yoldash.net

Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.375 Sore Ini

Rupiah ditutup di level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6) sore. Mata uang Garuda menguat 19 poin atau 0,12 persen dari perdagangan sebelumnya.
Rupiah ditutup di level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6) sore. Mata uang Garuda menguat 19 poin atau 0,12 persen dari perdagangan sebelumnya. (ANTARA FOTO/RENO ESNIR).

Jakarta, Indonesia --

Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6) sore. Mata uang Garuda menguat 19 poin atau 0,12 persen dari perdagangan sebelumnya.

Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah menguat ke posisi Rp16.379 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak di zona hijau. Tercatat, bath Thailand menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia 0,13 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan rupee India 0,03 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, won Korea Selatan menguat 0,13 persen dan peso Filipina 0,1 persen. Di sisi lain, yuan China melemah 0,05 persen dan dan dolar Hong Kong stagnan.

ADVERTISEMENT

Senada, mayoritas mata uang negara maju pun menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,03 persen, dolar Kanada 0,06 persen, dan dolar Australia 0,15 persen.

Sedangkan, Franc Swiss melemah 0,02 persen dan euro Eropa minus 0,07 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah tak lepas dari Bank Dunia (World Bank) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil pada 2025 dan tahun-tahun mendatang.

"Proyeksi ini didorong oleh peningkatan belanja masyarakat, peningkatan investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil," kata Ibrahim seperti dikutip dari riset hariannya.

Adapun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari 2024 hingga 2026.

Sedangkan, pertumbuhan rata-rata diperkirakan dapat dicapai meskipun ada tantangan dari meredanya lonjakan harga komoditas, peningkatan volatilitas harga pangan dan energi, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

Menurut Ibrahim, keberhasilan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar berkat kerangka kebijakan makroekonomi yang kuat dari pemerintah yang membantu menarik investasi.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/agt)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat