yoldash.net

Voice of Baceprot, antara Hijab, Muslim dan Metal

Voice of Baceprot merasa jengah jika dianggap band gimik, dan diliput media asing hanya karena mereka berhijab tapi memainkan musik metal.
Voice of Baceprot, meski perempuan dan berhijab tapi tetap bermusik metal. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Jakarta, Indonesia -- Nama Voice of Baceprot ramai diperbincangkan sejak viral di media sosial pada awal 2017 lalu. Mereka disebut unik. Berhijab, tapi tergabung dalam band beraliran musik metal.

Anggotanya memang disatukan sekolah yang sama. Belajar agama sejak SD, mereka membentuk Voice of Baceprot saat sama-sama sekolah di Madrasah Tsanawiyah Al-Baqiyatussolihat.

Firda Kurnia (vokal/gitar), Euis Siti Aisah (drum) dan Widi Rahmawati (bas) merasa viral hanya bonus dari kegiatan musik yang mereka lakukan secara konsisten. Tidak ada hubungannya dengan penampilan. Maka mereka jengah ketika dianggap sebagai band gimik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Disadari atau tidak, kami besar karena itu. Tapi sekarang kami lebih ingin fokuskan energi buat berkarya," kata Firda saat berkunjung ke kantor Indonesia.com.

Mereka bahkan sempat takut bermusik setelah mendapat banyak ulasan dari media internasional. Dari sana mereka memang banyak menerima hujatan dan komentar sadis.

ADVERTISEMENT

"Komen di berita luar negeri banyak yang parah. Mereka katanya akan beli album kami kalau keluar. Bukan untuk didengarkan, tapi untuk dibakar," kata Firda.


Komentar warganet Indonesia tak kalah kejam. Ada yang menyebut bahwa musik itu haram. Apalagi mereka memainkan musik metal. Padahal ketiga remaja perempuan anggotanya berhijab.

Perasaan itu perlahan menghilang karena band asal Garut itu dibimbing oleh Cep Ersa Ekasusila Satia atau akrab disapa Abah. Kata Firda, Abah menenangkan dengan meyakinkan mereka bahwa tidak ada yang salah dengan Muslim dengan musik metal.

"Muslim itu tidak marah [seperti warganet], kami sebagai Muslim bisa berkarya dengan merdeka. Muslim identitas kita dan bukan halangan berkarya," kata Firda.

Voice of Baceprot beranggotakan tiga remaja perempuan Muslim.Voice of Baceprot beranggotakan tiga remaja perempuan Muslim. (Indonesia/Bisma Septalisma)
Firda melanjutkan, "Kami sudah berhijab sebelum membentuk band metal, kami bermusik karena ingin dan hobi. Ketika orang heboh metal dan hijab kami biasa saja, apa yang salah."

Lewat musik Vpice of Baceprot-yang mengambil bahasa Sunda 'baceprot' yang berarti berisik-ingin mengubah pandangan terhadap musik metal yang selalu dianggap negatif. Mereka ingin menyajikan metal yang positif. The other side of metalism, istilah mereka.

Abah turut berperan dalam pembentukan metal positif itu. Salah satunya dengan membuat lirik lagu yang tepat. Ia menjadi tempat konsultasi saat Voice of Baceprot hendak menulis.

[Gambas:Youtube]

"Terkadang lirik mereka terlalu sarkas dan kasar. Menurut saya metal bukan kasar dalam bunyi, tapi dalam arti," kata Abah dalam kesempatan yang sama.

Mei lalu Voice of Baceprot merilis single perdana bertajuk School Revolution. Selain itu mereka sudah memiliki enam lagu yang siap dirilis. Lima di antaranya adalah Rumah Tanah Tidak dijual, DJ Oriented, The Enemy, Jalan Kebenaran dan You'll Never Walk Alone.

Tahun 2018 ini Abah ingin Voice of Baceprot stabil, lalu mulai mengejar karier di dunia internasional. "September lalu seharusnya kami main di Global Citizen Festival di Amerika, tapi batal karena visa enggak terkejar. Kalau tawaran label dari luar yang serius ada dua, salah satunya dari Inggris," kata Abah menjelaskan.

Siti menambahkan, "Kami sangat tertarik tampil di luar negeri. Kami pingin banget tampil di Wacken Open Air [salah satu festival musik metal di dunia]." (rsa/rsa)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat