Menteri ESDM Respons soal 2 Raksasa Eropa Cabut dari Proyek Smelter RI
![Menteri ESDM Respons soal 2 Raksasa Eropa Cabut dari Proyek Smelter RI Menteri ESDM Arifin Tasrif bersuara soal hengkangnya BASF dan Eramet dari rencana investasi di proyek pemurnian nikel Sonic Bay di Maluku Utara.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/11/23/raker-kementerian-esdm-komisi-vii-dpr-1_169.jpeg?w=650&q=90)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersuara soal hengkangnya dua raksasa Eropa yakni BASF dan Eramet dari rencana investasi di proyek pemurnian nikel Sonic Bay di Maluku Utara.
Menurutnya, hal tersebut tidak masalah karena masih banyak investor yang mau masuk ke proyek pemurnian nikel tersebut.
"Ya kalau mundur, ya kita cari yang lain. Masih banyak yang lain yang mau, " ujarnya di Gedung Migas, Jumat (28/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menduga BASF keluar dari Indonesia karena kemungkinan besar sudah menemukan pemasok baru untuk cadangan nikelnya.
ADVERTISEMENT
"Dia (BASF) tuh dan dalam dikatakan dia bisa mendapatkan pengamanan suplai, dia memutuskan untuk nggak masuk ke Indonesia, mungkin dia sudah di tempat lain. Tapi kita nggak taulah alasan di baliknya apa," jelasnya.
Sebelumnya, kedua perusahaan itu rencananya bakal berinvestasi pada Proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.
BASF dan Eramet sudah mengantongi legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN) untuk menggarap proyek senilai US$2,4 miliar atau setara Rp42,66 triliun (asumsi kurs Rp15.408 per dolar AS) itu.
Adapun proyek ini berupa pembangunan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP).
BASF merupakan perusahaan kimia terbesar di dunia asal Jerman. Perusahaan ini tengah berekspansi ke seluruh dunia, terutama ke Asia. Pada 2002-2005, mereka menginvestasikan 5,6 miliar euro Eropa atau sekitar Rp98,30 triliun (asumsi kurs Rp17.554 per euro Eropa) di Asia untuk pabriknya di Nanjing dan Shanghai, China dan Mangalore di India.
Sementara Eramet adalah perusahaan pertambangan dan metalurgi multinasional Prancis. Perusahaan itu memproduksi logam non-ferrous dan turunannya, nikel dan paduan superalloy, dan baja khusus berkinerja tinggi.
Terkini Lainnya
-
Jokowi Jawab PKS soal Kaesang: Saya Tak Pernah Sodorkan ke Siapapun
-
Kades di Maluku Barat Daya Tersangka Korupsi Dana Desa Rp1,2 Miliar
-
Gibran Pastikan Prabowo Siap Bekerja Lagi Usai Operasi Cedera Kaki
-
30 Jenderal Senior Israel Desak Netanyahu Setop Perang dengan Hamas
-
Siapa Yahudi Ultra-ortodoks Haredim yang Tolak Jadi Tentara Israel?
-
VIDEO: 116 Orang Tewas Terinjak-injak saat Festival Keagamaan di India
-
Jokowi Resmikan Pabrik Baterai-Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
-
Apa Itu Deflasi yang Dialami Indonesia Dua Bulan Terakhir?
-
Harga Minyak Menguat Tipis Berkat Prospek Kenaikan Permintaan AS
-
Zhang Zhi Jie Meninggal, Shi Yu Qi Ubah Duka Jadi Semangat Membara
-
Daftar Peringkat FIFA 8 Tim yang Lolos Perempat Final Euro 2024
-
Daftar 8 Tim Negara Lolos Perempat Final Copa America 2024
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Penampakan Komputer Tertua di Dunia dari Yunani, Bisa Apa?
-
Studi Jelaskan Kenapa Ada Orang yang Belum Pernah Kena Covid-19
-
Insentif Mobil Hybrid Diminta Setara Mobil Listrik
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
Siapa Pesaing Vinfast VF 5, Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan?
-
Ayu Ting Ting Enggan Menutup Diri Meski Gagal Nikah Lagi
-
Kris Dayanti Beber Rencana Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah
-
Teka-teki Resep Rahasia Krabby Patty, Apa Saja?
-
INFOGRAFIS: Pertolongan Pertama pada Korban Henti Jantung
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso