalan tepat, hingga kemudian konser Bring Me The Horizon di Jakarta mendadak dipotong dan bubar di tengah jalan.
Jika menetapkan standar penyelenggaraan konser yang proporsional, konser BMTH di Jakarta kemarin tentu tidak memenuhi berbagai syaratnya. (Amy Harris/Invision/AP)

Jakarta, Indonesia --

"So tell all your friends. This is the end of everything."

Kalimat itu mungkin paling tepat menggambarkan bagaimana akhir dari konser Bring Me The Horizon (BMTH) di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta Utara, Jumat (10/11).

Bait dari lagu AmEN! (2023) yang dielu-elukan ribuan penggemar BMTH pada Jumat (10/11) itu tak disangka akan menjadi kenyataan di akhir konser tanpa penutup tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMTH sebenarnya sudah menunjukkan kalibernya sebagai band rock terkemuka di awal konser tersebut. Band asal Sheffield bentukan 2004 ini sudah begitu dinantikan penggemarnya di Indonesia.

Meski kembali tampil tanpa kibordis Jordan Fish, BMTH sudah membuat Beach City International Stadium jadi saksi bagaimana mereka dan musiknya begitu menyatu dengan ribuan penggemar.

ADVERTISEMENT

Can You Feel My Heart menjadi lagu yang dipilih oleh Oliver Sykes dkk untuk membuka pertunjukan tersebut, usai permainan tata lampu dan visualisasi ala cyberpunk tampil selama beberapa menit.

Getaran di venue yang saya rasakan rasanya jadi bukti bagaimana euforia penggemar di malam tersebut. Para penonton bukan hanya bernyanyi tepat dengan lantang, tapi hingga ber-moshing ria.

Belum lagi dengan gaya pongah Oli Sykes di atas panggung, ditemani stand mic mewah miliknya. Segalanya terasa cocok malam itu, pada awalnya.

"Kami merindukan kalian! Apakah kalian merindukan kami?" seru Oliver Sykes di tengah-tengah lagu, menyambut para penonton yang didominasi oleh dewasa muda. "Kami sudah siap untuk mengguncang dunia kita!"

[Gambas:Video CNN]



Sejumlah lagu lainnya dinyanyikan BMTH dari berbagai koleksi album mereka, di antaranya seperti Happy Song (2015), Teardrops (2020), The House of Wolves (2013), MANTRA (2019), Dear Diary (2020), dan Parasite Eve (2020).

Keterikatan antara BMTH dengan penggemarnya juga terlihat nyata saat Oliver Skyes memerintahkan penonton untuk menciptakan wall of death. Wall of death merupakan varian moshing ketika penonton di dua sisi panggung menabrakkan diri satu sama lain.

Atmosfer di venue saat itu sebenarnya sudah sangat mendukung, gaya busana penonton dan BMTH sudah padu, gimik panggung sudah tepat, dan setlist yang sudah membuat penonton hanyut dalam melodi.

Hingga kemudian, semua kenikmatan itu dicabut hanya dalam sekejam. Tandanya sebenarnya sudah terlihat saat Sykes menyanyikan Parasite Eve. Lagu itu sempat mengalami kendala teknis.

Konser kembali berjalan dengan setlist masuk ke Shadow Moses (2013), berlanjut ke Obey (2020), dan kendala teknis makin menjadi saat DiE4u (2021) dinyanyikan.

Lanjut ke sebelah...

Review Konser Bring Me The Horizon di Jakarta

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat