yoldash.net

Johan Budi Cecar KPK di DPR Usai Hasil Survei Kepuasan Anjlok

Anggota Komisi III DPR, Johan Budi mencecar para pimpinan KPK soal tingkat kepuasan terhadap lembaga itu turun dalam survei Litbang Kompas 21 Juni lalu.
Anggota Komisi III DPR, Johan Budi mencecar para pimpinan KPK soal tingkat kepuasan terhadap lembaga itu turun dalam survei Litbang Kompas 21 Juni lalu. (CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri)

Jakarta, Indonesia --

Anggota Komisi III DPR, Johan Budi mencecar para pimpinan KPK soal tingkat kepuasan terhadap lembaga itu turun dalam survei yang dirilis Litbang Kompas 21 Juni lalu.

Johan Budi heran sebab tingkat kepuasan publik kepada KPK justru jauh di bawah Polri, Kejaksaan, atau bahkan DPR.

"Terakhir ada survei yang dilakukan oleh media yang tempatkan KPK ke delapan, jauh di bawah Polri, Kejaksaan bahkan DPR lebih baik dibanding KPK. Ini survei ya, tentu persepsi. Ini yang ada di persepsi publik," kata Johan Budi dalam rapat kerja di Komisi III DPR, Senin (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada para pimpinan KPK, mantan Jubir KPK itu mempertanyakan hubungan KPK dengan lembaga penegak hukum yang lain seperti Polri dan Kejaksaan.

ADVERTISEMENT

Menurut Johan, rapat tersebut menjadi waktu yang tepat jelang purna tugas para pimpinan KPK dan akhir periode DPR.

"Mungkin ada hal-hal yang sangat krusial baik itu penanganan perkara, baik itu fungsi supervisi, bagaimana hubungan KPK dengan Polri, Kejagung, KPK dengan pihak lain misalnya BPKP, BPK, apakah ada kendala-kendala? Termasuk juga menurun persepsi publik kepada KPK," katanya.

Sementara, Wakil Ketua KPK Alex Marwara blak-blakan soal sejumlah permasalahan pemberantasan korupsi di Indonesia. Termasuk hubungan KPK dengan Polri dan Kejaksaan.

Dalam UU KPK lama maupun baru, kata Alex, antara ketiganya memang diatur soal supervisi dan koordinasi. Namun, dia mengakui supervisi dan koordinasi itu tidak berjalan baik karena egosektoral lembaga.

"Egosektoral masih ada, masih ada. Kalau kami menangkap jaksa misalnya, tiba-tiba dari pihak kejaksaan menutup pintu koordinasi supervisi, sulit. Mungkin juga dengan kepolisian demikian," katanya.

Alex sendiri mengaku gagal selama delapan tahun berada di KPK. Dia juga menyoroti masalah loyalitas penyelidik dan penyidik yang dinilai bias.

"Sulitnya menjadi pimpinan KPK, karena apa, itu tadi, saya nggak tahu penyelidik, penyidik, pegawai KPK itu loyal ke siapa," kata Alex.

(thr/isn)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat